Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri daur ulang plastik dapat menghasilkan berbagai produk bernilai tambah dengan potensi ekonomi mencapai lebih dari Rp10 triliun per tahun dan potensi ekspor produk turunan daur ulang plastik US$141,9 juta.

Oleh karena itu, pemerintah tengah menyiapkan regulasi baik dalam rangka pemberian insentif dan disinsentif, termasuk pengawasan dan pengendalian regulasi yang ditetapkan serta penyediaan sarana prasarana pengumpulan sampah plastik.

"Namun, pengolahan sampah plastik harus menjadi tanggung jawab bersama pusat dan daerah, industri, pengguna, dan konsumen semua harus berbagi tanggung jawab sesuai dengan tupoksinya masing-masing," katanya dalam Peresmian Pabrik Plastik Daur Ulang PT Amandina Bumi Nusantara yang disiarkan virtual, Senin (5/4/2021).

Industri petrokimia nasional tetap tumbuh positif di tengah pandemi Covid- 19. Bahkan tingkat utilisasi industri mencapai 95 persen. Hal ini terjadi karena industri petrokimia nasional selama pandemi, termasuk produk petrokimia dari PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro Group) mampu mensubstitusi produk impor. Seperti diketahui, sebanyak 55 persen bahan baku produk petrokimia masih impor.

Fajar Budiono, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS), ketika dihubungi, Selasa (30/3/2021) menjelaskan, dampak pandemi terhadap industri petrokimia, hanya terjadi pada 3 bulan pertama, setelah itu industri mampu recovery. Bahkan, kontrak-kontrak ekspor yang terkendala akibat pandemi, di banyak negara terjadi lock down, dialihkan untuk memenuhi lonjakan permintaan di dalam negeri, terutama bahan baku untuk menunjang berbagai produk alat kesehatan, hingga produk kemasan.

Kementerian Perindustrian terus mendorong sektor industri manufaktur melakukan transformasi ke arah pembangunan berkelanjutan.

Salah satu langkahnya melalui pelaksanaan konsep industri hijau, dengan prinsip menggunakan sumber daya yang eifisien, dapat diguna ulang, ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta memanfaatkan sampah sebagai energi alternatif.

"Sejak 2010, Kemenperin telah memberikan penghargaan industri hijau kepada para pelaku industri di Tanah Air,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui siaran pers, Minggu (4/4/2021).

Agus mengemukakan berdasarkan data penghargaan industri hijau pada 2019, capaian program efisiensi energi sektor industri setara Rp3,5 triliun dan efisiensi air proses sebesar Rp229 miliar.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memprediksi pada 2021, sektor industri logam dasar tumbuh 3,54 persen. Hal tersebut menunjukkan industri baja merupakan industri high resilience yang mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19 dan siap untuk kembali meningkatkan kemampuan dan kinerjanya pada tahun ini.

“Pada masa pandemi COVID-19, sektor industri logam dasar tetap bertumbuh dengan baik. Pada tahun 2020 industri logam mengalami pertumbuhan positif,” kata Menperin lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Hal ini didukung dengan nilai realisasi investasi yang tinggi dan neraca perdagangan surplus di industri logam, khususnya untuk logam dasar serta upaya pengendalian impor besi baja nasional.

Agus menambahkan dalam rangka mendorong industri logam nasional yang berdaya saing tinggi, perlu diciptakan iklim usaha yang kondusif dan kompetitif guna mendongkrak utilisasi serta kemampuan inovatif pada sektor tersebut.

Lembaga Informasi dan Layanan Keuangan IHS Markit melansir Indeks Manufaktur Indonesia atau Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur RI mencatat rekor tertinggi pada Maret 2021 dalam satu dekade pengumpulan data selama Maret 2021 di tengah-tengah percepatan paling tajam pada tingkat pertumbuhan output dan permintaan baru, yang angkanya mencapai 53,2.

"Sektor manufaktur Indonesia mengakhiri triwulan pertama tahun ini di posisi tinggi, perusahaan meningkatkan produksinya untuk menanggapi masuknya pesanan baru paling kuat dalam survei selama satu dekade," kata Direktur Ekonomi IHS Markit Andrew Harker lewat keterangan resminya diterima di Jakarta, Kamis.

Andrew menyampaikan hasil positif tersebut mendukung harapan bahwa sektor industri menuju lintasan naik dengan cepat, yang sekaligus memperingatkan bahwa dampak pandemi COVID-19 dapat menyerang kembali kapan saja.

Industri kemasan tahun ini optimistis akan mencetak pertumbuhan sekitar 4-5 persen setelah tahun lalu berhasil menembus level produksi pada angka Rp104,4 triliun.

Direktur Executive Indonesia Packaging Federation (IPF) Henky Wibawa mengatakan pada tahun lalu pasar kemasan sebenarnya statis, atau tidak ada yang naik dan turun secara drastis akibat situasi ekonomi pada pandemi Covid-19.

"Tahun lalu memang ada sektor yang naik tetapi ada juga yang turun jadi secara keseluruhan saya estimasi zero. Tahun ini kami optimistis naik mungkin sekitar 4-5 persen," katanya kepada Bisnis, Rabu (24/3/2021).

Henky menyebut tahun lalu, industri juga didorong oleh investasi pabrikan baru yang mulai beroperasi. Sisi lain, kebutuhan ritel juga tetap akan tinggi.