Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mencatat pertumbuhan positif industri plastik yang terdongkrak kebutuhan kemasan sepanjang Ramadan 2024.

Sekjen Inaplas, Fajar Budiono, mengatakan kinerja positif ini juga didukung daya beli masyarakat yang mulai menunjukkan perbaikan hingga kebijakan pembatasan impor sehingga daya saing mulai terungkit.

"Biasanya kalo pas Ramadan satu bulan itu bisa 8-10% naik 2-4%. Nah, kecuali tahun 2023 kemarin itu masih jelek, tahun ini kelihatannya momentumnya sedikit berpihak ke pertumbuhan," kata Fajar kepada Bisnis, Selasa (2/4/2024).

Menurut Fajar, sejak berlakunya aturan lartas impor yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.3/2024, pemulihan pasar mulai terlihat dan barang lokal lebih kompetitif dibandingkan barang impor.

Sebanyak 16 smelter terintegrasi ditargetkan rampung pada 2024. Menurut Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Suswantono, smelter tersebut adalah untuk industri nikel, bauksit, besi, dan tembaga.

"Pembangunan fasilitas pemurnian mineral terintegrasi pada 2024 ditargetkan sebanyak 16 smelter," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024).

Kementerian ESDM menargetkan 7 unit smelter nikel berdiri tahun 2024. Menurut Bambang, sejauh ini sudah ada 5 smelter yang rampung, sementara 2 lainnya masih dibangun. Total investasi pada ketujuh smelter nikel ini mencapai US$ 2,67 miliar atau sekitar Rp 41,91 triliun (kurs Rp 15.700).

"Pertama smelter nikel ditargetkan sebanyak 7 unit. 5 unit sudah selesai dibangun, 1 unit dengan progres pembangunan 90%. kemudian 1 unit di bawah 30%, dengan total investasi sebesar US$ 2.676,4 juta," paparnya.

Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat melesat ke level 54,2 pada Maret 2024 atau naik 1,5 poin dari bulan sebelumnya 52,7. Hal ini menandai pemulihan tercepat kondisi manufaktur RI dalam 2,5 tahun terakhir.

Berdasarkan laporan S&P Global, dikutip Senin (1/3/2024) pertumbuhan PMI manufaktur ini didorong oleh indeks permintaan yang tinggi sehingga produksi meningkat dan perusahaan meningkatkan input dalam jumlah besar.

Economics Associate Director di S&P Global Market Intelligence, Pollyanna De Lima, mengatakan kinerja positif dengan pertumbuhan output pada Maret ini mencapai posisi tertinggi didorong oleh kenaikan besar pada permintaan domestik.

"Namun, dampak buruk dari kenaikan tajam ini adalah tekanan harga mendapatkan momentum," kata Pollyana De Lima, dikutip Senin (1/4/2024).

Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) melaporkan penjualan industri minuman ringan tumbuh 3,1% (year-on-year/yoy) pada 2023 yang didorong permintaan produk air mineral dalam kemasan (AMDK).

Ketua Umum Asrim Triyono Prijosoesilo mengatakan pertumbuhan penjualan minuman ringan masih stagnan lantaran industri masih dalam proses pemulihan daya beli konsumen pascapandemi.

"Secara besar 2022-2023 ada pertumbuhan 3,1% kalau total, tapi penyumbang utama dari pertumbuhan itu hanya AMDK, kalau kita keluarkan AMDK pertumbuhan industri -2,6%," kata Triyono dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Minuman Tahun 2023 serta Peluang dan Tantangan Tahun 2024, Rabu (13/3/2024).

Adapun, kinerja industri Minuman Siap Saji atau Ready to Drink (RTD) mengalami penurunan yang sangat signifikan sejak tahun 2020. Kala itu, total volume produksi Non Alcoholic Ready to Drink (NARTD) sebesar 6,68 miliar liter per tahun.

Posisi kinerja manufaktur RI terus menguat didorong permintaan pasar domestik sehingga meningkatkan produksi. Hal ini tercerminkan dari laporan Purchasing Mananger Index (PMI) yang berada di level ekspansi.

Berdasarkan data dari S&P Global, PMI manufaktur Indonesia menempati fase ekspansi dalam kurun waktu 30 bulan terakhir. Pada Februari 2023, level PMI tercatat di angka 52,7.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam mengatakan capaian tersebut harus diiringi dukungan strategis pemerintah melalui kebijakan pro industri demi memacu pertumbuhan ekonomi.

"Misalkan kita ingin produksi, tapi beberapa bahan baku impor sulit didapat, itu juga akan menghambat untuk tercipta sektor rill nya," kata Bob dalam keterangan resminya, dikutip Senin (25/3/2024).

Sejumlah industri pengolahan atau manufaktur diproyeksi mendapat berkah Ramadan yang dinilai mampu meningkatkan permintaan dari bulan normal.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) meramal peningkatan permintaan dapat mencapai 30% pada Ramadan 2024. Pesanan dari ritel untuk produk makanan dan minuman telah meningkat sebulan sebelumnya.

"Umumnya [permintaan] bisa 30% di bulan Ramadan ini, kami harapkan Ramadan kali ini bisa tumbuh lebih," ujar Ketua Umum Gapmmi, Adhi S. Lukman kepada Bisnis, dikutip Senin (11/3/2024).

Dia juga memastikan ketersediaan bahan baku untuk menunjang kebutuhan produksi telah terpenuhi. Aktivitas produksi pun dapat digenjot untuk satu bulan ke depan.