Asosiasi Semen Indonesia mendata performa ekspor semen nasional berakselerasi per Februari 2021. Hal tersebut membuat produksi semen nasional ikut berakselerasi pada dua bulan pertama 2021.

Ketua Umum ASI Widodo Santoso mendata volume ekspor semen per Februari mencapai 1,1 juta ton. Angka tersebut naik sekitar 240 persen dari realisasi Februari 2020 sekitar 450.000 ton.

"Kendati konsumsi dalam negeri hanya naik 1 persen, [performa] ekspor buat gebrakan baru. Dengan demikian, total penjualan dalam negeri dan ekspor mencapai kenaikan 14 persen, hal ini cukup menggembirakan dengan prestasi ekspor yang dilakukan pelaku industri semen," ucapnya kepada Bisnis, Senin (22/3/2021).

Industri peralatan listrik di Cikarang PT Jinheung Electric Indonesia rutin mengekspor produk peralatan listrik rumah tangga ke Korea Selatan, di antaranya miniature circuit breaker (MCB), power socket dan switch ke pasar Korea Selatan (Korsel).

“Kami melihat daya saing industri peralatan listrik di dalam negeri sudah mampu kompetitif dengan produk impor. Untuk itu, potensi ini perlu dioptimalkan dengan memfasilitasi perluasan pasar ekspor,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier lewat keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Taufiek menilai, bisnis industri peralatan listrik cukup prospektif ke depannya seiring dengan upaya mengakselerasi penerapan Industri 4.0.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memacu peningkatan daya saing industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional, salah satuya dengan berupaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku tekstil impor.

Langkah yang dilakukan antara lain dengan mendorong pengembangan bahan baku tekstil yang berbasis serat sintetis.

“Bahan baku tekstil berbasis serat sintetis punya banyak keunggulan, antara lain memiliki durabilitas tinggi serta dapat direkayasa dengan menanamkan sifat dan fungsi khusus yang menunjang performa produk tekstil. Sifat ini dapat dikatakan abadi karena ditanamkan langsung pada bahan baku serat sintetis tersebut,” ujar Plt Kepala Balai Besar Tekstil (BBT) Kemenperin Wibowo Dwi Hartoto lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Jumat.

Ia menuturkan sebagai upaya mendampingi para pelaku industri TPT dalam mengembangkan material tekstil berbasis serat sintetis, BBT Kemenperin menyediakan fasilitas berupa testbed ekonomis.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah fokus untuk terus meningkatkan investasi di Tanah Air sebagai salah satu upaya strategis agar dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dari dampak pandemi COVID-19.

“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa kunci pertumbuhan ekonomi kita adalah di investasi. Maka itu, Kemenperin aktif berkontribusi dalam menarik investasi baru, khususnya sektor industri,” kata Menperin lewat keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

Kemenperin mencatat terdapat 81 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp921,84 triliun, yang akan dipacu realisasinya untuk pengembangan proyek hilirisasi dalam kurun waktu tahun 2023-2030. Dari total investasi tersebut, bakal menyerap tenaga kerja sebanyak 125.286 orang.

“Dari investasi ini, tentunya akan menciptakan lapangan kerja yang banyak. Hal ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Selain itu juga akan mengurangi tingkat pengangguran, baik itu karena pandemi atau angkatan kerja baru,” papar Agus.

Pelaku industri makanan dan minuman semakin mantap menuju Ramadan dan Idul Fotri karena momen tersebut diharapkan menjadi booster setelah kondisi tahun lalu.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat bahkan menyebut setelah tahun lalu industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya tumbuh di bawah 1 persen, maka tahun ini diharapkan pertumbuhan melaju hingga 5 persen.

"Semester satu didorong Ramadan dan Lebaran kami harap pertumbuhan 3 persen sudah bisa didapat," katanya kepada Bisnis, Selasa (16/3/2021).

Meski demikian, Rachmat menekankan optimisme tersebut belum sampai di level pra pandemi. Sebagai gambaran, industri AMDK pada 2019 berhasil tumbuh di kisaran 9 persen. Rachmat menyebut tahun ini segmen galon masih menjadi andalan.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mencatat kenaikan produksi dari produk kain atau weaving sebesar 150 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Ketua Umum Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) Suharno Rusdi mengatakan kenaikan produksi tersebut didorong kebijakan pemerintah yang mulai mengerem kain impor dari luar negeri.

Alhasil, pasar IKM yang biasanya menyerap kain impor sekarang bisa menyerap hasil produksi industri kain lokal.

Adapun industri TPT mencatat 60 persen serapan kain adalah IKM. Artinya, jika produksi sudah naik dan IKM sudah kembali menyerap produk ada indikasi TPT mulai memasuki fase pemulihan.

"Perkembangan industri weaving sangat menggembirakan, ada kenaikan produksi sekitar 150 persen jika kita bandingkan denga tahun lalu," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/3/2021).