Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 tidak akan terlalu memukul kinerja industri manufaktur.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Bobby Gafur Umar mengatakan, selain karena pemberlakuan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) yang memungkinkan pabrikan beroperasi 100 persen, masa pemberlakuan yang hanya seminggu dinilai tak akan memberikan dampak signifikan.

“Mungkin ada adjustment karena yang lainnya tumbuh, secara overall saya pikir [pertumbuhan industri manufaktur] tetap in line,” kata Bobby kepada Bisnis, Selasa (23/11/2021).

Namun, dia menggarisbawahi sejumlah sektor yang akan terdampak langsung kebijakan ini, antara lain makanan dan minuman, serta pariwisata dan perhotelan. Tingkat konsumsi juga diperkirakan bisa turun, meski pada level yang bisa diwaspadai.

Di sisi lain, sektor konstruksi dan yang terkait dengan infrastruktur tengah gencar menyerap anggaran untuk merampungkan target penyelesaian proyek akhir tahun. Sektor itu dapat mengompensasi potensi penurunan kinerja makanan dan minuman, serta pendukung pariwisata selama PPKM level 3.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis pertumbuhan manufaktur pada tahun ini dapat menembus 4 persen, atau mendekati angka ekspansi sebelum pandemi. Adapun, kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) dipatok sebesar 75 persen.

Agus mengatakan, ada beberapa indikator kunci sektor industri pada triwulan III/2021 yang memperlihatkan kemajuan cukup signifikan.

Indikator itu di antaranya pertumbuhan sektor industri yang tercatat 4,12 persen, atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 3,51 persen.

Berikutnya, kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap PDB nasional mencapai 17,33 persen, atau lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.

“Selain itu, nilai investasi sektor industri pada Januari–September 2021 tercatat sebesar Rp236,79 triliun. Indikator lainnya adalah PMI Manufaktur Indonesia yang mencapai 57,2 pada Oktober 2021. Nilai ini adalah tertinggi dalam sejarah bagi Indonesia,” kata Agus.

Sumber : https://ekonomi.bisnis.com