Industri pengolahan nonmigas kembali memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian nasional pada kuartal III–2024, yaitu sebesar 17,18%.

Kontribusi industri manufaktur pada kuartal III-2024 meningkat dibandingkan pada kuartal II-2024 yang berada di level 16,70%.

Pada periode ini, industri pengolahan nonmigas tumbuh 4,84% year on year (YoY) atau melampaui pertumbuhannya pada kuartal II-2024 sebesar 4,63%.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, capaian pertumbuhan industri pengolahan nonmigas merupakan jerih payah para pelaku industri yang terus bekerja keras di tengah kondisi perekonomian global yang sangat dinamis, juga gempuran produk impor.

Pertumbuhan ekonomi pada periode ini mencapai 4,95% YoY dengan industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni 0,96%.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas Prof. Rachmat Pambudy pada Jumat (1/11). Dalam pertemuan yang bertempat di Kantor Kementerian PPN/Bappenas tersebut, kedua menteri membahas mengenai arah kebijakan industrialisasi dalam RPJPN 2025-2045 serta mengenai rancangan RPJMN 2025-2029.

“Seperti yang disampaikan oleh Bapak Menteri PPN/Kepala Bappenas, untuk mencapai target Pembangunan ekonomi, industri manufaktur harus menjadi leading sector-nya. Kami sepakat bahwa untuk mencapai target pembangunan, perlu policy dan strategi yang tepat,” ujar Menperin.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 90 menit tersebut, Menperin juga menyampaikan tiga hal pokok kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas. Pertama, mengenai Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Gas Bumi untuk Kebutuhan Domestik.

Industri pengolahan nonmigas kembali menunjukkan perannya sebagai motor utama perekonomian nasional. Pada triwulan III-2024, sektor itu menyumbang 17,18 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB), naik dari 16,70 persen pada triwulan sebelumnya.

Laju pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tercatat sebesar 4,84 persen (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan 4,63 persen di triwulan II-2024.

“Ini adalah hasil kerja keras para pelaku industri yang tetap berjuang di tengah dinamika global dan gempuran produk impor,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Rabu (6/11/2024).

Ekonomi Indonesia pada triwulan ini tumbuh 4,95 persen (y-on-y), dengan industri pengolahan memberikan kontribusi pertumbuhan tertinggi sebesar 0,96 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa aktivitas produksi dan domestik yang stabil menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

PMI dan Kapasitas Produksi Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia berada di zona ekspansi sebesar 51,54 persen pada Triwulan III-2024, sementara kapasitas produksi terpakai tercatat sebesar 73,13 persen. Kenaikan produksi ini tampak nyata, misalnya pada industri semen yang tumbuh 3,51 persen (y-o-y).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Indonesia pada Oktober 2024 tercatat sebesar 52,75 atau ekspansi. IKI meningkat 0,27 poin dibandingkan September.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, peningkatan ini ditopang oleh ekspansi 22 subsektor industri manufaktur, yang berkontribusi 97,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri manufaktur nonmigas pada Triwulan II-2024.

Subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri minuman, yang mengalami kenaikan signifikan karena peningkatan pesanan domestik menjelang Pilkada serentak dan persiapan Hari Raya Natal serta Tahun Baru.

Di sisi lain, industri barang galian nonlogam juga mengalami ekspansi, namun sedikit menurun 3,32 poin dibandingkan bulan sebelumnya, di mana produk dari RRT masih mendominasi pangsa pasar domestik. Terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 70/2024 yang menerapkan Bea Masuk Antidumping (BMAD) pada keramik impor diharapkan bisa meningkatkan optimisme pelaku usaha di subsektor ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan industri pengolahan menjadi lapangan usaha dengan sumber pertumbuhan terbesar, yakni 0,96% (year-on-year/yoy) pada triwulan III/2024 atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu 1,06% yoy.

Adapun, pertumbuhan industri pengolahan terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,72% yoy atau lebih rendah dibandingkan triwulan III/2023 lalu sebesar 5,19%. Kendati demikian, secara kuartalan tumbuh dibandingkan kuartal II/2024 sebesar 3,95% quartal-to-quartal (qtq).

Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan, perkembangan lapangan usaha dengan sumber pertumbuhan terbesar pertama adalah industri pengolahan yang tumbuh didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut industri sepeda motor Indonesia terus mengalami pertumbuhan, dan diproyeksikan dapat menyerap lebih dari 5 juta tenaga kerja.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, di tengah melambatnya kondisi ekonomi dunia yang menyebabkan pelemahan daya beli masyarakat, penjualan sepeda motor masih tetap bertumbuh.

"Kita juga bangga bahwa industri sepeda motor mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Lebih dari 5 juta tenaga kerja yang menjadi bagian dari industri atau produksi kendaraan roda dua. Ini mulai dari produsen prinsipal sampai ke industri pendukung," ujar Faisol di acara Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2024 pada Rabu (30/10/2024).

Oleh sebab itu, Faisol mengapresiasi para produsen sepeda motor yang menyumbang devisa kepada negara, dan juga kepada masyarakat yang telah berpartisipasi mengakselerasi pertumbuhan kendaraan roda dua di Indonesia.