Pemerintah Indonesia mengklaim hasil kesepakatan tarif resiprokal dagang dengan Amerika Serikat akan menguntungkan industri manufaktur tanah air, termasuk para pekerjanya.
Kesepakatan tarif itu kini telah memasuki babak akhir, setelah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ambassador United States Trade Representative (USTR) Jamieson Greer menyelesaikan negosiasi lanjutan, Selasa (23/12/2025), waktu setempat.
Setelah negosiasi dilakukan, Airlangga mengatakan, salah satu kesepakatan krusial ialah pemerintah AS setuju untuk mengecualikan sejumlah komoditas ekspor andalan Indonesia dari pengenaan tarif resiprokal yang per 22 Juli 2025 telah disepakati di level 19%, dari sebelumnya 32%.
"Tentu ini menjadi kabar yang baik terutama bagi industri Indonesia yang tertampak langsung kebijakan tarif," kata Airlangga saat konferensi pers secara langsung dari Washington.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis investasi di sektor industri manufaktur akan meningkat signifikan dalam lima tahun ke depan. Hal ini seiring implementasi kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) serta Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan investasi sektor manufaktur bisa meningkat hingga dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Oleh karena itu, pihaknya mengajak BUMN dan BUMD serta kementerian dan lembaga (K/L) gencar meningkatkan penggunaan produk lokal.
"Dengan efektivitas program-program P3DN bahwa investasi di sektor industri manufaktur itu akan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Tentu kami sangat membutuhkan dukungan dari semua kementerian, lembaga, BUMN, maupun BUMD," ujar Agus dalam Business Matching di Kemenperin, Jakarta Selatan, Senin (15/12/2025).
Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan komitmennya untuk mendukung penguatan diplomasi ekonomi Indonesia melalui kawasan industri. Melalui penguatan diplomasi ekonomi, kawasan industri dinilai mampu mempercepat realisasi investasi, mendorong hilirisasi, dan menciptakan lapangan kerja secara masif.
Hal ini ditandai dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Luar Negeri RI dan Himpunan Kawasan Industri Indonesia.
Ketua Umum HKI Akhmad Ma'ruf Maulana menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi momentum strategis untuk menyinergikan diplomasi luar negeri dengan penguatan industri nasional melalui kawasan industri.
Menurutnya, kawasan industri menawarkan kesiapan konkret mulai dari lahan, infrastruktur, hingga ekosistem industri yang telah berjalan, sehingga mampu mempercepat realisasi investasi dan penciptaan lapangan kerja.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut bahwa Indonesia mencatat capaian penting di sektor manufaktur global. Hal ini terlihat dari capaian Manufacturing Value Added (MVA) yang dirilis Bank Dunia dengan nilai MVA Indonesia tembus US$ 265,07 miliar atau Rp 4.400 triliun (kurs Rp 16.600).
Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 dunia, melampaui rata-rata MVA global yang hanya US$ 78,73 miliar. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, MVA merupakan salah satu cara mengukur kinerja manufaktur sebuah negara.
"MVA yang dicatat oleh Indonesia itu pada tahun 2024 tercatat US$ 265 miliar, jauh di atas rata-rata MVA yang dicatat oleh dunia yang hanya US$ 78,73 miliar. Dan angka ini memposisikan Indonesia pada tingkat atau peringkat ke-13 global," sebut Agus dalam agenda Business Matching 2025 di Kemenperin, Jakarta Selatan, Senin (15/12/2025).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa kawasan industri memegang peranan strategis sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di tengah dinamika tantangan geoekonomi dan geopolitik global. Hal tersebut disampaikannya dalam agenda Fullday Penguatan Pendataan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) Menyongsong Sensus Ekonomi 2026 di Jakarta, Rabu (18/12).
Menurut Agus, kinerja sektor industri manufaktur nasional atau Industri Pengolahan Non Migas (IPNM) terus menunjukkan tren positif dan menjadi penopang utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan IPNM pada Triwulan III Tahun 2025 mencapai 5,58 persen (year-on-year), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,04 persen.
“Industri manufaktur masih menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, dengan sumbangan sebesar 1,04 persen. Ini menegaskan peran strategis sektor industri dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Agus.
Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) menyebut kinerja produksi industri galangan kapal tahun ini tumbuh hingga 15% dibandingkan tahun lalu. Hal ini dipicu penguatan pasar domestik.
Ketua Umum Iperindo Anita Puji Utami mengatakan, sejumlah pengusaha pelayaran hingga angkutan penyeberangan nasional telah memiliki kesadaran untuk memanfaatkan kapal hasil produksi domestik.
"Tahun depan kami berharap ini dengan tadi, pasar pembuatan kapal ikan maupun yang lainnya, bisa meningkat lagi di 10% minimal sehingga kita bisa ikut support pertumbuhan ekonomi nasional," kata Anita saat ditemui di Seminar Nasional Industri Perkapalan, Kamis (11/12/2025).
Tak hanya dari segi produksi, industri galangan kapal juga terus mengalami pertumbuhan 30% dalam 3 tahun terakhir. Saat ini, anggota Iperindo tercatat mencapai 265 perusahaan di sektor maritim. Anita menargetkan jumlah industri galangan akan tumbuh 20% tahun depan.
Page 1 of 147



