Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong pelaku industri manufaktur untuk meningkatkan daya saing ekspor sekaligus memperluas penetrasi pasar global ke negara-negara baru melalui pameran Manufacturing Surabaya 2025.

“Dengan pameran ini, mari cari alternatif, baik itu manufakturnya maupun ekspornya ke negara-negara baru, sehingga industri ini tidak jatuh, tapi justru terus meningkat,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekdaprov Jawa Timur Joko Irianto saat meninjau pameran di Grand City Convention & Exhibition Center, Rabu.

Joko mengungkapkan jika kondisi pasar global saat ini tengah menghadapi tantangan, meskipun saat ini Amerika Serikat sudah menurunkan tarif impor timbal balik Indonesia menjadi 19 persen dari semula 32 persen.

Meskipun bukan pasar utama Jawa Timur, kata dia, langkah tersebut dinilai tetap berdampak terhadap arus ekspor-impor.

“Pameran ini sangat penting. Saya lihat tadi ada mesin yang dulu harganya miliaran, kini sudah jauh lebih murah. Itu bisa menciptakan peluang bagi pelaku industri baru untuk memproduksi barang menggunakan teknologi tersebut,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, penguatan ekosistem industri merupakan langkah penting dalam menarik kembali investasi.

Sehingga, pihaknya juga akan terus mendorong transformasi melalui pengembangan industri hijau dan peningkatan kapasitas usaha mikro kecil menengah (UMKM).

"Kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif,” tuturnya.

Sementara itu, Portfolio Director PT Pamerindo Indonesia Meysia Stephannie menyatakan bahwa transformasi adalah keniscayaan bagi sektor industri agar tetap relevan dan berdaya saing di tengah dinamika global.

Selain itu, ia juga menyoroti besarnya potensi industri di kawasan timur yang memerlukan dukungan ekosistem solid dan terintegrasi untuk bisa berkembang lebih optimal.

“Tahun ini dalam Manufacturing Surabaya 2025, kami menghadirkan 167 peserta pameran dari sektor permesinan, otomasi industri, logistik, hingga teknologi produksi," katanya.

Menurut dia, Manufacturing Surabaya menjadi panggung yang mempertemukan pelaku industri nasional dan global untuk menjajaki peluang usaha dan ekspansi bisnis.

Tak hanya itu, guna mendukung transformasi industri manufaktur, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur mengadakan Forum Industri Hijau.

"Kolaborasi ini mencakup penyelenggaraan seminar yang membahas tentang peta jalan (roadmap) industri hijau di Jawa Timur," ucapnya.

Sumber: https://jatim.antaranews.com