Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat realisasi penanaman modal sektor industri manufaktur mencapai Rp365,2 triliun sepanjang Januari-September 2022 di tengah kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu.

“Capaian tersebut meningkat 54 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp236,8 triliun. Kepercayaan diri para investor di sektor industri ini harus tetap dijaga, yang didukung dengan berbagai kebijakan strategis,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Merujuk data Kementerian Investasi/BKPM, pada Januari-September 2022 sektor manufaktur memberikan kontribusi 40,9 persen terhadap total investasi yang mencapai Rp892,4 triliun. Secara kumulatif, investasi di Indonesia tumbuh 35,3 persen (yoy) dan selama sembilan bulan ini telah mencapai 74,4 persen dari target Rp1.200 triliun pada 2022.

Sementara itu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor manufaktur Rp104,9 triliun dengan kontribusi terbesar adalah industri makanan sebesar Rp38 triliun atau 9,2 persen dari total realisasi PMDN Rp413,1 triliun.

Sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) sektor manufaktur menembus Rp260,3 triliun dengan kontribusi terbesar dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya sebesar 8,5 miliar dolar AS atau berkontribusi 25,3 persen dari total PMA Rp479,3 triliun.

"Di tengah situasi dunia saat ini yang dilanda krisis pangan, energi, hingga finansial, semua negara sedang berlomba-lomba berebut investasi. Alasannya, karena dengan investasi ini ada peningkatan nilai tambah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan devisa," kata Menperin.

Oleh karenanya pemerintah fokus untuk menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif dengan menjaga stabilitas ekonomi dan politik yang baik di dalam negeri.

"Apalagi, berbagai indikator penting pembangunan terus menunjukkan perbaikan, dan ini menandakan optimisme bagi kita semua untuk melakukan percepatan pemulihan dan pertumbuhan sehingga mampu menuju transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Menperin.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), lanjutnya, hilirisasi industri menjadi salah satu kunci kemajuan perekonomian Indonesia karena akan berkontribusi signifikan terhadap pemasukan negara melalui pajak ekspor, royalti, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan dividen.

"Seperti yang Bapak Presiden sering kali sampaikan, hilirisasi industri menjadi prioritas nomor satu. Sebagai gambaran, saat masih diekspor dalam bentuk bahan mentah, kontribusi komoditas nikel nilainya sekitar Rp15 triliun dalam setahun. Setelah masuk ke industrialisasi, nilainya melompat tajam menjadi 20,9 miliar dolar atau setara Rp360 triliun," ujar Menperin.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, pada triwulan III tahun 2022 investasi sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya mencapai Rp44 triliun. Angka ini memberikan kontribusi paling tinggi (14,3 persen) terhadap total investasi triwulan III 2022 sebesar Rp307,8 triliun.

"Kami meyakini peningkatan investasi di sektor tersebut berkorelasi dengan kebijakan pemerintah dalam memacu hilirisasi industri, khususnya sektor pertambangan. Artinya, pemerintah sangat konsisten sekali bahwa realisasi investasi tidak hanya didorong oleh sektor jasa, tetapi sudah membangun industri hilirnya sehingga memperdalam struktur manufaktur kita agar bisa lebih berdaya saing," kata Menperin.

Sumber: https://www.antaranews.com