Harus diakui bahwa standardisasi memiliki peran yang strategis bagi sektor industri manufaktur nasional. Hal ini tidak hanya memberikan perlindungan terhadap konsumen dan lingkungan, tetapi juga  standardisasi dapat meningkatkan daya saing sektor industri yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkapkan, “peran strategis standardisasi ini telah meningkatkan awareness negara-negara anggota WTO (World Trade Organization) untuk menerapkan standar produk dan jasa di negaranya.”

Lebih lanjut, menurut Faisol, dengan banyaknya jumlah standar yang diterapkan oleh negara-negara di dunia, akan menyebabkan kesulitan akses pasar bagi produk-produk Indonesia. “Kita ketahui bahwa WTO sudah menjadi pintu untuk transaksi atau lalu lintas perdagangan global, dan semua diatur sedemikian rupa, sehingga barrier yang dahulu menjadi cara pemerintah untuk bisa membatasi peredaran barang dari negara lain, semakin lama menghilang. Oleh karena itu, standar nasional berperan penting di sini,” ungkap Faisol.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap tantangan dibalik tren kontribusi industri terhadap produk domestik bruto (PDB) yakni arus produk manufaktur impor yang menekan produk lokal.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya tengah berupaya memperketat regulasi impor guna mendukung industri dalam negeri agar dapat tumbuh lebih optimal.

"Upaya kami adalah termasuk mempercepat inovasi dan terus meningkatkan efisiensi produksi lokal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Agus, dikutip Senin (18/11/2024).

Untuk diketahui, kontribusi industri pengolahan terhadap PDB triwulan III/2024 mencapai 19,02% (year-on-year/yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 18,52% yoy.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi industri pengolahan terhadap PDB pada 2014 sebesar 21,28%, turun drastis dari tahun sebelumnya dengan sumbangsih 23,6% atau Rp2.152,6 triliun dari total PDB Rp9.084 triliun pada 2013.

Industri tekstil dan pakaian jadi pada kuartal III 2024 mencatatkan pertumbuhan 7,43%. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan pertumbuhan ini diyakini bisa lebih besar jika didukung dengan kebijakan yang strategis dan probisnis, terutama terkait pengendalian impor.

Agus menjelaskan Kementerian Perindustrian terus berperan aktif dalam menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berdaya saing untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Apalagi, industri TPT nasional merupakan salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan karena sebagai sektor padat karya dan berorientasi ekspor, sehingga memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian Indonesia.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan peningkatan kontribusi industri furnitur di sektor manufaktur Indonesia. Berdasarkan data Kemenperin, industri furnitur tumbuh 0,5 persen (yoy) di semester I 2024, meningkat dibandingkan pada akhir 2023 yang minus 2,04 persen (yoy).

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, mengatakan salah satu upaya tersebut dengan mendorong kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi. Kemenperin sendiri memiliki Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) Kendal, yang diharapkan mampu mendorong kemajuan industri furnitur secara nasional.

”Melalui Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal baik pemerintah, pelaku industri, dan akademisi saling berkolaborasi di bidang SDM industri furnitur,” ujar Masrokhan dalam keterangan tertulis, Minggu (10/11).

Menjelang peringatan Natal dan tahun baru, Kementerian Perindustrian optimis kinerja industri makanan dan minuman (Mamin) akan terdongkrak naik.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan, pihaknya belum bisa memprediksi besaran kenaikan kinerja Mamin tersebut.

"Pertumbuhannya kami belum mempunyai angka yang eksak. Tetapi dari asosiasi GAPMMI berharap ini lebih bagus dari triwulan ketiga, triwulan keempat itu lebih bagus," tutur Putu kepada Wartawan di Jakarta, Kamis (21/11/2024).

Sebagai informasi, kinerja industri Mamin pada kuartal tiga berada di angka 5,82 persen year on year. Sepanjang tahun 2023 sendiri, industri Mamin hanya tumbuh 4,47 persen.

"Berarti mudah-mudahan (pertumbuhan di kuartal 4) di atas 5 persen untuk industri Mamin," terang Dirjen Agro.

Industri pengolahan nonmigas kembali memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian nasional pada kuartal III–2024, yaitu sebesar 17,18%.

Kontribusi industri manufaktur pada kuartal III-2024 meningkat dibandingkan pada kuartal II-2024 yang berada di level 16,70%.

Pada periode ini, industri pengolahan nonmigas tumbuh 4,84% year on year (YoY) atau melampaui pertumbuhannya pada kuartal II-2024 sebesar 4,63%.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, capaian pertumbuhan industri pengolahan nonmigas merupakan jerih payah para pelaku industri yang terus bekerja keras di tengah kondisi perekonomian global yang sangat dinamis, juga gempuran produk impor.

Pertumbuhan ekonomi pada periode ini mencapai 4,95% YoY dengan industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni 0,96%.