Industri manufaktur mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,54% di sepanjang kuartal III-2025. Angka tersebut mencatatkan perbaikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan sektor manufaktur di kuartal II-2025 di angka 4,43%.
“Hal ini dikarenakan kuatnya permintaan domestik, ekspor, dan ditopang 3 subsektor strategis utama. Makanan dan minuman sebagai kontributor terbesar tumbuh 6,49% didukung peningkatan produksi CPO dan turunannya.” kata Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan dalam paparan APBN Kita, Kamis (20/11/2025).
“Aktivitas hilirisasi terus berlanjut mendukung kinerja logam dasar dengan lonjakan fantastis sebesar 18,62% didorong permintaan ekspor yang tinggi untuk besi dan baja. Subsektor kimia, farmasi, dan obat tradisional juga tumbuh kuat sebesar 11,65% seiring naiknya permintaan bahan baku.”
Purbaya bilang, pemerintah secara proaktif mendukung penguatan industri manufaktur dalam negeri terlebih untuk sektor-sektor yang saat ini menghadapi berbagai tekanan baik secara domestik maupun tekanan dari luar.
“Di industri teksil, pemerintah dengan melakukan penataan impor balpres, kawasan berikat, hingga pemberlakuan bea BMAD dan BMTP untuk melindungi industri domestik.” lanjut Purbaya.
Purbaya juga bilang jika kini, pemerintah tengah menhitung apakah ada Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) ataupun Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) yang perlu ditambahkan untuk melindungi industri domestik.
“Di industri tembakau, stabilitas dijaga dengan tidak menaikan cukai dan memperkuat penegakan hukum terhadap produk ilegal.” kata Purbaya.
Purbaya juga menyinggung sektor otomotif yang kini tengah menghadapi tekanan akibat kelebihan produksi dari mobil-mobil China serta persaingan harga yang semakin ketat. Meski begitu Purbaya bilang jika industri nasional tetap fokus menjaga daya saing di tengah persaingan yang kian ketat tersebut.
“Untuk barang tahan lama atau durable goods, di sektor riil penjualan motor tumbuh 8,4%, itu yang kanan itu ya. Sudah positif penjualan motor.” sebut Purbaya.
“Sementara mobil menunjukkan perbaikan. Kalau Anda lihat itu masih minus 4,4% tapi ini minusnya sudah makin berkurang dibanding bulan-bulan sebelumnya. Jadi hitungan kita kalau ini dijaga terus, ini akan mulai positif di bulan-bulan mendatang, mungkin November, Desember akan positif.”
Ia menambahkan, dari sisi produksi, sektor manufaktur ekspansif dengan PMI manufaktur di level 51,2. Angka ini mengindikasikan peningkatan output dan permintaan baru.
Selain itu, masyarakat semakin optimis melihat kondisi ekonomi ke depan dengan Indeks Ekspektasi Ekonomi di 133,4. Secara keseluruhan, tingginya optimisme dan produksi ekspansif menjadi fondasi kokoh pertumbuhan ekonomi kita ke depan.
Sumber: https://www.bloombergtechnoz.com




