Kementerian Perdagangan mengatakan optimis peningkatan ekspor besi baja sebesar US$ 30 miliar atau setara Rp 450 triliun (kurs Rp 15.000/US$) akan tercapai. Nilai itu merupakan target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan awal tahun ini.

"Iya mudah-mudahan (tercapai US$ 30 miliar) apalagi tadi sudah disampaikan mereka (PT Gunung Raja Paksi Tbk) investasi Rp 1 triliun pasti peningkatan manufaktur itu bisalah. Insyaallah meningkatlah," kata Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag, Veri Anggriono, Rabu (26/7/2022).

Veri juga yakin adanya pengetatan perbatasan di Selandia Baru tidak berpengaruh kepada ekspor baja besi ke Selandia Baru.

"Dengan adanya pengetatan aja mereka (PT GRP) bisa tembus," jelasnya.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan investasi sektor manufaktur mencapai naik dari Rp167,1 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp230,8 triliun pada semester I-2022.

Angka tersebut memberikan kontribusi sebesar 39,5 persen dari total nilai investasi yang menembus Rp584,6 triliun pada semester I tahun 2022.

“Sektor industri manufaktur nilai investasinya naik dari Rp167,1 triliun pada semester I-2021, menjadi Rp230,8 triliun di semester I 2022 atau naik double digit sebesar 38 persen,” kata Menperin di Jakarta, Sabtu.

Menperin menjelaskan selama ini peningkatan investasi di sektor industri selalu memberikan dampak berantai yang luas bagi perekonomian nasional. Selain menambah devisa dan penyerapan tenaga kerja, juga memperkuat struktur manufaktur sehingga industri di Indonesia bisa lebih berdaya saing.

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyatakan bahwa ketika dalam keadaan normal, penguatan mata dollar Amerika Serikat (AS) seharusnya berdampak positif bagi para eksportir furnitur. Namun sebaliknya, justru situasi saat ini dinilai berdampak tidak baik pada bisnis.

Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur menyebut, salah satu dampak dari naiknya dollar AS saat ini adalah peningkatan pada beban operasional produksi, mulai dari harga bahan baku hingga bahan-bahan penolong.

"Tidak semua bahan baku dan bahan penolong tersedia di dalam negeri, artinya harus impor, dan impor tentunya juga menggunakan mata uang dollar AS," kata Abdul, kepada Kontan.co.id, Senin (25/7).

Dia melanjutkan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga berdampak buruk bagi perusahaan yang penjualannya masih mengandalkan pasar lokal, dan bagi mereka yang bergantung pada bahan baku atau bahan penolong impor.

Produsen mobil asal Jerman, Volkswagen bakal berinvestasi di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2022.

"Mereka akan melakukan investasi di Indonesia, mereka akan lakukan di Sulawesi, dan prekursor, katodenya direncanakan di KIT Batang," kata Bahlil di Gedung Kementerian Investasi,Rabu (20/7/2022).

Bahlil mengaku punya perasaan yang baik terhadap rencana investasi VW. Ia menyebut kontrak pertama sudah jalan, dan sekarang masuk ke tahap kedua.

Mantan Ketua HIPMI ini mengatakan, Volkswagen menjalin kerja sama dengan perusahaan nikel asal Sulawesi. Namun terkait nilai investasi yang ditanamkan, Bahlil belum bisa memastikan.

Industri keramik di tanah air terus bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui investasi baru atau perluasan pabrik. Upaya ini akan semakin memperkuat aliran rantai pasok ubin keramik nasional sejalan dengan program subtitusi impor sebesar 35%.

 “Dalam pengembangan industri keramik, kita harus mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri dengan visi menjadikan Indonesia kembali masuk dalam lima besar produsen ubin keramik dunia,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito dalam sambutannya mewakili Menteri Perindustrian pada Peresmian Perluasan Pabrik Plant 5B dan Peninjauan Proyek Perluasan Pabrik Plant 5C PT Arwana Citramulia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (20/7).

Daya saing industri makanan dan minuman Tanah Air di ekosistem investasi global dinilai cukup tinggi dan lebih baik dari sejumlah negara maju yang tertekan akibat inflasi.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan posisi tawar industri mamin Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa yang terimbas inflasi.

"Industri mamin dalam negeri lebih baik dari negara besar lainnya. Permintaan domestik AS dan Eropa turun. Investor akan lebih melirik Indonesia," kata Faisal kepada Bisnis, Kamis (21/7/2022).

Selain AS dan Eropa, industri mamin kompetitor lain seperti China juga sedang dalam kondisi kurang beruntung sehubungan dengan masih berlakunya kebijakan zero Covid-19.