Industri komponen bangunan seperti semen, keramik, dan produk pengolahan bahan ditargetkan tumbuh 5,1 persen pada tahun ini.

Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam Kementerian Perindustrian Wiwiek Pudjiastuti mengatakan realisasi pertumbuhan pada tahun lalu sebesar 0,89 persen. Angka tersebut meleset dari target pertumbuhan 2021 sebesar 2,79 persen, ditengarai karena pemulihan ekonomi yang masih terkendala pembatasan ketat pada tahun lalu.

"Proyeksi pertumbuhan 2022 sebesar 5,1 persen dengan tantangan pandemi yang belum berakhir," kata Wiwiek kepada Bisnis, baru-baru ini.

Kinerja ini erat kaitannya dengan situasi akibat pandemi Covid-19. Karena itu, tingkat vaksinasi dosis kedua dan booster yang terus meluas diharapkan mampu mengatasi kondisi pandemi di dalam negeri sehingga pemulihan ekonomi bisa terus dipacu.

Kinerja ekspor industri manufaktur mencatatkan pertumbuhan 26,74 persen secara year-on-year pada Januari 2022, dengan nilai mencapai US$18,26 miliar.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pertumbuahn ekspor nonmigas salah satunya dipengaruhi oleh upaya penghiliran yang digalakkan pemerintah.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri berkontribusi sebesar 82 persen terhadap struktur ekspor nasional pada awal tahun macan air.

Sementara itu, sektor nonmigas berkontribusi hingga 95,30 persen terhadap kinerja ekspor nasional Januari 2022. Adapun pangsa pasar utama ekspor nonmigas, yaitu ke China (19,25 persen), Amerika Serikat (14,04 persen), dan Jepang (8,29 persen).

Industri otomotif Indonesia sempat terkena pukulan keras oleh pandemi virus Corona (COVID-19). Namun Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut sektor tersebut sudah pulih.

Agus menjelaskan industri otomotif nasional saat ini di Indonesia terdapat 21 perusahaan yang kapasitas produksinya 2,35 juta unit per tahun. Sektor industri ini mencatatkan pertumbuhan cukup signifikan sepanjang 2021.

"Industri alat angkutan, otomotif ini tumbuh luar biasa pada tahun 2021 mencapai pertumbuhan 2 digit, yaitu 17,82%," katanya dikutip dari saluran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/2/2022).

Dia menjelaskan utilisasi atau kapasitas produksi yang digunakan di sektor industri manufaktur, termasuk otomotif sebelum pandemi COVID-19 sekitar 65% sampai 70%, lalu anjlok ke 25-35% saat virus Corona merebak. Kini kondisinya mulai pulih.

Industri tekstil China belum sepenuhnya pulih, sehingga menjadi berkah bagi pelaku usaha di dalam negeri sepanjang tahun ini.

Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta memprediksi limpahan order dari China masih akan mengalir seiring perlambatan roda industri di Negeri Panda. Selain mengalami krisis energi pada akhir tahun lalu, Pemerintah China juga diketahui tengah berambisi memangkas emisi karbonnya. Sejumlah sektor industri pun terdampak kebijakan tersebut.

"Dari trennya ekspor [tekstil] China itu turun, hanya sekitar US$135 miliar [pada 2021]. Kalau dibandingkan 2017-2018 sekitar US$147 miliar. Prediksi kami di 2022 dia belum bisa balik, limpahan order dari sana pun cukup besar," katanya kepada Bisnis, Jumat (11/2/2022).

Pada tahun lalu, industri tekstil dalam negeri juga mendulang limpahan order akibat penutupan ketat Vietnam yang menyebabkan terhentinya produksi di negara itu.

Kementerian Perindustrian menyatakan prospek industri kemasan semakin cerah seiring menjamurnya industri kecil menengah (IKM) makanan minuman selama pandemi.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan guna mendukung momentum pertumbuhan, pihaknya telah meluncurkan platform e-kemasan yang mempertemukan berbagai pihak dalam ekosistem industri pangan dan kemasan.

"Ekosistem industri kemasan bertemu di platform ini, tidak hanya pelaku IKM, tetapi juga pelaku kemasan, industri percetakan dan printing, akademisi dan peneliti karena di dalam platform tersebut juga ada e-learning-nya," kata Reni saat dihubungi, Rabu (16/2/2022).

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif mengatakan manufaktur Indonesia semakin ekspansif ditandai dengan beberapa kinerja yang makin membaik, seperti PDB, realisasi investasi, capaian ekspor, serapan tenaga kerja, dan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur.

“Pada 2020 kontribusi sektor industri di Indonesia yang mencapai 19,8 persen juga melampaui rata-rata dunia yang sebesar 16,5 persen,” ujar Febri lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.