Industri keramik dalam negeri bakal meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 35 juta meter persegi pada tahun ini, setelah pada tahun lalu berhasil berekspansi 13 juta meter persegi.
Penambahan tersebut menjadikan total kapasitas terpasang industri keramik lokal sebesar 586 juta meter persegi, dari tahun lalu yang mencapai 551 juta meter persegi.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan, ekspansi dan bergulirnya investasi baru dimungkinkan dengan peningkatan utilitas produksi industri yang sepanjang 2021 telah pulih ke angka 75 persen.
Utilitas kapasitas produksi minuman ringan membaik ke angka 70 persen hingga 75 persen pada kuartal terakhir 2021. Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) mencatat, perbaikan utilitas tersebut terdorong oleh momentum Natal dan Tahun Baru atau Nataru.
Ketua Umum Asrim Triyono Pridjosoesilo mengatakan, produksi minuman ringan pada tahun ini diprediksi tumbuh 9,3 persen menjadi 7 miliar liter. Pada tahun lalu, produksi cenderung stagnan di angka 6,4 miliar liter, tak berubah dari posisi 2020.
Adapun, angka produksi sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019 tercatat mencapai 8 miliar liter.
“Untuk 2022, harapan kami kalau bisa tumbuh ke kisaran 7 miliar liter akan bagus,” kata Tri kepada Bisnis, dikutip Jumat (14/1/2022).
Investasi di industri plastik hilir berpeluang untuk bertambah pada paruh kedua tahun ini jika pada semester pertama industri mengalami pertumbuhan paling tidak 5 persen.
Asosiasi Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) sebelumnya mencatat, investasi di industri plastik hilir diperkirakan akan mencapai US$500 juta atau sekitar Rp71,17 triliun pada tahun ini. Investasi tersebut sebagian besar mengalir ke pengadaan mesin-mesin baru.
“Kita lihat nanti di semester dua, kalau semester satu tahun ini bisa pertumbuhannya di atas 5 persen secara global, ada kemungkinan investasi-investasi baru di industri hilir,” kata Fajar saat dihubungi Bisnis, Senin (17/1/2022).
Pemulihan ekonomi nasional yang dibarengi dengan bergeliatnya aktivitas pembangunan diproyeksi akan mengerek permintaan kabel listrik pada 2022 hingga 20 persen.
Asosiasi Perusahaan Kabel Listrik Indonesia (Apkabel) mencatat utilitas kapasitas produksi kabel listrik pada tahun lalu membaik ke angka 60 persen berkat kenaikan permintaan pada kuartal terakhir.
Ketua Umum Apkabel Noval Jamalullail mengatakan dengan proyeksi pertumbuhan permintaan sebesar 20 persen pada tahun ini, utilitas diharapkan terkerek hingga 70 persen hingga 75 persen.
"Harapannya tahun ini Omicron dan pandemi tidak mengganggu, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa kembali normal," kata Noval kepada Bisnis, Rabu (12/1/2022).
Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI) memperkirakan permintaan mainan akan lebih bergairah pada tahun ini, seiring dengan perbaikan daya beli masyarakat.
Ketua APMI Sutjiadi Lukas mengatakan, penjualan lokal pada tahun lalu sudah mencapai 70–80 persen dari kondisi prapandemi Covid-19.
Hal tersebut didorong oleh momentum awal tahun yang umumnya menjadi musim puncak mainan, sehingga penjualan diharapkan kembali ke posisi sebelum pandemi Covid-19.
“Tahun ini kami berharap sudah bisa normal, dan kami harapkan kebijakan pemerintah yang mendukung dunia usaha, terutama perizinan,” kata Sutjiadi kepada Bisnis, belum lama ini.
Dia melanjutkan, pemulihan yang tersendat pada tahun lalu juga dipengaruhi oleh sulitnya mainan impor masuk.
Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) memproyeksikan volume produksi industri tekstil hulu akan tumbuh menjadi 1,9 juta ton pada tahun ini.
Sekjen APSyFI Redma Gita Wirawasta mengatakan angka tersebut tumbuh dari volume produksi sebelum pandemi pada 2019 sebesar 1,82 juta ton, dengan rincian 630.000 ton serat polyester, 600.000 ton rayon, dan 590.000 ton benang filament.
"[Volume produksi] Akan bisa balik lagi ke 2019, bahkan akan sedikit lebih tinggi, minimal 5 persen dari sebelum pandemi," kara Redma kepada Bisnis, Selasa (11/1/2022).
Redma mengatakan pertumbuhan volume produksi pada tahun ini dipengaruhi pasar domestik yang sudah mulai bergeliat dengan mobilitas yang lebih longgar dibandingkan dengan tahun lalu. Kinerja industri pada 2021 juga diperkirakan tumbuh sekitar 1 persen setelah terkontraksi tiga kuartal berturut-turut.
Page 80 of 116