Sebagai dampak penyetopan ekspor produk kayu Rusia ke Uni Eropa, Indonesia mendapat limpahan pesanan dari Benua Biru. Penyetopan pengapalan ke Eropa menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan sejumlah duta besar Indonesia di negara-negara Uni Eropa telah menyampaikan permintaan pasokan dari Indonesia. Sayangnya, pengapalan ke Eropa masih terkendala biaya kontainer yang tinggi yang dibarengi terbatasnya ketersediaan kapal induk.

"Mereka [Eropa] minta untuk bisa disuplai dari Indonesia, tetapi satu kendala, [biaya] kontainernya tiga kali lipat, jadi jatuhnya kayu kita mahal," kata Indroyono kepada Bisnis, Rabu (16/3/2022).

Mengenai kelangkaan kontainer, memang sudah ada upaya dari pemerintah untuk menambah ketersediaan, tetapi belum bisa sepenuhnya menutupi lonjakan permintaan yang tinggi.

Industri rantai pendingin atau cold chain diperkirakan akan lebih ekspansif pada tahun ini seiring maraknya penjualan online produk makanan beku.

Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) memproyeksikan tahun ini produksi instalasi cold chain dapat mencapai 150.000 ton, naik dari capaian 2021 sebesar 109.000 ton.

Ketua Umum ARPI Hasanuddin Yasni mengatakan realisasi tahun lalu meleset dari target awal 120.000 ton dan hanya membukukan pertumbuhan 9 persen.

"Prediksi kami belum bisa kembali normal ke 2019, tetapi secara year-on-year kami bisa naik 35 persen, jadi kami harapkan bisa sekitar 150.000 ton," kata Yasni kepada Bisnis, Rabu (9/3/2022).

Pada 2019 atau sebelum pandemi, produksi instalasi rantai pendingin mencapai 190.000 ton dan terpangkas hampir setengahnya menjadi hanya 98.000 ton pada 2020.

Perang Rusia-Ukraina mengancam pasokan bahan baku untuk industri baja dalam negeri. Pengusaha mulai mencari importir alternatif untuk mengisi kekosongan tersebut.

Kedua negara tetangga itu merupakan net eksportir untuk produk baja hulu seperti slab dan billet. Menurut catatan Kementerian Perindustrian, Indonesia mengimpor produk baja hulu dari Rusia dan Ukraina sebesar 5 persen hingga 10 persen.

Direktur Industri Logam, Kementerian Perindustrian Liliek Widodo mengatakan pohon industri baja dalam negeri di sektor hulu masih kosong sehingga pasar yang ditinggalkan dua negara tersebut tak bisa diisi oleh Indonesia.

"Jadi pasar yang mereka tinggalkan itu, kita sendiri tidak punya, kita butuh barang itu," kata Liliek kepada Bisnis, Senin (14/3/2022).

Dalam upaya pergeseran ekonomi ke arah yang lebih berkelanjutan, industri baja seringkali disorot sebagai sektor yang paling sulit untuk diredam.

Menindaklanjuti hal tersebut, Asosiasi Baja Dunia atau Worldsteel, merilis Piagam Keberlanjutan yang telah direvisi dan diperluas. Piagam baru tersebut mewakili pendekatan berorientasi aksi industri terhadap keberlanjutan. Produsen baja dan asosiasi didorong untuk secara proaktif terlibat dalam program keberlanjutan baja dunia dan untuk mendorong standar yang lebih tinggi.

Piagam Keberlanjutan yang baru disusun dalam 9 prinsip dengan 20 kriteria terkait, yang mencakup aspek keberlanjutan lingkungan, sosial, tata kelola, dan ekonomi.

Edwin Basson, Direktur Jenderal Worldsteel, mengatakan keberlanjutan adalah persyaratan bisnis dan komponen fundamental dari semua operasi industri.

Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mencatat terjadi kenaikan permintaan dari luar Jawa menyusul wacana pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan tren kenaikan permintaan dari luar Pulau Jawa telah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir, seiring dengan meningkatnya harga jual komoditas alam. Meski tak terkait langsung dengan IKN, melonjaknya harga komoditas disinyalir ikut mengerek daya beli masyarakat di daerah.

"Januari dan Februari, pertumbuhan [permintaan keramik dari luar Pulau Jawa] sekitar 5 persen," kata Edy kepada Bisnis, Jumat (11/3/2022).

Industri alas kaki sempat mengalami penurunan permintaan dalam negeri akibat meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron.

Firman Bakrie, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengatakan pada akhir Januari hingga awal Februari 2022, terjadi penurunan utilitas kapasitas produksi cukup dalam sekitar 40 persen karena permintaan yang sepi.

"Omicron cukup berdampak ke kinerja industri kami. Malmal sepi, kemduian omsetnya menurun, kemarin sempat terjadi order yang di-hold dulu," kata Firman kepada Bisnis, Selasa (1/3/2022).