Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) menyatakan industri tekstil nasional optimistis dapat kembali ke posisi prapandemi pada 2021.

Sekretaris Jenderal APSyFI Redma Wirawasta mengatakan hal tersebut disebabkan oleh arah kebijakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang jelas, yakni mengurangi impor. Selain itu, optimisme tersebut juga didorong oleh penerbitan safeguard garmen yang diharapkan segera terbit pada kuartal I/2021.

"Begitu safeguard garmen [diterbitkan], demand kain lebih besar. Lalu, pemerintah kurangi impor kain. Bahan baku lokal mulai diprioritaskan. Harusnya pertumbuhan industri tekstil bisa naik di atas 5 persen [pada 2021]," katanya kepada Bisnis, Minggu (10/1/2021).

Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) menyatakan kondisi industri karet awal 2021 mendapatkan berkah pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.

Dampak dari penyakit gugur daun karet (GDK) dan pemulihan sektor manufaktur di China dinilai menjadi pendorongnya.  

Ketua Umum Dekarindo Azis Pane menyatakan permintaan pada Januari 2021 telah naik sekitar 5-6 persen dari kondisi normal. Azis menduga hal tersebut disebabkan oleh naiknya permintaan ban dari Negeri Panda sekitar 5-10 persen pada awal tahun.

"Artinya, industri otomotif di China sudah mulai bagus. Di dalam negeri baru [industri] sepeda motor yang bagus, tapi [permintaan dari kendaraan] roda empat belum seperti yang diharapkan," katanya kepada Bisnis, Rabu (6/1/2021).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku industri dalam menerapkan Industri Hijau untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tetap meningkatkan kemampuan dan daya saingnya.

Menteri Perindustrian Agus G. Kartasasmita meminta industri harus mengimplementasikan standar sustainability yang dapat dicapai dengan penerapan industri hijau. Industri hijau menjadi ikon industri yang harus dipahami dan dilaksanakan, yaitu industri yang dalam proses produksinya menerapkan upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

Sementara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi menilai satuan kerja di bawah lingkungan BPPI harus cepat berinovasi dan berkontribusi dalam mengantisipasi perkembangan kebutuhan industri, khususnya dalam meningkatkan daya saing serta mendukung kebijakan pengembangan industri berkelanjutan.