Industri alat kesehatan nasional semakin diperhitungkan di kancah internasional. Hal ini ditandai dengan kerja sama investasi industri alkes Indonesia dan Turki senilai US$10,5 juta atau setara dengan Rp168,5 miliar.
Kerja sama tersebut terjalin melalui ajang Business Forum on Enhancing the Collaboration of Indonesia – Turkey Medical Device Industry di Istanbul yang digelar oleh Kementerian Perindustrian dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara, Turki.
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Yan Sibarang Tandiele mengatakan forum bisnis tersebut menjadi langkah untuk memasuki pasar Eropa dan Timur Tengah.
"Pada forum bisnis tersebut, telah dilaksanakan penandatanganan 2 MoU. Pertama, PT Haloni Jane Tbk dan ERK Medikal Saglik Hizmetleri, yang bekerjasama dalam distributor agreement untuk produk Latex Gloves supply dengan potensi transaksi mencapai US$9 juta," kata Yan, dikutip Minggu (12/5/2024).
Kedua, MoU antara PT Atra Widiya Agung dengan Uzman Sterilization System yang akan berkolaborasi dalam distribusi penjualan container system dan pabrikasi di Indonesia pada tahun 2024-2027 dengan nilai kerja sama mencapai US$1,5 juta.
Upaya perluasan pasar ini dilakukan untuk mendukung industri alat kesehatan dalam negeri yang terdiri dari 209 perusahaan, tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki).
Aspaki telah mampu memproduksi alat kesehatan yang berkualitas seperti ventilator (dengan TKDN mencapai 58%), hospital furniture (TKDN 68%), hingga medical apparel (TKDN 92%).
"Dengan kemampuan tersebut, kami juga berupaya untuk membuka dan memperluas akses pasar ekspor bagi industri alat kesehatan dalam negeri," ujarnya.
Lebih lanjut, Staf Khusus Menteri Perindustrian sekaligus Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan industri alkes yang tergabung dalam sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE) sedang tumbuh pesat mencapai 12,09 persen.
Febri menilai kondisi tersebut mencerminkan bahwa iklim usaha dan investasi di Indonesia dalam kondisi yang sehat.
“Oleh karena itu, kami aktif memacu adanya kerja sama yang menguntungkan antara industri alat kesehatan Indonesia dan Turki, baik itu kerja sama bidang distribusi, R&D mupun investasi,” tuturnya.
Tak hanya itu, selama forum bisnis dan pameran tersebut berlangsung, pavilion Indonesia telah dikunjungi oleh potential customer dari berbagai negara seperti Turki, Italia, Spanyol, Rusia, China, Amerika Serikat, Moroko, Iran, Lebanon, Somaliland, Ethiopia, Belarusia, Yordania, Nigeria, Macedonia, Ukraina, Iraq, Libya, Bulgaria, Algeria, Bosnia, Tunisia, Cypruz, Georgia, Oman, Mongolia, Mesir, Arab Saudi, dan Suriah.
Febri menyebutkan dari ajang pameran dan forum bisnis selama EXPOMED EUROSIA 2024, didapatkan potensi nilai transaksi hingga mencapai US$13,86 juta atau sekitar Rp230 miliar.
Sumber: https://ekonomi.bisnis.com