Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa tak hanya Indonesia saja yang memiliki target pertumbuhan ekonomi di angka 8%.

Pasalnya, menurut dia, beberapa negara juga sudah menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 8%. Salah satunya adalah negara tetangga, yakni Vietnam.

"Tantangan ke depan, Bapak Presiden (Prabowo Subianto) berharap Indonesia bisa tumbuh di angka 8%. Beberapa negara sudah menargetkan di angka 8%, termasuk tetangga kita Vietnam dan sekarang mereka bisa mencapai di angka sekitar 7%, sehingga tentu ini menjadi tantangan," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (10/12).

Kendati demikian, Airlangga menyebut bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% bukanlah hal mustahil. Lantaran, pertumbuhan ekonomi di angka 8% ini pernah Indonesia capai pada era 90-an.

"Angka 8% ini juga Indonesia pernah capai tentu di era 90-an, 1995, dan tentu kita lihat pada saat itu sektor manufaktur menjadi andalan dan juga beberapa sektor pergeseran dari primer," jelas dia.

Oleh karena itu, pemerintah saat ini juga mendorong sektor manufaktur termasuk sektor otomotif dan juga beberapa ekspor sumber daya alam hilirisasi maupun kelapa sawit demi mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.

Airlangga menyebutkan tantangan ke depan adalah berupa investasi sebesar 30%, kemudian dengan ICOR yang sekitar 6,5%. Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih berasa di kisaran 5%.

"Tetapi, kalau produktivitas kita bisa tingkatkan, kemarin dalam pembicaraan dengan Menteri Tenaga Kerja kita akan terus mendorong faktor produktivitas yang lebih baik, kemudian juga kalau kita terus melakukan pembangunan infrastruktur yang terkoneksi antara basis infrastruktur dan daerah produksi, tentu kita bisa menekan ICOR lebih ke bawah dengan investasi 30% atau 32%. Kalau ICOR kita bisa ke 5% saja minimal, pertumbuhan ekonomi kita sudah di atas 6%," terangnya optimis.

Terlebih jika ICOR bisa kembali ke angka 4% dengan investasi 32%, Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi di angka 8% bisa dicapai.

"Nah, itu adalah upaya pemerintah agar seluruh infrastruktur yang terbangun terkoneksi dengan sarana produksi baik itu pelabuhan, pelabuhan udara, kemudian juga pelabuhan laut dan kawasan-kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK). Kawasan ekonomi khusus itu menjadi formula untuk tumbuh cepatnya ekonomi di Asia Pasifik," tutupnya.

Beberapa tahun terakhir, pemerintah telah mengembangkan 24 KEK, dengan nilai investasinya sekitar Rp242,5 triliun dan memperkerjakan sebanyak 151.260 orang, dengan pelaku usaha hampir mencapai 400 orang.

Sumber: https://validnews.id