Kementerian Perindustrian telah melakukan sejumlah tindakan nyata untuk mengendalikan emisi di sektor industri, terutama dalam menekan polusi udara di Jabodetabek. Hal ini sesuai dengan hasil rapat lintas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah di Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi pada pekan lalu.
“Kemenperin bertugas untuk mengawasi sektor industri terkait emisi yang dihasilkan. Oleh karenanya, kami mendorong perusahaan industri dan pengelola kawasan industri yang memiliki pembangkit listrik sendiri untuk mengendalikan emisi gas buangnya,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (Dirjen KPAII) Kemenperin Eko S. A. Cahyanto saat melakukan kunjungan kerja di PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills di Karawang, Jawa Barat, Kamis (24/8).
Agenda pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Ministers (AEM) ke-55 berlanjut di hari Selasa. Agenda pertama dibuka dengan pertemuan AEM-Closer Economic Relations (CER) Consultations.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga sebagai AEM Chair mengatakan, hasil pertemuan tersebut mengapresiasi penandatanganan protokol kedua perubahan kedua AANZFTA (ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement).
AANZFTA adalah perjanjian perdagangan bebas antara anggota ASEAN dengan Australia dan Selandia Baru. Jerry menjelaskan, kesepakatan itu akan memberi banyak manfaat khususnya bagi Indonesia. Misalnya peningkatan arus perdagangan barang dan jasa hingga membuka peluang bagi pengusaha dan investor.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, aturan pembebasan PPN untuk impor mobil listrik Completely Built Up (CBU) belum dapat diterbitkan dalam waktu dekat. Salah satu persoalan yang menghambat adalah penentuan mekanisme pemberian insentif.
Agus mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah opsi mekanisme pemberian insentif antara lain yang berbasis investasi, produksi, dan hybrid antara keduanya. Namun memang belum dapat diputuskan opsi mana yang dipilih. Aturan ini pun masih terus dikebut, dan kini prosesnya tengah dalam tahap pembahasan bersama Kementerian Keuangan terkait detail formulasinya.
"Jujur saja sudah banyak sekali calon investor EV yang sudah menyatakan komitmen dan menunggu policy insentif ini. Jadi ketika insentif ini ditandatangan, insyaallah," katanya ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (23/8/2023).
Kuatnya Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia menjadi kebanggan dan optimisme pemerintah untuk memacu kinerja industri manufaktur Tanah Air.
Kondisi ini menjadi salah satu poin yang dibanggakan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: RAPBN dan Nota Keuangan 2024, Rabu (15/8/2023).
Dia menjelaskan bahwa PMI manufaktur global menunjukkan pelemahan. Di sisi lain, indeks growth domestic product (GDP) manufaktur Indonesia mengalami kenaikan.
"Indonesia, on the other hand, masih tetap terjaga resiliensinya, makanya kalau kita lihat negara G20 dan Asean, Indonesia bersama India, Filipina, dan Meksiko adalah empat negara yang PMI-nya itu ekspansif dan accelerated, yang lainnya either ekspansi melambat atau kontraksi," kata Sri Mulyani.
Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) mencatat kenaikan penjualan produk baja ringan dengan rata-rata kenaikan di bawah 20 persen sepanjang semester I/2023.
Ketua Umum ARFI Nicolas Kesuma mengatakan kondisi manufaktur bidang roll forming saat ini berjalan cukup stabil, masih dalam optimisme meraih peningkatan utilitas.
"Rata-rata penjualan produk baja ringan dalam negeri di semester I/2023 terhadap semester I/2022 ada peningkatan, tetapi masih di bawah target yang dituju," kata Nicolas kepada Bisnis, (22/8/2023).
Jika dibadingkan dengan tahun lalu, rata-rata permintaan baja ringan semester I/2023 tak mengalami pertumbuhan signifikan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan ekspor nonmigas Indonesia pada Juli 2023 yang ditopang oleh industri pengolahan atau manufaktur dengan kontribusi sebesar 15,85 persen.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan secara bulanan sektor yang nilai ekspornya naik adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta industri pengolahan.
"Nilai ekspor nonmigas Indonesia pada Juli 2023 mencapai US$19,65 miliar. Jika kita rinci menurut sektor, maka sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi sebesar US$0,37 miliar," kata Amalia dalam rilis BPS, Selasa (15/8/2023).
Meski secara bulanan nilai ekspor di kedua sektor tersebut tumbuh, tetapi secara tahunan nilai ekspor nonmigas mengalami penurunan pada semua sektor.
Page 31 of 116