Pengusaha menyebut kebijakan subtitusi impor 35 persen pada 2022 yang dicanangkan Kementerian Perindustrian perlu mendapat dukungan ekstra karena akan menyangkut pada dampak besar yakni peningkatan daya saing produk nasional.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan tahun depan pandemi masih menjadi faktor penyebab ketidakpastian pertumbuhan usaha.

Alhasil, selama pemerintah bisa memastikan pengendalian pandemi dan normalisasi ekonomi berjalan lancar dan tidak terdistrupsi seperti saat ini, pelaku usaha juga optimistis pertumbuhan industri bisa maksimal.

"Namun, untuk mencapai target subtitusi impor 35 persen kami rasa perlu support ekstra karena faktor-faktor yang bermain di sini bukan hanya normalisasi kinerja industri tetapi peningkatan daya saing produk nasional terhadap produk impor," katanya kepada Bisnis, Minggu (29/8/2021).

Sejumlah aksi advokasi telah dilakukan oleh kalangan pengusaha untuk mengelola ekonomi agar tidak semakin terpuruk dalam kebijakan rem pemerintah dalam mengatasi Covid-19.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa upaya advokasi yang telah dilakukan pengusaha, seperti di bidang perpajakan tentang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan kepailitan. Apindo, kata dia, akan mengusulkan moratorium tersebut dapat berjalan sepanjang 3 tahun.

“Tak hanya itu, kami juga usulkan ada Perppu [Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang] yang khusus mengatur hal tersebut,” katanya dalam pembukaan Rakerkonas Apindo 2021, Selasa (24/8/2021).

Selain bidang perpajakan, Hariyadi menambahkan, Apindo juga mengusulkan perpanjangan restrukturisasi kredit pada kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 48/2020 tentang stimulus perekonomian. Menurutnya, dunia usaha menginginkan restrukturisasi bisa diperpanjang dalam waktu 3 tahun ke depan.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan tiga program prioritas di depan Komisi VI DPR RU dengan pagu indikatif Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tahun 2022 yang ditetapkan sebesar Rp2,61 triliun.

“Tiga program prioritas Kemenperin tahun anggaran 2022 meliputi program pendidikan dan pelatihan vokasi, program nilai tambah dan daya saing industri, serta program dukungan manajemen,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis.

Dari pagi indikatif Rp2,61 triliun tersebut, Menperin merinci belanja pegawai sebesar Rp797 miliar, belanja operasional Rp360,26 miliar, belanja non-operasional Rp1,45 triliun, fungsi pendidikan Rp982 miliar, dan fungsi ekonomi Rp1,62 triliun.

Menperin memaparkan tiga program prioritas Kemenperin yang meliputi Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi yang dilaksanakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat setidaknya ada 28 perusahaan dan enam asosiasi industri yang menghibahkan oksigen konsentrator, tabung oksigen, dan remdesivir untuk membantu pemerintah menanggulangi Covid-19 sejak Juli 2021.

Total hibah tersebut meliputi 3.700 oksigen konsentrator, 400 tabung oksigen, 4.057 ton oksigen cair, dan 15.000 dosis remdesivir yang Kemenperin terima secara bertahap.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa perusahaan yang menggunakan oksigen sebagai bahan baku telah merelakan oksigennya diarahkan untuk kepentingan medis.

Bantuan dalam bentuk oksigen konsentrator pun telah disalurkan melalui Pusat Krisis Kementerian Kesehatan dan sejumlah pemerintah daerah, seperti Lampung, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Solo dan menyusul daerah lainnya di Indonesia.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Sony Sulaksono mengatakan, kesiapan industri baterai menjadi kunci dalam pengembangan industri kendaraan bermotor listrik dalam negeri.

Penguasaan komponen baterai sangat penting, sebab baterai menjadi komponen utama dalam produksi kendaraan listrik.

“Paling utama itu kesiapan industri baterainya dulu, sisanya universal part sudah ada semua. Bedanya dengan yang ICE [internal combustion engine] itu tidak banyak berubah [komponen], paling baterainya,” kata Sony dalam acara Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) Forum 2021, Rabu (25/8/2021).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah melakukan uji coba pelonggaran sektor esensial. Dari uji coba tersebut, salah satu industri yang bersiap menggencarkan kembali produksinya adalah pabrikan ban.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan industri ban merupakan salah satu sektor unggulan dalam menopang ekonomi nasional. Dalam aktivitas hilirisasinya, industri ban mampu menyerap lebih dari 250.000 ton karet alam per tahun atau 42 persen konsumsi karet alam nasional.

“Keunggulan lainnya, beberapa merek nasional sudah mampu bersaing di pasar internasional dan mencapai kelas produsen ban tingkat dunia atau global tire manufacturer. Saat ini, sudah ada 17 produsen yang tercatat dengan total kapasitas terpasang mencapai 200 juta ban per tahun untuk masing-masing ban luar dan ban dalam,” katanya melalui siaran pers, Minggu (22/8/2021).