Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan bahwa ekspor industri makanan dan minuman (mamin) meningkat hingga 52 persen sepanjang Januari-September 2021.

“Sepanjang bulan Januari-September 2021, total nilai ekspor industri mamin mencapai 32,51 miliar dolar AS atau meningkat 52 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Neraca perdagangan industri mamin selama sembilan bulan ini surplus sebesar 22,38 miliar dolar AS,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Putu mengemukakan walaupun sektor industri mamin terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, namun pemerintah dan pelaku industri tetap harus bersiap dalam mengantisipasi dan mengatasi tantangan ketersediaan pangan dan energi.

Kementerian Perindustrian mencatat sektor makanan dan minuman (mamin) mendominasi pertumbuhan industri kecil menengah (IKM) pada kuartal III/2021.

Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan pertumbuhan output IKM pada kuartal ketiga tahun ini tercatat 4,37 persen.

"IKM pada triwulan tiga tahun ini mengalami pertumbuhan positif 4,37 persen, walaupun agak melambat, dengan dominasi industri makanan minuman," kata Reni saat membuka Festival Virtual Bangga Mesin Buatan Indonesia (BMBI) 2021, Kamis (9/12/2021).

Meski tidak menyebut angka spesifik, pertumbuhan IKM diproyeksi tetap pada level ekspansif sepanjang tahun ini dan tahun depan, dengan mamin tetap menjadi salah satu kontributor utama.

Di tengah memanasnya isu bangkrutnya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan industri baja tetap memiliki prospek yang cerah, mengingat posisinya sebagai induk dari segala industri.

Ketua Bidang Riset dan Teknologi Kadin Indonesia Ilham Habibie menggarisbawahi dua industri yang secara fundamental bergantung pada baja, yakni otomotif dan konstruksi.

Ke depan, dengan hadirnya era elektrifikasi kendaraan, industri baja juga dituntut untuk bisa menyuplai kebutuhan bahan baku rangka kendaraan yang ringan dan memenuhi standar otomotif.

“Saat ini memang baja bukan material utama [untuk badan] mobil listrik, tetapi saya bisa bayangkan akan ada tipe baja yang bisa masuk spesifikasi,” kata Ilham dalam webinar penguatan industri baja nasional, Senin (13/12/2021).

Investasi di industri plastik hilir diperkirakan akan mencapai US$500 juta atau sekitar Rp71,17 triliun pada tahun depan.

Sekjen Asosiasi Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan peningkatan investasi di industri plastik hilir seiring dengan pemulihan dan pertumbuhan permintaan.

"Investasi di hilir kecil-kecil sih, tapi menurut saya kalau pulih akan banyak juga. [Nilainya] Sekitar US$500 juta untuk regenerasi mesin-mesin di tahun depan," kata Fajar saat dihubungi Rabu (8/12/2021).

Nilai investasi tersebut, lanjut Fajar, akan mengalir ke penggantian mesin untuk menyesuaikan fluktuasi harga komoditas yang ikut mengerek harga bahan baku. Regenerasi mesin diperlukan ketika industriawan menggunakan bahan baku alternatif yang lebih efisien.

Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa industri farmasi di Tanah Air siap menggunakan bahan baku obat (BBO) hasil produksi lima industri dalam negeri termasuk PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).

"Industri farmasi formulasi siap menggunakan BBO hasil produksi dalam negeri dengan beberapa pertimbangan seperti keberlanjutan BBO, kesesuaian spesifikasi BBO, konsistensi BBO, kemudahan audit, waktu delivery, hingga harga yang bersaing," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.

Khayam menyampaikan KFSP telah mampu memproduksi sebanyak 11 jenis molekul BBO yang sudah komersial, di antaranya adalah Clopidogrel, Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Entecavir, Lamivudin, Zidovudin, Efavirenz, Tenofovir, Remdesivir, dan Povidone Iodine.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Sony Sulaksono mengatakan berdasarkan data yang dirilis IHS Market, purchashing manager index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober berada di posisi 57,2, di mana angka tersebut menunjukkan industri otomotif berada pada fase ekspansi, seiring pertumbuhan ekonomi pada kuartal III sebesar 3,51 persen.

“Kapasitas produksi yang dihasilkan sebesar 2,35 juta unit per tahun dan mampu menyerap lapangan pekerjaan sebanyak 1,5 juta orang,” kata Sony lewat keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.

Sony menyampaikan penjualan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) secara global menurut Bloomberg pada 2030 diprediksi mengalami pertumbuhan mencapai 28 juta unit.