Potensi perdagangan Indonesia dengan Afrika makin kuat seiring dengan dorongan Presiden Prabowo Subianto untuk menjalin perjanjian dagang preferensial (PTA) atau comprehensive economic partnership agreement (CEPA). 

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai Afrika memiliki potensi besar menjadi pasar alternatif bagi produk unggulan Indonesia, seperti tekstil, batik, makanan instan, dan furnitur yang berpeluang tinggi menembus pasar benua tersebut. 

“Banyak produk Indonesia yang sebenarnya high demand di Afrika, seperti tekstil dan batik. Saya sendiri pernah menawarkan batik ke teman-teman di Afrika dan mereka sangat tertarik, apalagi di Afrika Selatan,” ujar Andry saat ditemui di Kantor Bisnis Indonesia, dikutip Jumat (24/10/2024). 

Dia menambahkan, contoh sukses seperti merek Indomie menunjukkan bahwa produk Indonesia mampu diterima luas di pasar Afrika. Selain sektor makanan, produk padat karya seperti furnitur dan tekstil juga dinilai berpeluang besar berkembang.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan sektor industri manufaktur Indonesia tetap tangguh di tengah tekanan global seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, lonjakan harga energi, serta gangguan rantai pasok dunia.

Dalam kondisi tersebut, sektor industri pengolahan nonmigas (IPNM) tetap mencatatkan kinerja ekspansif dan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Kinerja positif tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah yang berfokus pada peningkatan produktivitas, penguatan struktur industri, serta percepatan transformasi teknologi. Khususnya, Kementerian Perindustrian mengusung reformasi kebijakan berbasis nilai tambah dan adaptasi teknologi, yang diyakini menjadi kunci untuk menjaga daya saing industri di tengah perubahan ekonomi global yang cepat.

Ini disampaikan Menperin pada konferensi pers “1 Tahun Kinerja Industri Kabinet Merah Putih” di Jakarta, Senin (20/10/2025).

Partisipasi Indonesia pada Industrial International Exhibition (INNOPROM) 2026 sangat penting untuk memperkuat posisi industri nasional di kancah global.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara Kick-Off Persiapan Indonesia sebagai Partner Country pada Industrial International Exhibition (INNOPROM) 2026 di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

“Partisipasi Indonesia sebagai Partner Country INNOPROM 2026 merupakan momentum penting untuk menunjukkan kemampuan dan daya saing industri nasional di hadapan dunia. Kami ingin memastikan bahwa kehadiran Indonesia bukan hanya sebagai peserta, tetapi sebagai mitra strategis yang menampilkan komitmen terhadap inovasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan industri yang inklusif,” ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Jumat (24/10).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memaparkan kinerja industri pengolahan non-migas alias sektor manufaktur. Pemaparan ini sebagai bagian dari evaluasi satu tahun kinerja pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan dalam setahun terakhir ini pelaku industri berhadapan dengan dinamika perdagangan global yang mengalami perubahan signifikan. Tantangan utama datang dari kebijakan tarif dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, serta ketegangan geo-politik, khususnya di Timur Tengah.

Kondisi tersebut berdampak terhadap rantai pasok global. Selain itu, dalam periode tertentu memicu kenaikan harga energi dan logistik, yang mengerek biaya produksi dan berdampak terhadap daya saing industri dalam negeri.

Industri kimia merupakan jantung dari rantai pasok manufaktur nasional dengan hasil produknya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri lainnya.

Sehingga Kementerian Perindustrian terus memperkuat daya saing industri kimia nasional, termasuk sektor polivinil klorida (PVC), chlor-alkali plant (CAP), dan produk turunannya.

Ini disampaikan Menperin usai melakukan pertemuan dengan jajaran direksi AGC Chemicals Company, Jepang dan PT Asahimas Chemical, yang dihadiri oleh President of AGC Chemicals Company, Tatsuo Momii, Executive Officer of Essential Chemicals General Div. Yoshihisa Horibe, Presiden Direktur PT Asahimas Chemical Eddy Sutanto, dan Wakil Presiden Direktur PT Asahimas Chemical Kazunori Uchigashima di Jakarta, pada Rabu (22/10).

"Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya menjaga iklim usaha yang kondusif, menjamin pasokan bahan baku seperti garam industri, serta memastikan ketersediaan energi gas bumi bagi sektor tersebut," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Kamis (23/10).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri manufaktur tumbuh 4,94 persen sepanjang triwulan IV 2024 hingga triwulan II 2025. Sedangkan kontribusi sektor industri manufaktur terhadap produk domestik bruto atau PDB dalam periode tersebut mencapai angka 17,24 persen.

“Sektor manufaktur tetap ekspansif dan mempertahankan perannya sebagai tulang punggung ekonomi nasional,” kata Agus saat konferensi pers di Jakarta pada Senin, 20 Oktober 2025.

Agus menyebut kinerja sektor industri manufaktur dalam setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan kinerja positif di tengah tantangan geoekonomi dan geopolitik global.

Adapun investasi dari sektor manufaktur dalam setahun terakhir mencapai Rp 568,4 triliun atau setara 40,72 persen dari total investasi nasional. Menurut Agus, angka ini menciptakan 19,44 juta penyerapan tenaga kerja atau 13,41 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.