Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meyakini, Indonesia akan menjadi produsen sepatu nomor satu di dunia. Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Zulhas tersebut saat mengunjungi Indo Leather & Footwear di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

"Sekarang lihat pameran industri sepatu kita, saya berbangga ya mudah-mudahan waktu dekat kita bisa menjadi produsen nomor satu di dunia," ungkap Zulhas dikutip dari Instagram Kementerian Perdagangan, Minggu (6/8/2023).

Dia mengatakan, saat ini pemerintah tengah berupaya untuk menghilangkan hambatan tarif pada negara tujuan ekspor. Salah satunya Uni Eropa.

Dia mengatakan, dengan hilangnya hambatan tarif ini diharapkan produk Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali menguat ke level 53,3 pada Juli 2023. Angka ini naik 0,8 poin dari Juni 2023 yang berada di angka 52,5.

Laju PMI manufaktur Juli 2023 tersebut menunjukkan peningkatan kesehatan sektor manufaktur selama 23 bulan berturut-turut, dengan peningkatan tercepat dalam rekor sejak September 2022 lalu.

Menurut S&P Global, produksi di sektor produksi barang Indonesia pada Juli 2023 mengalami ekspansi pada laju tercepat dalam 10 bulan. Hal ini didukung oleh arus permintaan baru yang lebih kuat pada bulan tersebut.

Kondisi seluruh sektor industri manufaktur di Indonesia kembali menguat pada bulan Juli, didukung oleh peningkatan permintaan. Pertumbuhan permintaan baru yang lebih cepat dan efisiensi ini menyebabkan peningkatan tajam pada aktivitas produksi di awal kuartal ketiga.

Kinerja gemilang tersebut, ditandai capaian dari hasil Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, dengan menunjukkan indeks di bulan Juli sebesar 53,3 atau naik signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh level 52,5.

“Tingkat ekspansi di bulan Juli yang melonjak naik ini merupakan tertinggi sejak September 2022 atau 10 bulan terakhir. Selain itu, ekspansi PMI manufaktur kita juga konsisten selama 23 bulan berturut-turut,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (1/8).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah kesepakatan dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan dengan Kamar Dagang Indonesia di China (INACHAM) dan sejumlah pengusaha China di Chengdu, China, Jumat (28/7/2023).

Salah satu poin kesepakatan antara Jokowi dan Jinping adalah pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

"Prioritas yang ingin kami kerjakan untuk investasi sekarang ini adalah di ekosistem kendaraan listrik yang ingin kita bangun, baik bahan bakunya, sampai EV baterai sampai kendaraan listrik," ujarnya dilansir dari YouTube Setpres.

Jokowi memperkirakan produksi mobil listrik pada 2035 mencapai lebih dari 1 juta unit, dan untuk kendaraan listrik lainnya 2,4 juta unit. "Itu hitungan sementara," imbuh Jokowi.

Indonesia dan Hong Kong terus berupaya untuk meningkatkan kerja sama yang komprehensif, termasuk di sektor industri melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama industri yang dilakukan di sela kunjungan delegasi Hong Kong ke Jakarta.
 
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto lewat keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan MoU itu diharapkan menjadi tonggak sejarah baru dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Hong Kong.
 
“Kami optimis bisa membawa manfaat yang berkelanjutan bagi kedua pihak dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di masa depan,” katanya.

Delegasi Hong Kong yang dipimpin oleh Peter K. N. LAM selaku Chairman Hong Kong Trade Development Council (HKDTC) beserta 25 anggota delegasi, yang mewakili pelaku usaha, industri, dan asosiasi Hong Kong menandatangani Kerja Sama Industri antara Indonesia dan Hong Kong untuk pertama kalinya.

Industri panel surya dalam negeri bakal kedatangan sejumlah investor baru. Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Fabby Tumiwa mengungkapkan bahwa ada sekitar 5-6 perusahaan yang hendak membenamkan investasinya untuk mengembangkan pabrik panel surya, baik yang terintegrasi (dari wafer silikon ke modul atau panel surya) maupun tidak terintegrasi (hanya modul atau panel surya).

“Paling tidak akan beberapa ada perusahaan dari China dan Amerika Serikat (AS),” kata Fabby kepada Kontan.co.id, Kamis (27/7).

Menurut perkiraan Fabby, total kapasitas produksi panel surya yang hendak dikembangkan oleh 5-6 perusahaan ini mencapai 7 gigawatt (GW) sampai 10  GW per tahun. Fabby belum mengantongi informasi seputar nilai investasi yang direncanakan.