Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia pada Desember 2021 akan tetap stabil di level ekspansif meski pemerintah akan memberlakukan PPKM Level 3 selama Natal dan Tahun Baru.

Wakil Ketua Umum Kadin Shinta W Kamdani mengatakan skenario terburuknya, akan ada sedikit penurunan karena risiko gelombang ketiga Covid-19 dan kemunculan varian baru omicron.

"Prospek PMI Desember kemungkinan besar masih akan ekspansif dan relatif stabil, atau sedikit turun dibandingkan November karena risiko third wave cukup tinggi, khususnya bila PPKM Level 3 tidak berhasil mengendalikan mobilitas masyarakat," kata Shinta kepada Bisnis, Rabu (1/12/2021).

Jika PPKM Level 3 berhasil membendung lonjakan kasus, PMI manufaktur pada Januari 2022 akan bisa bertahan di level ekspansif.

Pandemi Covid-19 mengubah berbagai aspek dalam kehidupan termasuk dalam bidang industri manufaktur yang mesti mengatur ulang berbagai prosedur produksinya.

Hajime Sugiyama, Industrial IoT Evangelist of Factory Automations Systems Group, Mitsubishi Electric Corporation mengatakan bahwa saat ini industri manufaktur sedang mencoba beradaptasi dengan perubahan kondisi.

“Misalnya, bagaimana menerapkan pembatasan jarak antar karyawan di dalam pabrik,” ujarnya, Jumat (19/11/2021).

Dia melanjutkan, sebagai langkah awal yang mudah untuk dilakukan dalam menerapkan pembatasan jarak di pabrik, maka setiap individu dapat menggunakan pelindung wajah dan masker. Mengawali kebiasaan baru ini menurutnya tidak mudah karena APD tersebut belum tentu diperlukan dan digunakan untuk semua industri yang ada.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi para pelaku industri atas pencapaian purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia pada November yang menempati posisi 53,9 dan selama tiga bulan terakhir berada dalam tahap ekspansi.

"Kami sangat bersyukur dan memberikan apresiasi atas capaian ini, karena pelaku industri kita masih tetap semangat menjalankan usahanya seiring dengan upaya pemerintah mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," kata Menperin di Jakarta, Rabu.

Menperin optimistis sepanjang 2021 ini, industri akan tumbuh sebesar 4-5 persen apabila tidak ada gejolak kasus atau gelombang susulan dari pandemi COVID-19.

"Pemerintah bertekad untuk terus menjaga iklim usaha yang kondusif. Investasi dan produktivitas sektor industri tetap dijaga dengan baik agar bisa terus berjalan," tuturnya.

Kementerian Perindustrian mengusung eksistensi Making Indonesia 4.0 pada ajang pameran transformasi industri Asia Pacific atau Industrial Transformation Asia Pacific (ITAP) keempat yang digelar di Singapore Expo pada 22-24 November 2021.

“Kita sudah memiliki peta jalan Making Indonesia 4.0 yang menunjukkan bahwa kita siap memasuki era industri 4.0,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko SA Cahyanto melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Kegiatan yang diselenggarakan secara hibrida (daring dan luring) tersebut untuk memaksimalkan jangkauan regional serta mendorong keterlibatan industri manufaktur dan sektor terkait.

Tujuan ITAP 2021 adalah untuk menginspirasi peserta untuk mengembangkan bisnisnya menggunakan pendekatan yang berpusat pada pelanggan dan menampilkan solusi-solusi industri 4.0 di tengah dampak pandemi COVID-19.

Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian menggali kerja sama antarpemangku kepentingan di sektor industri makanan dan minuman, salah satunya dengan industri-industri yang berasal dari Taiwan.

“Kerja sama kedua negara perlu didorong untuk memenuhi permintaan global akan produk pangan,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika lewat keterangannya diterima di Jakarta, Sabtu.

Putu menyampaikan hal itu dalam The 3rd Indonesia-Taiwan Dialogue on The Food Industry yang diselenggarakan secara hybrid.

Kegiatan tersebut dilaksanakan bersama bersama dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei dan diikuti oleh pemangku kepentingan industri mamin.

Pertemuan kerja sama ini juga mengedepankan kolaborasi industri dengan berbagai pihak dari dalam negeri seperti Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Balai Besar Industri Agro (BBIA) dan Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK).

Kementerian Perindustrian menggulirkan program penggantian potongan harga mesin industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kinerja industri TPT agar lebih produktif dan berdaya saing di tengah pandemi COVID-19.

"Pemerintah berperan aktif mendorong peningkatan kinerja industri TPT untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor serta mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, lanjut Khayam, industri TPT merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan.

Ditjen IKFT Kemenperin telah menginisiasi pemberian insentif investasi untuk industri TPT. Stimulus tersebut berupa fasilitasi penggunaan mesin dan/atau peralatan yang lebih modern, lebih efisien dan hemat energi serta lebih ramah lingkungan.