Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkap pentingnya penegakkan hukum dan sanksi tegas untuk mencegah oknum dan mafia impor barang tekstil dan produk tekstil (TPT) yang 'bermain' di lapangan.

Ketua Umum APSyFI, Redma Wirawasta mengatakan pihaknya mendukung langkah pemerintah terkait rencana perubahan pengawasan yang semula bersifat Post-Border menjadi Border dengan pemenuhan Persetujuan Impor (PI) dan Laporan Surveyor (LS).

"Kalau langkah pemerintah efektif, perbaikan kondisi akan terlihat dalam 4 bulan kedepan, karena barang impor ini sudah banjir terlalu banyak dipasar," kata Redma kepada Bisnis, Senin (9/10/2023).

Adapun, kebijakan tersebut nantinya akan tertuang dalam Peraturan Menteri dari Kementerian/lembaga terkait, yakni Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.

Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin menyampaikan, dalam 5 tahun terakhir, seiring dengan masifnya pembangunan, kebutuhan baja nasional terus meningkat hingga lebih dari 40 persen.

Hal ini dia sampaikan saat meresmikan Pabrik PT. Lautan Baja, di Kawasan Industri Balajara Mas Nomor 8, Jl. Raya Serang Km. 24, Desa Telagasari, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (29/9/2023).

Wapres ke-13 RI itu pun menekankan berdasarkan potensi kenaikan tersebut, maka dibutuhkan upaya peningkatan kemandirian industri baja nasional. Pertama, menurutnya diperlukan penerapan secara tegas dan konsisten Tingkat Kandungan Dalam Negeri dan wajib Standar Nasional Indonesia untuk produk baja, dalam rangka mendukung pembangunan nasional dan mewujudkan kemandirian industri dalam negeri.

Dia menilai, ketegasan ini makin diperlukan mengingat Pemerintah sangat intensif mengakselerasi berbagai proyek infrastruktur, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan program kendaraan listrik.

Pemerintah Indonesia memprioritaskan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan agar bisa lebih berdaya saing global. Hal ini sesuai arah peta jalan Making Indonesia 4.0, RIPIN 2015-2035, Undang-undang Cipta Kerja, serta program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Apalagi, Indonesia ditargetkan menjadi hub manufaktur untuk industri farmasi serta alat kesehatan.

“Ada beberapa faktor utama yang membuat Indonesia menarik bagi produsen alat kesehatan, antara lain adalah pasar yang besar dan terus tumbuh, populasi generasi muda, meningkatnya kelas menengah, kebijakan pemerintah yang probisnis, serta ketersediaan tenaga kerja industri terampil,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Forum Bisnis Farmasi dan Alat Kesehatan Indonesia-Jepang ke-2 tahun 2023 di Osaka, Jepang, Kamis (5/10) waktu setempat.

Kinerja ekspor besi dan baja nasional ke China mengalami peningkatan dari segi volume. Hal ini didorong stimulus pemerintah China untuk meningkatkan perekonomian yang sempat mengalami pelemahan di semester I/2023.

Berdasarkan laporan China's National Development and Reform Commission (NDRC), stimulus China yang dimaksud yakni menghapus pembatasan pembelian mobil di tingkat negara bagian, meningkatkan infrastruktur pengisian daya electric vehicle (EV), serta renovasi bangunan lama di daerah pedesaan.

Adapun, 4 langkah yang diumumkan oleh NRDC ditujukan untuk menstimulasi konsumsi, mengoptimalkan pembelian kendaraann bermotor, memperluas konsumsi kendaraan energi baru, mendukung demand rumah yang tinggi dan meningkatkan konsumsi peralatan rumah tangga dan produk elektronik.

Direktur Komersial KRAS, Akbar Djohan mengatakan stimulus tersebut efektif meningkatkan perdagangan ekspor besi dan baja nasional, khususnya baja carbon (semi finish) seperti Hot Rolled Coil (HRC) dan Cold Rolled Coil (CRC) yang diperuntukkan konstruksi, infrastruktur, perkapalan, serta proyek minyak dan gas.

Perlambatan ekonomi di Tiongkok, salah satunya akibat krisis sektor properti, turut menjadi sumber perlambatan ekonomi dunia termasuk juga berdampak bagi Indonesia. Hal ini tampak pada nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok pada Agustus 2023 mengalami penurunan 6,71% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

 Kondisi tersebut menunjukkan penurunan permintaaan dunia. Di sisi lain kondisi inflasi mereda karena harga komoditas mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan preferensi konsumen di dunia untuk menahan konsumsi meningkat. Meskipun demikian, ekonomi Indonesia masih terjaga. Indeks Kepercayaan Industri bulan September masih menunjukkan nilai ekspansi.

 “Indeks Kepercayaan Industri (IKI) September 2023 mencapai 52,51, tetap ekspansi meskipun melambat 0,71 poin dibandingkan Agustus 2023,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif saat rilis IKI September 2023 di Jakarta, Jumat (29/9).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis pertumbuhan industri pengolahan non-migas dapat terus berlangsung positif yang dipicu level ekspansi dari Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur RI.

Sebagaimana diketahui, PMI manufaktur Indonesia pada Agustus berada di level 53,9, tertinggi sepanjang tahun 2023. Hal ini menunjukkan tingkat pertumbuhan industri manufaktur yang cukup ekspansif. Terlebih, PMI Indonesia telah genap selama 24 bulan beruturut-turut di atas 50 poin.

Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, Taufiek Bawazier mengatakan indikator dari PMI nasional dapat terus bertahan ekspansif apabila didorong dengan peningkatan investasi dan memastikan pengadaan barang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang optimal.