Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menerangkan sederet langkah pemerintah untuk menggairahkan kembali industri pengolahan nonmigas atau manufaktur menjelang masa transisi pemerintahan baru.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan Presiden Joko Widodo saat rapat paripurna kabinet di IKN beberapa waktu lalu mengarahkan pihaknya untuk meningkatkan permintaan domestik.

"Kita akan mengupayakan agar permintaan domestik itu mulai naik terutama dari belanja pemerintah atas produk manufaktur, konsumsi rumah tangga atas produk manufaktur, juga rantai pasok industri di tingkat lokal," kata Febri saat dihubungi Bisnis, Jumat (23/8/2024).

Dia meyakini anggaran belanja pemerintah untuk barang-barang dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar Rp1.000 triliun akan semakin terserap pada semester II/2024.

Untuk saat ini, dia belum dapat memberikan gambaran untuk realisasi belanja pemerintah terhadap produk manufaktur lokal. Namun, Febri memastikan anggaran tersebut akan terserap semakin banyak pada periode ini.

"Realisasinya pada semester II kami perkirakan akan naik tinggi. Saya belum tahu realisasi angkanya tapi totalnya untuk tahun 2024 kan lebih dari Rp1.000 triliun belanja pemerintah untuk TKDN. Angka persis nya belum tahu. Itu kan permintaan domestik yang tinggi sekali," tuturnya.

Di samping itu, pihaknya juga akan mendorong kebijakan pembatasan impor terutama untuk barang hilir atau produk jadi. Pemerintah saat ini pun disebut tengah berupaya mengendalikan impor barang-barang terutama barang jadi atau hilir.

Lebih lanjut, Febri melihat adanya momentum Pilkada 2024 yang dapat mendongkrak permintaan produk manufaktur terutama makanan, minuman, barang percetakan, dan lainnya.

"Pemerintah terutama Kemenperin sebagai pembina sektor juga berupaya untuk menjamin kepentingan industri terutama soal penyediaan bahan baku, teknologi dan keseimbangan antara sektor hulu intermediate dan hilir," jelasnya.

Salah satunya yang baru saja dilakukan yaitu agenda business matching antara industri hilir alat kesehatan dengan industri hulu seperti tekstil hingga baja logam.

Dengan dorongan itu dia berharap industri alat kesehatan dapat menyerap bahan baku lokal yang kompetitif dan berkualitas sehingga mampu menghasilkan produk yang berdaya saing.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com