Aku akan terus melangkah
Berjuang menggapai harapan
Tak peduli anggapan maupun cercaan
Terus bergerak tidak ada keraguan

Terpeleset jatuh
Tergores luka
Bangkit tuk melangkah
Tak pernah sudi untuk menyerah

Hidup itu sulit
Bagi mereka yang tak mau mencoba
Hidup itu menyebalkan
Bagi mereka yang lemah dan berputus asa

Pada suatu hari hiduplah seekor kambing kecil yang tanduknya mulai tumbuh.

Hal itu membuat dia berpikir bahwa saat itu dia sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri.

Suatu sore ketika gerombolan kambing mulai pulang ke peternakan kembali dan ibunya sudah memanggilnya.

Anak kambing tersebut tidak memperhatikan dan memperdulikan panggilan ibunya.

Dia tetap tinggal di lapangan rumput tersebut dan mengunyah rumput-rumput yang halus disekelilingnya.

Seorang Guru membuat garis sepanjang 1 meter di papan tulis, lalu berkata :

“Anak-anak, coba perpendek garis ini!”

Anak pertama maju ke depan, ia menghapus 20 cm dari garis itu menjadi 80 cm.

Pak Guru mempersilakan anak ke 2. Ia pun melakukan hal yang sama, sekarang garisnya tinggal 60 cm.

Anak ke 3 dan ke 4 pun maju kedepan melakukan hal yang sama, hingga garis itu tinggal 20 cm.

Terakhir, seorang anak yang bijak maju kedepan. Ia tidak mengurangi garis yang sudah tinggal 20 cm, namun membuat garis baru sepanjang 120 cm, lebih panjang dari garis yg pertama.

Pada hari yang cerah, saat air laut mulai surut, ibu kepiting dan anaknya berjalan-jalan di sepanjang pantai.

Mereka bertemu dengan banyak makhluk. Ada manusia yang sedang berjalan-jalan, ada anjing, kodok dan lain sebagainya. Sang ibu kepiting mengamati mereka semua, lalu dia mengamati bahwa ada yang salah pada cara berjalan anaknya.

“Anakku, mengapa kau tidak berjalan lurus ke depan?” ujar sang ibu kepiting, “Coba kau lihat, manusia, anjing, kodok dan semua makhluk yang kita temui berjalan dengan arah lurus ke depan. Hanya kamu yang berjalan dengan arah menyamping,” sang ibu kepiting agak cemas karena merasa anaknya tampak aneh dari yang lain.

“Baiklah ibu, aku akan berjalan dengan arah ke depan,” ujar sang anak kepiting.

Pada suatu hari, Singa berjalan dengan gagah di dalam sebuah hutan.

Binatang-binatang lain sangat menghormatinya.

Mereka semua memberinya jalan, kecuali Keledai.

Ia justru mencibir ketika Singa lewat.

Singa seketika marah.

Namun, ketika ia melihat bahwa yang melakukan itu adalah Keledai, Singa melanjutkan perjalanannya dengan tenang.

Ia tidak mau mengotori cakarnya yang kuat hanya untuk menanggapi binantang bodoh seperti keledai.

Ada seorang suami yang di dalam dompetnya terdapat foto istrinya. Saat teman-temannya melihat, ia dipuji sebagai suami yang sangat baik.

Lalu, satu di antara temannya bertanya apa fungsinya membawa foto sang istri. Dia menjawab: “kalau aku punya permasalahan di kantor, aku selalu memandang foto itu, dan permasalahan yang dihadapi hilang begitu saja”.

“Wah alangkah berbahagianya kamu mempunyai istri seperti itu, bagaimana bisa begitu?” tanya teman-temannya.

Sang suami menjawab kembali….

    “Ya, kalau saya melihat foto istri saya, semua permasalahan apa pun di kantor, menjadi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan permasalahan dengan dia!”