PT Pupuk Indonesia (Persero) mencapai target produksi pupuk tahun 2021. Total realisasi produksi pupuk BUMN tersebut mencapai 12,235 juta ton di 2021 atau setara 100,01% dari rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) yang ditetapkan 12.234.000 ton.

Direktur Produksi Pupuk Indonesia, Bob Indiarto mengatakan bahwa total produksi pupuk yang mencapai 12,235 juta ton ini terdiri dari Urea sebesar 7,967 juta ton, NPK sebesar 3,169 juta ton, SP-36 sebesar 325,13 ribu ton, ZA sebesar 759,1 ribu ton, ZK sebesar 14.024 ton.

"Pencapaian ini berkat kerja keras para insan Pupuk Indonesia Grup yang selalu menjaga pabrik agar beroperasi secara optimal," kata Bob dalam keterangannya Rabu (5/1/2022).

Adapun, total realisasi produksi pupuk ini berasal dari PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Iskandar Muda.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) memproyeksikan volume produksi sepatu akan pulih ke 1,2 miliar pasang pada tahun ini setelah dua tahun berturut-turut mengalami penurunan.

Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie memperkirakan volume produksi pada tahun lalu berkisar 750 juta hingga 800 juta pasang, sedikit membaik dibandingkan dengan capaian 2020.

"Kalau tanpa Omicron, saya optimistis bisa sampai 1,2 miliar pasang lagi [tahun ini]," kata Firman saat dihubungi, Selasa (4/1/2022).

Sementara itu, kinerja ekspor pada tahun lalu mengalami akselerasi yang cukup signifikan terutama di tiga bulan terakhir. Kinerja ekspor yang moncer bahkan mampu menyaingi serapan ke pasar domestik. Firman memperkirakan, dari volume produksi 750 juta hingga 800 juta pasang pada tahun lalu, 500 juta diantaranya terserap ke pasar ekspor, dan sisanya ke pasar domestik.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia sebesar 53,5 pada Desember 2021 yang melampaui PMI Manufaktur negara-negara ASEAN di antaranya Thailand (50,6), Filipina (51,8), Vietnam (52,2), dan Malaysia (52,8).

Bahkan, angka yang dilansir IHS Markit tersebut menunjukkan bahwa PMI manufaktur RI mampu unggul terhadap PMI Manufaktur Korea Selatan (51,9), Rusia (51,6), dan China (49,9).

“Kami mengapresiasi kepercayaan para pelaku industri manufaktur yang masih tinggi. Bahkan, mereka tetap optimistis pada tahun ini seiring dengan tekad pemerintah dalam menjalankan berbagai kebijakan strategis untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Catatan Akhir Tahun

Perjalanan pembangunan sektor industri manufaktur sejak memasuki awal 2021 masih diwarnai dengan gejolak dan tantangan akibat pandemi COVID-19.

Dengan situasi tersebut, perjuangan bangsa Indonesia dalam membangun industri manufaktur yang berdaulat, mandiri, berdaya saing, dan inklusif menghadapi tantangan yang tidak mudah.

Meski demikian industri manufaktur Indonesia tetap memainkan peranan penting, bahkan sebagai penggerak dan penopang utama bagi perekonomian nasional.

Dalam sebuah kesempatan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dengan tegas menyatakan bahwa sektor industri manufaktur merupakan sektor pendorong utama bagi Indonesia untuk keluar dari resesi.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meyakini kinerja produksi industri alas kaki akan sepenuhnya pulih pada tahun ini.

Hal itu sejalan dengan proyeksi Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) yang menyebut bahwa produksi alas kaki akan kembali ke angka 1,2 miliar pasang pada 2022.

Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh mengatakan bahwa akan ada banjir pesanan ke industri alas kaki dalam negeri pada tahun ini dan 2023. Tahun ini, salah satu brand menambah order 67 juta pasang, dan akan bertambah lagi pada tahun depan.

“Tahun depan tambah 100 juta pasang, ini baru dari salah satu brand besar yang menguasai 60 persen ekspor industri. Brand lain juga sedang menambah ordernya ke Indonesia,” katanya kepada Bisnis, Selasa (4/1/2022).

Industri makanan dan minuman, subsektor pengolahan susu menjadi salah satu yang berkinerja moncer pada tahun ini.

Kementerian Perindustrian mencatat adanya pertumbuhan pelaku industri pengolahan susu dalam tiga tahun terakhir yakni, 76 pada 2019, 80 pada 2020, dan meningkat menjadi 84 pada 2021.

Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan penambahan jumlah industri tersebut sejalan dengan investasi senilai Rp9,6 triliun sepanjang 2021, salah satu yang terbesar di industri mamin.

"Yang banyak investasinya di industri pengolahan susu, Rp9,6 triliun pada 2021 dengan penambahan jumlah industri," kata Putu dalam konferensi pers, Rabu (29/12/2021).