Pengembang kawasan industri Tanah Air bergeliat ekspansi seiring meningkatnya minat relokasi pabrik dari sejumlah negara di tengah perang tarif global. 

Kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap mitra dagang penyumbang defisit AS mendorong pabrikan di sejumlah negara mengatur ulang strategi ekspansinya. 

Indonesia yang dikenai tarif sebesar 19%, relatif lebih rendah dibandingkan negara lain, menjadi magnet investasi pabrikan industri dari penanaman modal asing, terutama dari China yang dikenai tarif 30% oleh AS. Di sisi lain, Indonesia juga dinilai memiliki keunggulan potensi pasar yang besar mengingat Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara terpadat keempat di dunia.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) optimistis perjanjian perdagangan bebas Indonesia–Uni Eropa (Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) akan mendongkrak ekspor alas kaki nasional ke pasar Eropa hingga 20% per tahun.

Ketua Umum Aprisindo Eddy Widjanarko mengatakan, saat ini produk alas kaki Indonesia yang masuk ke Eropa dikenakan bea masuk sekitar 9%–15%.

Jika IEU-CEPA resmi berlaku, tarif tersebut akan menjadi 0%, sehingga daya saing Indonesia setara dengan Vietnam yang lebih dulu menikmati fasilitas serupa. 

“Kalau IEU-CEPA bisa ditandatangani September tahun ini, kami jamin ekspor ke Eropa naik 20% per tahun,” ujarnya saat ditemui usai pembukaan ILF dan IGT Expo 2025 di Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Himpunan Kawasan Industri (HKI) mencatat peningkatan ekspansi pengembang lahan industri pada 2025 di tengah momentum perang tarif global. Perluasan itu pun merata ke seluruh wilayah, baik itu bagian barat maupun timur Indonesia. 

Ketua Umum HKI Akhmad Ma'ruf Maulana mengatakan kondisi itu memicu peningkatan relokasi dan ekspansi sejumlah pabrik dari China serta negara lainnya seperti Jepang, Korea, hingga Uni Eropa. 

"Sekarang banyak juga ke luar Jawa, seperti Kepulauan Riau (Kepri) kawasan industri di sana rata-rata ekspansi dan begitu pula di Indonesia timur semua ekspansi," kata Ma'ruf kepada Bisnis, Minggu (24/8/2025). 

Jika merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi perumahan, kawasan industri, dan perkantoran tumbuh 19,2% (year-on-year/YoY) menjadi Rp75 triliun pada semester I/2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp62,9 triliun.

Pengenaan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sempat memperlambat arus Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) ke Indonesia. Namun, investasi asing di sektor manufaktur hingga properti diproyeksi masih tetap tumbuh di tahun ini.

Country Head dan Head of Logistics & Industrial JLL Indonesia, Farazia Basarah, mengungkapkan sebagian besar FDI saat ini berasal dari Singapura, Hong Kong, dan China. Ia menyebut tarif awal 32 persen sempat membuat investor menahan langkah, sebelum akhirnya diturunkan menjadi 19 persen.

“Sempat pada saat tarif Trump pertama kali diumumkan 32 persen, itu memang terdapat slowing down. Slowing down itu lebih put on hold, jadi wait and see bagaimana efeknya terhadap global strategi realistis mereka,” ucap Farazia dalam Media Briefing di Kantor JLL Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (13/8).

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Ekonomi) mengungkap terdapat minat pengembangan industri semikonduktor untuk teknologi cip di Indonesia. Hal ini seiring dengan rencana perluasan hilirisasi industri. 

Menteri Kemenko Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan, minat tersebut disampaikan Amerika Serikat (AS) lewat hasil dari perjanjian perdagangan dengan Indonesia. Untuk itu, pemerintah tengah mengembangkan ekosistem industri tersebut. 

"Melanjutkan hilirisasi industri, dengan ditandatangani perjanjian perdagangan Amerika sudah mulai tertarik untuk mendorong semikonduktor di Indonesia, ini yang sekarang juga sedang di persiapkan ekosistemnya," kata Airlangga dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, Jumat (15/8/2025).

Dalam hal ini, dia menerangkan bahwa pengembangan industri semikonduktor merupakan bagian dari dorongan hilirisasi sektor teknologi melalui pengembangan semikonduktor dalam negeri guna mendukug transformasi digital dan kemandirian industri nasional.

Kinerja Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) mencetak pertumbuhan 5,19% (year-on-year) pada triwulan II-2025. Capaian ini antara lain ditopang oleh lonjakan sub sektor industri mesin dan perlengkapan yang tumbuh 18,75%, atau tertinggi sejak tahun 2012.

Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Direktorat Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Solehan, mengungkapkan bahwa performa industri mesin dan perlengkapan tidak terlepas dari meningkatnya belanja modal pemerintah yang naik sebesar 30,37%. Kenaikan belanja modal ini berdampak langsung pada peningkatan produksi dan investasi.

"Kami optimistis, pertumbuhan dan kontribusi sektor manufaktur masih dapat ditingkatkan lebih tinggi lagi jika didukung oleh kebijakan yang pro-industri,” ujar Solehan dalam Focus Group Discussion (FGD) Industrial Research and Development Sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian di Bandung, sebagaimana disiarkan dalam keterangan tertulis, Selasa (12/8/2025).