Pembatasan mobilitas di Vietnam dan sejumlah negara lain memacu ekspor pengusaha garmen dan alas kaki dalam negeri.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Muhamad Khayam mengatakan peningkatan ekspor dialami PT Globalindo Intimates (GI) di Kabupaten Klaten dan PT Selalu Cinta Indonesia (SCI) di Salatiga.

"Saat ini, PT GI dan PT SCI sedang mendapatkan limpahan order dari Vietnam dan negara kawasan lainnya yang sedang lockdown akibat pandemi Covid-19 gelombang kedua," kata Khayam dalam keterangan tertulis, Selasa (28/9/2021).

Dia melanjutkan limpahan order tersebut menyebabkan PT GI dan PT SCI akan berproduksi dengan kapasitas penuh hingga 2023. Kedua perusahaan juga tengah memacu produksi untuk memenuhi permintaan ke pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi kalangan industri elektronika yang berkinerja baik dan konsisten dalam merealisasikan investasi di Indonesia saat pandemi COVID-19.

"Industri elektronika juga menjadi salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era industri 4.0," kata Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Pernyataan tersebut disampaikan Menperin usai menghadiri pelepasan ekspor produk mesin cuci PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI), di mana pabrik tersebut merupakan relokasi dari China ke Indonesia.

Menurut Menperin, strategi dalam meningkatkan kinerja gemilang di sektor industri elektronika nasional, antara lain adalah menarik pemain global terkemuka dan mengembangkan kemampuan dalam memproduksi komponen elektronik bernilai tambah tinggi.

Kinerja ekspor semen pertama kalinya tumbuh negatif tahun ini per Agustus 2021. Namun demikian, performa ekspor semen sepanjang tahun masih tumbuh dua digit.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mendata volume ekspor per Agustus 2021 hanya mencapai sekitar 720.000 ton atau anjlok hingga 44,8 persen secara tahunan. Walakin, ekspor semen pada Januari-Agustus 2021 masih tumbuh 46,12 persen menjadi sekitar 8,3 juta ton.

"[Negara tujuan] dominan ekspor adalah Banglades, Australia, Filipina, dan China," kata Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Senin (27/9/2021).

Widodo berujar total negara tujuan ekspor semen dari dalam negeri ada delapan. Negara tujuan ekspor lainnya adalah Taiwan, Timor Leste, Srilangka, dan Mauritius.

Kebijakan subsidi harga gas industri menjadi US$6 per metric million british thermal unit (MMBtu) mampu mengerek daya saing produk keramik dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan hal itu dibuktikan dengan kinerja ekspor keramik yang tumbuh 23 persen pada semester I/2021 dan 30 persen sepanjang tahun lalu. Sementara itu, kinerja utilisasi produksi sampai dengan September sudah mencapai 75 persen.

"Kinerja ekspor tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan ke negara tujuan seperti Filipina, Malaysia, dan Australia," kata Edy kepada Bisnis, Selasa (21/9/2021).

Dia melanjutkan Asaki juga berencana untuk menyerap pemanfaatan gas lebih banyak dengan mengoptimalkan utilisasi produksi keramik nasional, di mana pada 2019-2020 berkisar 60-65 billion bristh thermal unit per day (BBTUD) dan saat ini berada di atas 80 BBTUD.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengoptimalkan restrukturisasi mesin industri kecil dan menengah (IKM) seiring peningkatan ekspor furnitur hingga 30,8 persen pada periode Januari-Agustus 2021 dibandingkan periode sama 2020.

"Ini menandakan bahwa produk furnitur kita sudah kompetitif di kancah global. Apalagi, produk furnitur kita dinilai unik dan inovatif karena terobosan-terobosan yang dilakukan para pelaku industri agar bisa berdaya saing," kata Plt Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.

Di tengah tekanan berat karena dampak pandemi COVID-19, industri furnitur nasional mampu menunjukkan performa yang cemerlang. Hal ini tercermin dari nilai ekspor industri furnitur pada 2020 sebesar 2,19 miliar dolar AS atau naik 12,2 persen dibandingkan 2019.

Kinerja industri furnitur tumbuh 8,04 persen pada kuartal I/2021, setelah terkontraksi 7,28 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan subsektor industri kayu, barang dari kayu, rotan dan furnitur menyumbangkan sebesar 2,60 persen terhadap pertumbuhan kelompok industri agro. Adapun pertumbuhan industri agro tercatat 2,26 persen pada kuartal kedua 2021.

"Artinya, industri furnitur dan kerajinan terbukti memiliki tingkat resiliensi yang tinggi di saat pandemi," kata Agus dalam keterangannya, Senin (20/9/2021).

Agus mengemukakan, salah satu faktor yang mendongkrak penjualan produk furnitur di saat pandemi, yaitu adanya peralihan atau reorganisasi signifikan belanja rumah tangga masyarakat, dari yang untuk hiburan, pariwisata atau transportasi, menjadi kebutuhan untuk menata dan merenovasi rumah.