Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) memproyeksikan volume produksi sepatu akan pulih ke 1,2 miliar pasang pada tahun ini setelah dua tahun berturut-turut mengalami penurunan.

Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie memperkirakan volume produksi pada tahun lalu berkisar 750 juta hingga 800 juta pasang, sedikit membaik dibandingkan dengan capaian 2020.

"Kalau tanpa Omicron, saya optimistis bisa sampai 1,2 miliar pasang lagi [tahun ini]," kata Firman saat dihubungi, Selasa (4/1/2022).

Sementara itu, kinerja ekspor pada tahun lalu mengalami akselerasi yang cukup signifikan terutama di tiga bulan terakhir. Kinerja ekspor yang moncer bahkan mampu menyaingi serapan ke pasar domestik. Firman memperkirakan, dari volume produksi 750 juta hingga 800 juta pasang pada tahun lalu, 500 juta diantaranya terserap ke pasar ekspor, dan sisanya ke pasar domestik.

Sebelum pandemi, dari angka 1,2 miliar pasang sepatu, sebanyak 800 juta hingga 900 juta pasang mengalir ke dalam negeri dan sisanya diekspor.

Selain itu, Firman mengatakan serapan ke pasar dalam negeri pada tahun lalu belum mengalami perbaikan dari 2020 meskipun ada peningkatan saat momentum lebaran.

Pada 2020, serapan domestik mengalami penyusutan yang cukup dalam sekitar 25 persen. Hal itu berlanjut sampai pertengahan 2021. Namun, pada akhir 2021, industri mulai mengalami pemulihan sehingga diharapkan momentum tersebut berlanjut pada 2022.

"Dari sisi pasar untuk 2022 tanpa Omicron masih optimistis untuk pasar dalam negeri," ujarnya.

Kinerja ekspor alas kaki sepanjang 2021 diperkirakan dapat menembus angka US$5,2 miliar hingga 5,4 miliar. Sedangkan sampai dengan November 2021, Aprisindo mencatat pertumbuhan ekspor hingga 27 persen.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com