Pertumbuhan sektor industri manufaktur Indonesia mencatatkan peningkatan signifikan dalam satu tahun terakhir pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sektor Industri Pengolahan Nonmigas (IPNM) mencatat pertumbuhan sebesar 4,94 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada Triwulan IV 2024 hingga Triwulan II 2025.
Pertumbuhan ini terus berlanjut hingga Triwulan III tahun 2025, sektor IPNM kembali mencatatkan kinerja positifnya dengan tumbuh sebesar 5,58 persen (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04 persen (yoy).
“Prestasi yang telah diraih oleh sektor IPNM telah mencerminkan sektor industri manufaktur tetap ekspansif dan mempertahankan peran strategisnya sebagai tulang punggung perekonomian nasional,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya saat pembukaan Pameran Showcase Program Unggulan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta beberapa waktu lalu, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Jumat (7/11).
Sektor manufaktur turut berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang mencapai 17,39 persen pada triwulan III 2025. Capaian tersebut menjadikan sektor IPNM sebagai penyumbang terbesar terhadap PDB nasional dibanding sektor lainnya.
Lebih lanjut, selama periode Oktober 2024 – Juni 2025 realisasi investasi pada industri manufaktur juga telah mencapai Rp 568,4 triliun atau 40,72 persen dari total investasi nasional. Hal ini sejalan dengan kinerja positif sektor industri yang tercermin dari peningkatan signifikan pada nilai tambah manufaktur Indonesia. Berdasarkan data World Bank dan United Nation Statistics, Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2024 mencapai USD 265,07 miliar.
Pertumbuhan sektor IPNM ini telah menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempersiapkan berbagai langkah strategis untuk mendorong industrialisasi di berbagai sub sektor dan memperkuat struktur industri nasional seperti reformasi kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), penguatan ekosistem industri halal nasional, transformasi digital industri 4.0, inovasi teknologi, kebijakan energi dan modernisasi peralatan produksi, insentif Carbon Capture Utilization (CCU), dan Kredit Industri Padat Karya (KIPK).
“Capaian yang telah diraih oleh sektor industri nasional tidak terlepas dari arahan serta fokus kepemimpinan Presiden Prabowo terhadap pembangun industri nasional berbasis hilirisasi dan digitalisasi. Kami optimis sektor industri dalam negeri akan terus mencatatkan prestasinya dengan kolaborasi antar pihak,” tutup Menperin.
Sumber: https://wartaekonomi.co.id




