BUMN holding industri pertambangan, Mind ID, mendorong peningkatan kolaborasi mitra strategis dari industri manufaktur guna memperkuat produk mineral Indonesia.
 
Direktur Utama Mind ID, Hendi Prio Santoso, menyampaikan pentingnya kolaborasi dengan mitra strategis untuk mendorong hilirisasi yang lebih terintegrasi, dari industri bahan baku hingga manufaktur. Selain dapat memperkuat nilai tambah, hal ini akan memberi multiplier effect ekonomi yang lebih progresif dalam menuju masa depan Indonesia Emas 2045.
 
“Sebagai holding tambang, kami memiliki tanggung jawab besar untuk mengelola sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan. Namun, upaya kami dalam hilirisasi sejauh ini baru sampai pada tahap menyediakan bahan baku industri. Kami berharap mitra industri manufaktur dapat mengambil peran lebih besar dalam pengembangan industrialisasi lanjutan, sehingga ekosistem industri ini mampu memberikan nilai tambah yang optimal bagi bangsa,” ujar Hendi dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (19/12).

Hendi menggarisbawahi, keberhasilan hilirisasi dan industrialisasi tidak dapat hanya bergantung pada Mind ID dan anggota grup, tetapi juga pada dukungan mitra strategis yang lebih luas, baik dari dalam maupun luar negeri.

Indonesia, sambungnya, perlu memastikan bahwa bahan baku mineral yang telah dihasilkan oleh pelaku sektor mineral dan batu bara dapat diolah menjadi produk bernilai dan berteknologi tinggi, yang dapat dinikmati oleh pasar dalam negeri maupun global.
 
“Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok global, terutama dalam industri berbasis mineral seperti baterai kendaraan listrik. Namun, untuk mencapai visi tersebut, kita perlu memastikan bahwa bahan baku yang diproduksi dari tambang dapat terintegrasi ke sektor manufaktur domestik. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi produsen bahan mentah, tetapi juga negara yang mampu menciptakan produk bernilai tambah tinggi,” tambahnya.
 
Hendi mengungkapkan, perusahaan akan mendukung pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lebih progresif dengan mengalokasikan investasi sebesar Rp20,6 triliun untuk lima proyek strategis utama pada 2025.
 
Dana tersebut, sambung dia, akan digunakan Grup Mind ID untuk menyelesaikan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter ini ditargetkan ramp-up produksi pada kuartal pertama 2025 dan akan menghasilkan 1 juta ton alumina per tahun.
 
Selanjutnya, Mind ID melalui PT Inalum merencanakan pembangunan smelter aluminium baru di Kuala Tanjung. Dengan kapasitas produksi 600 ribu ton aluminium per tahun, proyek ini diharapkan memperkuat rantai pasok industri aluminium nasional.

Sumber: https://mediaindonesia.com