Kinerja ekspor industri pengolahan atau industri manufaktur di Indonesia mengalami kenaikan per Februari 2025, di tengah maraknya isu pemutusan hubungan kerja (PHK) para buruh atau kelas pekerja di Tanah Air.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai ekspor industri manufaktur per Februari 2025 senilai US$ 17,65 miliar atau naik 29,56% dibanding bulan yang sama pada tahun lalu, dan dibanding Januari 2025 naik 3,17%.
"Komoditas yang mendorong kenaikan ekspor sektor industri pengolahan pada Februari 2025 secara month to month adalah minyak kelapa sawit meningkat 47,57%, mesin untuk keperluan umum yang meningkat 105%, dan juga barang perhiasan atau barang berharga yang meningkat 14,83%," kata Amalia saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (17/3/2025).
Amalia mengatakan, bila dikaitkan dengan permasalahan tenaga kerja di sektor industri itu, perlu dikaitkan dengan data-data yang tercakup di dalam Survei Angkatan Kerja Nasional atau Sakernas.
Ramadan dan Idul Fitri menjadi momentum bagi sejumlah pabrikan dan diler mobil untuk memacu penjualan. Ini bisa menjadi saat yang tepat untuk mendongkrak penjualan mobil pada bulan Maret 2025.
Sales & Marketing and After Sales Director Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengungkapkan secara historis, penjualan Honda menjelang ramadan hingga lebaran mengalami kenaikan sekitar 10%-20%. Mobil yang paling laris biasanya adalah segmen entry level seperti Honda Brio dan model Sport Utility Vehicle (SUV).
Yusak berharap tren positif bakal berlanjut pada ramadan dan lebaran tahun ini, meski pasar otomotif masih belum stabil, sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat.
"Penjualan bulan Maret masih kami monitor, namun kami memproyeksikan ada peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya karena didorong momentum Lebaran," ungkap Yusak kepada Kontan.co.id, Rabu (12/3).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat nilai ekspor industri kimia sebesar US$ 17,39 miliar atau sekitar Rp 284,3 triliun (asumsi kurs Rp 16.350) pada tahun 2024. Capaian tersebut tidak hanya menunjukkan pertumbuhan industri kimia, melainkan juga sektor farmasi.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier mengatakan, kelompok sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh sebesar 5,86% pada tahun 2024. Angka tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,03%.
Namun, Taufiek mengatakan sektor kimia membutuhkan ekosistem petrokimia dan energi yang terintegrasi. Dengan ekosistem tersebut, ia meyakini produksi sektor kimia dalam negeri berdaya saing.
"Untuk semakin memacu kinerja industri kimia ini, challenge kita adalah Indonesia perlu menumbuhkan ekosistem sektor petrokimia dan energi yang terintegrasi sehingga bisa lebih berdaya saing," kata Taufiek dalam keterangannya, dikutip Minggu (16/3/2025).
Presiden Prabowo Subianto hari ini menerima kunjungan CEO Vinfast Pham Nhat Vuong. Usai kunjungan itu, raksasa mobil listrik itu mengungkapkan komitmen untuk mempercepat pembangunan pabrik produksinya di Indonesia.
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani yang mendampingi Prabowo dalam pertemuan itu mengatakan, Vinfast akan mempercepat pembangunan pabriknya usai bulan puasa ini. Komitmen utamanya, Vinfast bakal memproduksi hingga 50 ribu mobil listrik di tahun depan.
"Mereka mulai produksi rencananya tahun depan. Kapasitas 50 ribu kendaraan," ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).
Vinfast, kata Rosan, sudah mengucurkan dana investasi hingga Rp 4 triliun di Indonesia. Mereka sudah membeli tanah di Subang, Jawa Barat seluas 120 hektare untuk dijadikan pusat produksi di Indonesia.
Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyambut baik penerapan kebijakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD). Kebijakan ini dianggap mampu menjaga daya saing industri baja nasional dan menekan produk baja impor dengan harga yang lebih murah.
Diketahui, kebijakan BMAD ini berupa bea masuk tambahan yang dikenakan terhadap produk impor yang dijajakan dengan jauh di bawah harga produksi atau harga pasar di negara asalnya, atau disebut dumping. Kegiatan ini melemahkan produsen dalam negeri dan menurunkan daya kompetitif bahkan untuk bersaing di pasar.
Chairman IISIA Akbar Djohan mengatakan, BMAD membantu mendorong industri baja memacu daya saingnya. Kebijakan ini memungkinkan produsen baja tetap berproduksi tanpa khawatir terhadap dumping.
Raksasa mobil listrik Vietnam, Vinfast berencana membangun pabrik di Indonesia. Niatan ini terungkap setelah Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis Vietnam (PKV) To Lam.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Vinfast mengungkapkan keinginan untuk berinvestasi membangun pabrik di Indonesia. Bahkan sudah ada opsi lokasi yang diajukan dan segera dipilih oleh Vinfast.
"Ada rencana bangun pabrik, lokasi sudah ada, tapi saya belum ingat," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2025).
Vinfast, kata Airlangga, juga berencana membangun ekosistem tempat pengisian baterai mobil listrik yang jumlahnya mencapai 100 ribu unit di Indonesia.
Page 9 of 132