Kementerian Perindustrian menggulirkan program penggantian potongan harga mesin industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kinerja industri TPT agar lebih produktif dan berdaya saing di tengah pandemi COVID-19.

"Pemerintah berperan aktif mendorong peningkatan kinerja industri TPT untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor serta mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, lanjut Khayam, industri TPT merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan.

Ditjen IKFT Kemenperin telah menginisiasi pemberian insentif investasi untuk industri TPT. Stimulus tersebut berupa fasilitasi penggunaan mesin dan/atau peralatan yang lebih modern, lebih efisien dan hemat energi serta lebih ramah lingkungan.

Kementerian Perindustrian mengoptimalkan hilirisasi karet alam dengan memacu kemampuan dan penguasaan teknologi industri kecil dan menengah (IKM) berbasis komoditas itu melalui program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi (Dapati).

“Berbagai permasalahan yang dihadapi IKM sekarang, tidak hanya sebatas pada kebutuhan pemasaran produk, akan tetapi kebutuhan peningkatan penguasaan teknologi industri untuk menghasilkan produk yang memenuhi standard, berkualitas dan mampu bersaing di pasar,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin.

Ia menilai para pelaku IKM di tanah air perlu memanfaatkan teknologi modern dalam proses produksinya. Hal ini sejalan dengan implementasi pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Selain itu, penggunaan digitalisasi dapat mendukung upaya hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri,” kata Menperin melalui keterangan tertulis.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 tidak akan terlalu memukul kinerja industri manufaktur.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Bobby Gafur Umar mengatakan, selain karena pemberlakuan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) yang memungkinkan pabrikan beroperasi 100 persen, masa pemberlakuan yang hanya seminggu dinilai tak akan memberikan dampak signifikan.

“Mungkin ada adjustment karena yang lainnya tumbuh, secara overall saya pikir [pertumbuhan industri manufaktur] tetap in line,” kata Bobby kepada Bisnis, Selasa (23/11/2021).

Kementerian Perindustrian terus berupaya memperkenalkan peta jalan Making Indonesia 4.0 kepada masyarakat dunia. Hal ini guna menunjukkan bahwa sektor manufaktur di tanah air siap memasuki era industri 4.0 dengan menerapkan teknologi digital agar bisa lebih berdaya saing di kancah global.

“Setelah sukses unjuk gigi di pameran teknologi industri terbesar dunia, Hannover Messe 2021 Digital Edition, para pelaku manufaktur Indonesia juga tampil di ajang begengsi Industrial Transformation Asia Pacific (ITAP) 2021 yang diselenggarakan secara hybrid di Singapore Expo pada tanggal 22-24 November 2021,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto di Jakarta, Senin (22/11).

Kementerian Perindustrian menyatakan industri manufaktur akan tumbuh 4 persen tahun ini dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 18 persen.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan selain menargetkan kontribusi terhadap PDB sebesar 18 persen, sumbangan ke ekspor nasional juga dipatok 75 persen.

Agus meyakini, seiring pulihnya perekonomian nasional, kinerja sektor industri manufaktur juga diproyeksi meningkat pada 2022.

"Ada beberapa indikator kunci sektor industri pada triwulan III/2021 yang memperlihatkan kemajuan cukup signifikan," ujar Agus dalam keterangannya, Selasa (23/11/2021).

Indikator itu di antaranya pertumbuhan sektor industri yang tercatat sebesar 4,12 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 3,51 persen.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai Indonesia akan mampu menguasai industri mobil listrik global di masa mendatang. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber baterai listrik dari turunan nikel.

“Setahu saya sumber biaya yang paling mahal dari mobil listrik soal komponen baterai listrik. Karena satu ini kita punya daya saing,” kata Tauhid, seperi dikutip Kamis (18/11/2021).

Pemerintah telah membentuk PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang merupakan gabungan dari PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero)/Inalum alias MIND ID, anak usahanya ANTM, Pertamina dan PLN.

Selain itu, kata dia, pemerintah sudah memiliki roadmap infrastruktur mobil listrik. “PLN sudah punya stasiun pengisian listrik umum itu akan dibangun sampai tahun berapa, itu kan berarti infrastruktur dasarnya kita sudah punya,” katanya.