Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat setidaknya ada 28 perusahaan dan enam asosiasi industri yang menghibahkan oksigen konsentrator, tabung oksigen, dan remdesivir untuk membantu pemerintah menanggulangi Covid-19 sejak Juli 2021.

Total hibah tersebut meliputi 3.700 oksigen konsentrator, 400 tabung oksigen, 4.057 ton oksigen cair, dan 15.000 dosis remdesivir yang Kemenperin terima secara bertahap.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa perusahaan yang menggunakan oksigen sebagai bahan baku telah merelakan oksigennya diarahkan untuk kepentingan medis.

Bantuan dalam bentuk oksigen konsentrator pun telah disalurkan melalui Pusat Krisis Kementerian Kesehatan dan sejumlah pemerintah daerah, seperti Lampung, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Solo dan menyusul daerah lainnya di Indonesia.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita akan memperketat komitmen Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) untuk industri baja sehingga industri ini dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

"Baja ini merupakan sektor yang sangat penting yang akan terus kami bina. Beberapa langkah ke depan yang akan kami lakukan tentu bekerja sama dengan kementerian lain untuk memperketat komitmen kita terhadap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), khususnya (baja) untuk infrastruktur," kata Menperin Agus Gumiwang saat menghadiri konferensi pers Nota Keuangan secara virtual, Senin.

Pada kesempatan tersebut, Menperin menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang memiliki komitmen tinggi dalam menggunakan produk baja nasional dalam berbagai proyek infrastruktur.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah melakukan uji coba pelonggaran sektor esensial. Dari uji coba tersebut, salah satu industri yang bersiap menggencarkan kembali produksinya adalah pabrikan ban.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan industri ban merupakan salah satu sektor unggulan dalam menopang ekonomi nasional. Dalam aktivitas hilirisasinya, industri ban mampu menyerap lebih dari 250.000 ton karet alam per tahun atau 42 persen konsumsi karet alam nasional.

“Keunggulan lainnya, beberapa merek nasional sudah mampu bersaing di pasar internasional dan mencapai kelas produsen ban tingkat dunia atau global tire manufacturer. Saat ini, sudah ada 17 produsen yang tercatat dengan total kapasitas terpasang mencapai 200 juta ban per tahun untuk masing-masing ban luar dan ban dalam,” katanya melalui siaran pers, Minggu (22/8/2021).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai 2019 dan 2020 merupakan tahun penuh tekanan khususnya bagi sektor industri manufaktur.

Pelambatan pertumbuhan industri manufaktur membuat beberapa kalangan berpendapat bahwa sedang terjadi atau setidaknya sudah ada gejala deindustrialisasi di Indonesia.

"Realitanya, sektor industri pengolahan di Indonesia selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif dan selalu menjadi motor penggerak perekonomian nasional," katanya dalam Refleksi HUT RI Ke-76, Selasa (17/8/2021).

Agus menyebut pertumbuhan negatif hanya terjadi sebanyak dua kali akibat kejadian luar biasa, yaitu minus 11,5 persen akibat dampak krisis 1997 dan minus 2,93 persen pada tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menilai proses pemulihan sektor industri berorientasi ekspor Indonesia tidak akan lama setelah pemerintah memberikan izin percobaan beroperasi dengan kapasitas 100 persen.

"Menurutnya, tren ekspor produk nonmigas dalam negeri selama sisa tahun akan moncer. Kapasitas bekerja 100 persen akan menomalisasi proses operasional sektor usaha berorientasi ekspor," ujar Benny kepada Bisnis, Rabu (18/8/2021).

Terkait dengan kemungkinan penyerapan tenaga kerja yang dirumahkan terlambat, Benny memastikan kondisi pun tidak akan terjadi di indusdtri berorientasi ekspor. Pun dia mengatakan proses perekrutan kembali tidak akan memakan waktu yang lama.

Sebab, jelasnya, sebagian besar pekerja di sektor tersebut tinggal satu kawasan dengan pusat industri.

Industri mebel dan kerajinan atau furnitur mencatat kinerja yang baik selama semester I/2021. Sayangnya, peningkatan ekspor sektor tersebut masih diikuti dengan impor yang juga meningkat.

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mencatat sepanjang enam bulan pertama tahun ini ekspor mebel dan kerajinan meningkat 35,4 persen secara tahunan (yoy). Kenaikan didorong oleh produk mebel yang melesat 39,9 persen dan produk kerajinan naik 24,8 persen.

Adapun, Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan berkontribusi sebanyak 50,2 persen, diikuti oleh Jepang, Belanda dan Jerman yang masing-masing 7,4 persen, 5,3 persen, dan 4,3 persen.

Sementara itu, impor mebel sepanjang semester I/2021 juga naik 36,3 persen dan kerajinan tumbuh 20,8 persen. Secara total impor mebel dan kerajinan meningkat 29,1 persen yoy yang didominasi oleh produk asal China dengan porsi 76,9 persen.