Capaian pertumbuhan ekspor industri manufaktur sepanjang tahun ini tak lepas dari pengaruh eksternal yang mendatangkan limpahan order untuk pelaku usaha dalam negeri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan hal itu mengindikasikan naiknya kepercayaan pasar internasional pada industri dalam negeri.

"Saya mendapat laporan bahwa order-order dari luar negeri makin kencang ke Indonesia," kata Agus di Jakarta, Senin (15/11/2021).

Agus mengatakan hal itu terlihat pada beberapa sektor industri yang mengalami kenaikan ekspor, misalnya otomotif yang pengapalan completely built-up (CBU)-nya naik 30 persen.

Meski masih berada di level kontraksi pada kuartal III/2021, kinerja industri tekstil menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan dua triwulan sebelumnya.

Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh mengatakan bahwa industri tetap dapat meningkatkan kinerjanya, meski di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Pada triwulan ketiga tahun ini sudah mulai meningkat atau sudah lebih kecil kontraksinya. Padahal, kita tahu bahwa di triwulan tiga terjadi PPKM di berbagai daerah di Jawa dan Bali,” kata Elis kepada Bisnis, Selasa (9/11/2021).

Adapun, pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi pada tiga kuartal tahun ini berturut-turut, yakni -13,28 persen, -4,54 persen, dan -3,34 persen.

Sejumlah tantangan siap menguji target pertumbuhan manufaktur tahun depan yang dipatok 5–5,5 persen. Tahun ini sendiri, pertumbuhan manufaktur ditarget dapat naik 4,5–5 persen.

Peneliti di Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan, tantangan utama untuk meraih target pertumbuhan yang telah ditetapkan adalah harmonisasi kebijakan di semua lini yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga.

Upaya penghiliran industri dengan menyetop ekspor sejumlah barang mentah tambang, misalnya, harus ditindaklanjuti dengan upaya penguatan sektor hilir, baik dari segi kesiapan tenaga kerja, infrastruktur, logistik, dan skema perdagangan internasional yang menguntungkan industri dalam negeri.

“Banyak faktor yang memengaruhi berada di luar domain [Kementerian] Perindustrian, misalnya untuk urusan bahan baku, energi, infrastruktur, dan tenaga kerja,” kata Andry kepada Bisnis belum lama ini.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diproyeksikan mencapai pertumbuhan di atas 10 persen tahun depan. Hal itu didorong perbaikan utilisasi kapasitas produksi dan permintaan pasar dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan 3 persen yang ditopang kinerja positif pada kuartal terakhir 2021.

"Saya rasa bisa positif tahun ini di atas 3 persen. Kalau kondisinya bisa seperti ini terus, tahun depan pertumbuhan bisa di atas 10 persen seharusnya," kata Redma saat dihubungi, Selasa (9/11/2021).

Dia melanjutkan, pada kuartal IV/2021 pasar domestik akan tumbuh pesat karena tersendatnya impor dari China yang tengah mengalami krisis energi. Selain itu, pasokan dari negara-negara kompetitor lain juga masih dibayang-bayangi kelangkaan kontainer dan tingginya ongkos pengapalan.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri otomotif termasuk yang sangat kencang pertumbuhannya, yang terlihat dari pertumbuhan industri alat angkutan yang mencapai 27,84 persen pada triwulan III 2021.

"Pertumbuhan dua digit ini dicetak oleh industri alat angkutan selama dua triwulan berturut-turut. Saya mengapresiasi sektor ini sangat kencang pertumbuhannya," kata Menperin Agus pada pembukaan Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis.

Menperin juga menyebutkan angka penjualan dari industri otomotif ikut melesat. Pada perode Januari-September 2021, penjualan ritel mencapai 600.344 unit atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 407.390 unit.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan Al Khaleej Sugar Co., produsen terbesar gula di kawasan Timur Tengah dan lima besar dunia, berminat untuk berinvestasi di Indonesia senilai 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp28,68 triliun dalam pengembangan etanol di Indonesia.

“AKS akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula, AKS juga rencananya memproduksi bioetanol dan listrik dari biomassa,” kata Agus di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Minggu.

Komitmen itu disampaikan oleh Managing Director Al Khaleej Sugar Co. sekaligus Chairman Jamal A-Ghurair Group, Jamal Al-Ghurair saat bertemu dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Dubai.

Selain menghadiri perhelatan Expo Dubai 2020, kunjungan kerja Menperin Agus tersebut ke Persatuan Emirat Arab, sekaligus untuk bertemu calon investor potensial. Salah satunya adalah Al Khaleej Sugar (AKS).