Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong upaya ekspansi industri makanan minuman (mamin) ke pasar global. Subsektor industri mamin merupakan motor utama pertumbuhan industri pengolahan nonmigas di Indonesia yang didukung oleh sumber daya alam dan permintaan domestik yang terus meningkat.
Salah satu bentuk dukungan Kemenperin terhadap pertumbuhan industri mamin adalah melalui promosi hasil produksinya pada pameran skala regional dan internasional.
PDB industri mamin tercatat tumbuh sebesar 5,35% pada triwulan I - 2023, sejalan dengan pertumbuhan PDB nasional sebesar 5,03% dan berkontribusi sebesar 38,61% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.
Perusahaan raksasa asal India, Tata Group, akan membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Inggris untuk memenuhi kebutuhan pabrik mobil Jaguar Land Rover. Hal ini diharapkan mendorong industri di Inggris yang memang membutuhkan produksi baterai dalam negeri.
Inggris juga tengah bersaing dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa untuk mengembangkan industri hijau. Investasi Tata di Inggris diperkirakan mencapai US$ 5,2 miliar atau Rp 78 triliun (kurs Rp 15.000).
Gigafactory pertama Tata di luar India ini juga bisa membuka 4.000 lapangan pekerjaan di Inggris. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menolak menjelaskan dukungan finansial yang dijanjikan Tata untuk menyingkirkan Spanyol, yang juga telah melobi untuk memenangkan proyek tersebut.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif mengatakan industri manufaktur nonmigas berkontribusi sebesar 27,4 persen terhadap total penerimaan pajak pada periode Semester I 2023 yang mencapai Rp970,20 triliun.
“Seperti yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan sedang mengalami tren menurun. Namun demikian, indikator-indikator masih menunjukkan bahwa kinerja sektor industri tetap produktif. Inilah yang terus kita jaga,” kata Febri dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Indikator yang dimaksud adalah Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI). Ia menyebutkan di antara lebih dari 40 negara di dunia yang disurvei oleh S&P Global, sekitar 61,9 persen di antaranya mengalami kontraksi yang ditunjukkan oleh PMI di bawah 50.
Pelaku usaha industri makanan dan minuman (mamin) menyebut ekspor sektor mamin dalam keadaan yang baik meskipun di tengah situasi geopolitik yang memanas.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman menuturkan sepanjang Januari hingga Mei 2023, ekspor process dan semi processed food mengalami kenaikan sebesar 8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
“Untuk process dan semi processed food HS 16 sampai 24 kita masih tumbuh ekspornya, sampai Mei lalu untuk ekspor process dan semi processed food di luar sawit itu tahun lalu Januari sampai Mei 2022 US$4 miliar, tahun ini US$4,3 miliar,” tutur Adhi di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Selasa (18/7/2023).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan realisasi investasi sektor industri manufaktur mencapai Rp270,3 triliun sepanjang semester I/2023.
Capaian itu menandakan bahwa nilai investasi sektor industri manufaktur meningkat hingga 17 persen jika dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan bahwa nilai investasi sektor manufaktur telah menyumbang 39,8 persen dari total realisasi investasi di tanah air pada periode Januari hingga Juni 2023.
"Kita bisa lihat pada periode yang sama di tahun lalu, angkanya mencapai Rp230,8 Triliun, sedangkan di tahun ini mencapai Rp270,3 Triliun. Ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan," kata Agus dalam keterangan resmi dikutip Minggu (23/7/2023).
Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (Gapmmi) memproyeksikan pertumbuhan kinerja industri makanan dan minuman (mamin) sekitar 7 hingga 10 persen pada tahun ini yang bertepatan dengan tahun politik.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman menuturkan proyeksi pertumbuhan tersebut sama seperti kondisi industri pertumnbuhan mamin sebelum pandemi Covid-19 mendera.
"Tahun depan Pemilu Februari sampai Oktober, harusnya ini aman dan tidak ada masalah, bisa kembali ke normal. Kalau normalnya 7 sampai 10 persen," tutur Adhi saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Selasa (18/7/2023).
Menurutnya, angka ini meningkat jika dibandingkan dengan kinerja industri mamin 2021 sebesar 2,54 persen, lalu 2022 sebesar 4,9 persen, juga pada kuartal I/2023 sebesar 5,3 persen.
Page 34 of 116