Investasi di industri makanan dan minuman diproyeksi kembali bergeliat pada semester pertama 2024. Hal ini seiring dengan kondisi daya beli dan konsumsi masyarakat yang terus menguat pascapandemi.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi industri mamin pada semester I/2023 sebesar Rp26,7 triliun dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan US$1,11 miliar dari PMA.
Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan tren pertumbuhan laju investasi di industri mamin akan berlanjut pada awal tahun ini lantaran banyaknya sentimen positif.
"Saya kira industri makanan di awal tahun ini akan cukup prospektif di tengah peluang pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan juga bantuan sosial yang akan digulirkan oleh pemerintah," kata Yusuf saat dihubungi, Selasa (30/1/2024).
Yusuf melihat sejumlah sektor unggulan yang akan mendominasi realisasi investasi awal tahun ini serupa dengan periode yang sama tahun lalu. Maka, porsi investasi dari mamin pun akan besar.
Terlebih, periode awal tahun ini dimeriahkan dengan berbagai momentum besar seperti perayaan imlek, hari raya idulfitri, dan lainnya.
"Sebenarnya 5 besar sektor yang menyumbang ke realisasi investasi seringkali mirip satu sama lain," ujarnya.
Selain mamin, sektor industri logam dasar juga beberapa kali menjadi sektor periodisasi investasi terbesar terutama untuk investasi asing. Yusuf menilai sektor ini masih akan menjadi penyumbang besar dari realisasi investasi.
Lebih lanjut, untuk mengoptimalisasi potensi investasi tersebut, pemerintah perlu membenahi indikator Incremental Capital Output Ratio (ICOR) mulaindari perbaikan institusi, peningkatan kualitas infrastruktur dan juga masalah penegakan hukum.
Sebagai informasi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun.
Capaian tersebut melampaui target yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp1.400 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.823.543 orang.
Sumber: https://ekonomi.bisnis.com