Menteri Perindustrian optimistis industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) memperluas pasar ekspor secara agresif dengan target capaian sebesar 13-14 miliar dolar AS sepanjang 2022.

“Kinerja industri TPT juga diharapkan tetap tinggi, terutama didorong oleh pertumbuhan pesat penjualan melalui platform e-commerce serta kesadaran konsumen akan prinsip-prinsip sustainability pada proses produksi tekstil seiring dengan komitmen penurunan karbon dan konsumsi air dalam proses produksinya,” ungkap Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Sabtu.

Dari sisi komoditas, prinsip sustainability juga didorong dengan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan serta penerapan prinsip circular economy.

“Adanya Making Indonesia 4.0 akan mendorong transformasi industri tekstil bisa lebih berdaya saing dan berinovasi tinggi sehingga dapat bersaing dan menjawab permintaan pasar global,” imbuhnya.

Pemerintah Indonesia memprioritaskan peran industri manufaktur sebagai instrumen utama untuk merealisasikan agenda transformasi ekonomi lepas dari middle income trap country.

Menurut Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, optimalisasi manufaktur masih jadi pekerjaan rumah.

"Indonesia harus emphasize di sektor manufaktur dengan memprioritaskan penguatan nilai tambah produk-produk di industri tersebut," kata Bambang saat menjadi pembicara di "National Development Policymaking on Decarbonization to Achieve Clean and Affordable Electricity", Senin (8/8/2022).

Optimalisasi penguatan nilai tambah produk-produk manufaktur Tanah Air, jelasnya, perlu dilakukan mengingat Indonesia sudah memiliki berbagai macam sumber alami untuk bahan baku atau komoditas dunia.

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ignatius Warsito mengapresiasi ekspansi investasi berupa penambahan pabrik keramik baru PT Kohler Manufacturing Indonesia di Cikarang senilai Rp14,5 triliun.

“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan PT Kohler Manufacturing Indonesia yang telah bersinergi bersama dalam membangun iklim usaha dan merealisasikan investasi di Indonesia," kata Warsito saat mewakili Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Sinergi dan investasi tersebut, kata Warsito, tentu berkontribusi positif terhadap pertumbuhan industri dan perekonomian nasional. Nilai investasi Rp14,5 triliun tersebut, lanjutnya, merupakan investasi terbesar dari perusahaan itu di Indonesia.

Industri pengolahan menjadi sektor yang paling kontributif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022. PDB nasional kuartal II/2022 tumbuh 5,44 persen YoY.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Jumat (5/8/2022), industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi, yakni sebesar 0,82 persen.

Di bawahnya, ada sektor transportasi dan pergudangan dengan kontribusi sebesar 0,76 persen, pergudangan 0,58 persen, informatika dan komunikasi (infokom) 0,50 persen, dan sektor lain-lain 2,78 persen.

Pertumbuhan tersebut disumbangkan oleh sejumlah sektor, terutama industri makanan dan minuman (mamin) sebesar yang tumbuh 3,68 persen serta tekstil dan pakaian jadi sebesar yang tumbuh 13,74 persen.

Pemerintah sedang mengejar investasi dengan nilai sekitar Rp200 triliun sebagai tindak lanjut atas naiknya target investasi tahun depan yang dipatok lebih dari Rp1.200 triliun.

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ignatius Warsito mengatakan target investasi tersebut dikejar agar bisa masuk ke industri petrokimia.

"Di hulu, yakni untuk industri petrokimia ada sekitar Rp200 triliun investasi yang sedang kami kejar untuk mengisi industri hulu sektor farmasi," ujarnya ketika ditemui di Serang, Selasa (9/8/2022).

Namun, Warsito tidak menjelaskan lebih jauh negara tujuan yang menjadi target untuk menanamkan modal di Industri petrokimia Tanah Air tersebut.

Industri manufaktur berhasil lolos dari tekanan geopolitik global di tengah pemulihan pascapandemi pada semester I/2022. Tetapi, butuh strategi yang tak kalah jitu yang harus disiapkan untuk paruh kedua 2022.

Badan Pusat Statistik mencatat seluruh sektor di industri manufaktur mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I/2022. Manufaktur perkapalan menjadi sektor dengan kinerja paling impresif.

Nilai ekspor sektor tersebut pada paruh pertama 2022 tumbuh pesat hingga 1.209,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dengan nilai US$590 juta.

Di belakangnya, menyusul industri bahan kimia anorganik dengan pertumbuhan mencapai 117,1 persen year on year (yoy). Nilai ekspor sektor itu pada semester I/2022 mencapai US$1,44 miliar.