Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meresmikan Pusat Manufaktur Indonesia atau Indonesia Manufacturing Center (IMC) yang ditujukan untuk memandirikan industri permesinan dalam negeri.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, IMC juga menjadi upaya meningkatkan daya saing dan menghasilkan produk mesin industri yang sebagian besar masih diimpor, sekaligus mendorong Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
"IMC dapat menjadi katalisator program Machine Making Machine [3M] melalui kolaborasi penta-helix antara pemerintah, industri, perguruan tinggi, lembaga riset, dan masyarakat atau komunitas," kata Agus saat peresmian Gedung IMC di Purwakarta, Senin (14/10/2024).
IMC juga akan menjadi pusat pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri yang dilengkapi sarana prasarana, kelembagaan, SDM, mesin dan peralatan, serta sistem information and communication technology (ICT) industri manufaktur.
Indonesia dan China akan mengadakan pertemuan lewat forum perdagangan khusus industri makanan dan minuman. Kolaborasi tersebut dinilai dapat menguntungkan bagi industri mamin Tanah Air.
Agenda tersebut dilaksanakan melalui Business Matching Chinede Enterprises Go oversea Indept Tour into Indonesia akan digelar pada 11-15 November 2024 di Hotel Mulia, Jakarta.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Lembaga Indonesia Tiongkok (LIT), Sudrajat, mengatakan kolaborasi tersebut menjadi kesempatan Indonesia untuk bisa memproduksi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas, serta perluasan pasar ekspor ke China.
“Kita perlu berkolaborasi di bidang teknologi dan industri, jadi Indonesia punya potensi-potensi makanan lokal tetapi, industri dalam skala besar untuk bisa diekspor keluar masih terbatas,” kata Sudrajat, Kamis (10/10/2024).
Dia menyontohkan potensi makanan olahan rendang yang menjadi khas Indonesia. Namun belum dioptimalisasi karena model kemasan yang masih menerapkan industrialisasi 2.0 dan komposisi terbatas.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat nilai kesepakatan bisnis lewat ajang pameran manufaktur terbesar di Jepang, Manufacturing World Osaka (MWO) mencapai US$10 juta atau setara dengan Rp155 miliar.
Setidaknya terdapat 10 industri manufaktur yang ikut memamerkan produk inovasi bertema ‘Making Indonesia 4.0’ sekaligus untuk menunjukkan daya saing industri nasional di kancah global.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan upaya tersebut diharapkan dapat mendorong implementasi teknologi industri 4.0 secara berkelanjutan sekaligus menarik investasi dari para penanam modal skala global.
“Keikutsertaan Indonesia dalam pameran internasional Manufacturing World Osaka tahun ini membuahkan hasil yang sangat membanggakan. Melalui ajang tersebut, telah tercapai kesepakatan bisnis lebih dari US$ 10 juta dari kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Jepang,” kata Agus, dikutip Sabtu (12/10/2024).
Sektor industri manufaktur masih memainkan peran krusial dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karenanya, diperlukan kebijakan strategis dan sinergi yang kuat untuk mendukung peningkatan kinerja industri manufaktur di Indonesia yang berdaya saing dan berkeberlanjutan.
“Peran pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, tidak hanya menetapkan regulasi yang akan memacu pelaku industri untuk bertransformasi menuju industri yang berkelanjutan, namun juga hadir memberikan solusi untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku industri,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Kamis (2/10/2024).
Dalam upaya mewujudkan tantangan tersebut, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) melalui salah satu unit pelayanan teknisnya, yaitu Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) Semarang menggelar Business Gathering dengan mengusung tema “Sinergi BBSPJPPI dan Industri dalam Mendukung Operasi Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan” di Semarang, Kamis (2/10/2024).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri kemasan yang merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan pasar relatif tinggi. Pasar dalam negeri untuk produk industri kemasan cukup potensial karena terkait erat dengan industri manufaktur, terutama industri makanan dan minuman.
Produk kemasan berasal dari berbagai macam bahan, seperti kertas, karton, papan, rigid plastics, flexible plastics, gelas dan logam. Saat ini, jenis kemasan yang paling mendominasi industri kemasan secara global adalah kemasan flexible plastics sebesar 44 persen, kemudian paperboard (28%) dan kemasan rigid plastic (14%).
Sebanyak 70 persen produk kertas kemasan yang digunakan oleh industri makanan dan minuman, khususnya pada segmen kertas kemasan, telah memiliki persyaratan food grade.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan implementasi Making Indonesia 4.0, menjadi strategi kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai negara 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
"Kinerja sektor manufaktur yang baik ini, tentunya dipacu dengan penerapan Making Indonesia 4.0 yang merupakan strategi kunci bagi Indonesia untuk menjadi negara 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030," kata Menperin Agus dalam acara penguatan industri melalui optimalisasi teknologi, penghargaan rintisan teknologi industri, dan penghargaan indi 4.0 tahun 2024 di Jakarta, Selasa.
Akselerasi itu bisa dilakukan, mengingat laporan 76 pelaku industri yang tergabung dalam Champion Indi 4.0 menyatakan adanya penurunan konsumsi energi yang mencapai 4--40 persen, peningkatan produktivitas 5--22 persen, dan penurunan harga produksi 3--78 persen.
Page 36 of 146



