Industri alas kaki yang sempat tertekan penyebaran Covid-19 varian Omicron, kini telah membaik utilitas kapasitas produksinya.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan selain terpicu permintaan lebaran, perbaikan produksi juga didorong wacana pembelajaran tatap muka 100 persen.

"Sekarang [utilitas kapasitas produksi] sudah membaik, apalagi kemarin pemerintah sudah membolehkan mudik, aktivitas membaik, sebagian besar sekolah juga mulai mau tatap muka 100 persen," kata Firman kepada Bisnis, Jumat (1/4/2022).

Namun demikian, di awal bulan ini, industri sepatu juga ikut tertekan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen. Firman mengatakan selama pandemi, harga-harga sudah mengalami lonjakan sehingga otomatis harga jual juga sudah terkerek di level konsumen.

Strategi pemerintah menggalakkan belanja produk lokal untuk kementerian dan lembaga dinilai tepat untuk mengerek kinerja industri dalam negeri.

Wakil Direktur Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan dalam tataran teknis memang diperlukan regulasi yang mewajibkan produk lokal untuk dibeli oleh belanja pemerintah.

"Dengan hanya mengurangi impor, otomatis pertumbuhan ekonomi naik karena impor itu adalah pengurang formulasi ekonomi. Apalagi kalau dibelikan produk nasional, efeknya akan besar terhadap UMKM kita," kata Eko, Selasa (29/3/2022).

Eko menjelaskan, salah satu penyebab produk lokal tak terserap belanja pemerintah yakni belum maksimalnya mekanisme yang mengatur suplai dan permintaan.

Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami perbaikan tipis menjadi 51,3 pada Maret 2022 dibandingkan posisi Februari 51,2.
Menurut data terkini IHS Markit yang kini berada di bawah S&P Global, produksi dan pesanan baru terus naik pada bulan lalu, meski tingkat pertumbuhannya melambat di tengah dampak gangguan terkait pandemi yang masih ada. Permintaan asing juga melambat di tengah laporan hambatan pengiriman.

Tingkat ketenagakerjaan naik untuk mendukung kenaikan persyaratan produksi. Meski hanya marginal, tingkat lapangan kerja meningkat tajam dalam kurun waktu hampir tiga tahun.

"Meski kenaikan output dan pesanan baru melambat menghadapi dampak Covid-19 yang masih ada, kepercayaan bisnis meningkat tajam di antara perusahaan manufaktur di tengah gelombang virus terkini yang mereda. Sangat penting untuk mengamati apakah sentimen positif berarti pertumbuhan produksi yang lebih baik pada bulan-bulan mendatang," kata Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit, Jumat (1/4/2022).

Industri farmasi mengapresiasi upaya pemerintah yang mendukung gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) melalui Business Matching untuk mengoptimalkan pembelian produk dalam negeri. Lewat langkah ini, harapan industri farmasi untuk mendongkrak produksi obat dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi dapat terus ditingkatkan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pihaknya menargetkan nilai capaian penggunaan produk dalam negeri melalui pengadaan barang dan jasa sebesar 80%.

"Kami harapkan komitmen yang sama dari pengguna wajib produk dalam negeri lainnya untuk menetapkan target capaian penggunaan produk dalam negeri," kata Agus dalam keterangannya, ditulis Rabu (23/3/2022).

Terkait dengan keikutsertaan industri farmasi dalam Business Matching, Menperin menambahkan bahwa acara Business Matching sebagai langkah inisiatif pemerintah ini akan menciptakan efek domino ekonomi untuk UMKM, para petani, dan pedagang bahan baku herbal.

Geliat konsumsi dan perubahan pola belanja ke pesan-antar menjadi katalis pertumbuhan industri kemasan selama masa pandemi. Hal itu juga terjadi pada kemasan kertas.

Menurut catatan Federasi Kemasan Indonesia, kemasan kertas dan karton cukup mendominasi pasar kemasan tahun lalu, yakni sebesar 28 persen dari total nilai Rp102 triliun hingga Rp105 triliun.

Realisasi tersebut tumbuh 4 persen hingga 5 persen. Adapun selain kemasan kertas, pertumbuhan pasar kemasan juga dikontribusikan oleh plastik kaku 18 persen, dan sisanya terdiri atas gelas, metal, dan sebagainya.

Direktur Eksekutif Federasi Kemasan Indonesia Henky Wibawa mengatakan pertumbuhan pasar kemasan kertas tahun ini diperkirakan akan sejalan dengan ekspansi industri packaging secara keseluruhan pada tahun ini, yakni di angka 4 persen hingga 5 persen.

Belum lama ini pemerintah melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan 47 proyek strategis senilai total Rp155,12 triliun yang sedang dalam tahap feasibility study. Dari angka tersebut, yang tertinggi adalah di sektor industri yang terintegrasi kawasan, senilai Rp51,92 triliun.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan mengatakan untuk menunjang program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dengan perangkat tingkat komponen dalam negeri (TKDN), peluang investasi tersebut hendaknya diisi oleh pelaku usaha domestik.

Namun, bukan berarti investasi asing tak diharapkan. Hanya saja, dari hitung-hitungan efek penggandanya terhadap produk domestik bruto (PDB), penanaman modal dalam negeri (PMDN) dinilai lebih menguntungkan.