Ada kisah mengenai dua orang sahabat yang sudah kenal sejak lama, yaitu Gal dan Hap. Gal adalah orang yang pendiam dan selalu mengerti bagaimana karakter Hap. Sebaliknya, Hap adalah orang yang blak-blakan dan apa adanya.

Walaupun ikatan persahabatan mereka sudah terjalin lama, sifat Hap yang blak-blakan itu seringkali menyakiti orang lain. Gal sering berpikir bahwa kenapa sifat sahabatnya ini tidak kunjung berubah sejak dulu.

Di suatu hari, Gal pernah menasehati Hap supaya ia harus merubah sifatnya dengan berkata, “Hap, cobalah untuk merubah sifatmu. Jika kelakuan terus seperti ini, banyak orang yang di sekitar akan menjauh, termasuk juga aku!”

Hap pun menjawabnya dan berkata, “Kamu itu sahabatku. Pastilah sudah sejak dulu memahami sifatku seperti ini. Tapi kalau kamu sudah tidak tahan dengan karakterku, tidak apa-apa jika ingin menyudahi pertemanan ini”.

Gal memang memiliki sifat yang baik sebagai sahabat. Ia memberikan nasehat untuk Hap agar berubah karena karakternya yang terlalu blak-blakan dan tidak memahami situasi.

Meskipun Gal kerap kali kesal, jika mengingat kebaikan Hap selama ini, dia akan meredakan rasa kesalnya itu.

Di hari-hari selanjutnya, bahkan hingga mereka lulus kuliah, Gal tidak meminta Hap untuk merubah sikapnya lagi. Ia yakin meskipun tanpa diminta, Hap pasti akan sadar bahwa sifatnya yang terlalu blak-blakan dan tidak melihat perasaan orang lain akan berubah.

    Dalam sebuah hubungan persahabatan, memang sesekali harus memberikan nasehat untuk sahabat.
    Namun, saat dia mengatakan dengan mudah ingin memutuskan ikatan persahabatan, pikirkan kembali.
    Alasannya, bisa jadi sahabat tersebut memang sudah memberikan begitu banyak kebaikan untuk kita.
    Seiring berjalannya waktu dan tumbuh dewasa, pasti sifatnya akan berubah menjadi lebih baik lagi.

Sumber: https://iphincow.com