Kinerja industri logam dasar semakin bergeliat dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 14,17% pada 2023. Capaian ini lebih tinggi dari laju pertumbuhan sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sektor ILMATE mampu tumbuh 10,70% (year-on-year/yoy) pada 2023 atau senilai Rp632,51 triliun. Sektor ini menjadi kontributor utama pertumbuhan manufaktur nasional.
Sekretaris Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin, Sopar Halomoan Sirait mengatakan subsektor logam dasar berkontribusi sebesar 5,61% terhadap industri pengolahan nonmigas pada tahun lalu. Hal ini lantaran perannya sebagai bahan baku industri, salah satunya besi dan baja.
"Sektor industri baja sangat berpotensi memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional melalui added value serta menjadi multiplier effect bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa," kata Sopar dalam siaran persnya, dikutip Minggu (25/2/2024).
Pertumbuhan industri yang berpusat di Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Hal ini didorong lonjakan permintaan produk besi baja dari luar negeri, terutama China, dan peningkatan produksi domestik produk feronikel.
Adapun total nilai ekspor tiga komoditas utama logam dasar, yaitu ferro-alloys, nickel mattes, dan flat-rolled products menembus US$27,60 miliar pada tahun 2023.
“Kami menyadari pentingnya ketersediaan bahan baku atau bahan penolong bagi para pelaku industri dalam negeri," tuturnya.
Untuk melindungi industri besi baja, Kemeterian Perindustrian menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian No 1/2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya untuk mengokohkan stabilitas industri baja nasional.
Penerbitan regulasi tersebut menandakan bahwa industri baja merupakan sektor yang sangat strategis bagi pengembangan sektor industri penting lainnya seperti konstruksi, alat transportasi, energi, alat pertahanan dan infrastruktur.
Di sisi lain, ILMATE juga ditopang oleh peningkatan laju PDB industri barang logam, komputer, barang elektronik dan optik sebesar 13,67%. Pertumbuhannya ditopang perminnaan sektor konstruksi domestik maupun global.
Lebih lanjut, industri alat angkutan yang tumbuh sebesar 7,63%. Hal ini ditunjukan dengan total tiga ekspor komoditas terbesar, yaitu mobil dan kendaraan bermotor, aksesoris kendaraan bermotor, dan sepeda motor yang mencapai US$9,33 miliar.
Sumber: https://ekonomi.bisnis.com