Manufaktur hijau, sebuah konsep investasi yang menekankan pada penggunaan teknologi ramah lingkungan, semakin mendapat perhatian di Indonesia. Dosen Teknik Mesin Universitas Indonesia, Dr. Wisnu Indrawan, membahas relevansi investasi pada sektor ini dan dampaknya terhadap perekonomian nasional.

Menurutnya, manufaktur hijau merujuk pada proses produksi yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, dengan mengutamakan efisiensi energi dan penggunaan sumber daya terbarukan. Menurut Dr. Wisnu, pentingnya manufaktur hijau tidak hanya untuk mengurangi pemanasan global, tetapi juga untuk menjaga kelangsungan ekosistem yang terancam oleh perubahan iklim.

“Pemanasan global kini sudah menjadi masalah yang sangat nyata, dan kita harus mulai berinvestasi pada teknologi hijau yang ramah lingkungan,” ucap Dr. Wisnu saat diwawancara Pro 1 Jakarta, Senin (23/12/2024).

Selanjutnya Dr. Wisnu mengatakan, sebagai negara yang menghadapi tantangan pemanasan global, Indonesia perlu mendukung pengembangan teknologi hijau untuk masa depan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan energi terbarukan dan ramah lingkungan.

“Pemerintah telah mendukung investasi dalam energi hijau, termasuk dari Eropa, untuk memperkenalkan teknologi ini di Indonesia,” tambah Dr. Wisnu.

Investasi pada manufaktur hijau, menurut Dr. Wisnu, tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Dengan semakin meningkatnya permintaan global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan, Indonesia berpeluang besar untuk bersaing di pasar internasional.

“Investasi pada teknologi hijau akan membawa keuntungan jangka panjang bagi perusahaan, apalagi dengan pasar global yang semakin peduli pada keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.

Selain itu, sektor energi terbarukan di Indonesia sedang berkembang pesat, terutama terkait dengan pengembangan baterai dan mobil listrik. “Energi terbarukan dan teknologi baterai akan menjadi sektor yang sangat menguntungkan di masa depan, dan Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri ini,” ujar Dr. Wisnu.

Dalam konteks ini, investasi pada sektor manufaktur hijau akan mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan. “Ini adalah momen penting bagi Indonesia untuk menarik investasi asing dan memperkuat ekonomi melalui energi hijau,” tambahnya.

Menurut Dr. Wisnu, teknologi hijau juga dapat membantu efisiensi energi dalam berbagai sektor industri, seperti penggunaan energi dalam sistem pendingin gedung dan pembangkit listrik tenaga angin. “Dengan mengoptimalkan penggunaan energi, kita tidak hanya menghemat biaya tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” tuturnya.

Sebagai penutup, Dr. Wisnu mengingatkan bahwa, investasi dalam manufaktur hijau membutuhkan kerjasama antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat. “Dengan kolaborasi yang baik, Indonesia bisa menjadi negara yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tutupnya.

Sumber: https://www.rri.co.id