Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat setidaknya ada dua hal yang mendorong pertumbuhan produksi semen nasional berakselerasi pada akhir kuartal I/2021. Kedua faktor tersebut adalah kegiatan infrastruktur yang mulai bergerak dan akselerasi ekspor semen.

ASI mendata ekspor semen per Maret 2021 mencapai 1,28 juta ton atau tumbuh 120 persen secara tahunan. Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi Februari 2021 yakni sekitar 1,1 juta ton.

"Diharapkan [volume] ekspor semen ini bisa dipertahankan di atas 1 juta setiap bulannya. Sudah terbukti realisasi total ekspor kuartal I/2021 sebesar 3,3 juta ton atau naik 130 persen secara tahunan," katanya kepada Bisnis, Selasa (13/4/2021). Sementara itu, Widodo mencatat konsumsi semen di hampir seluruh wilayah tumbuh dua digit. Adapun, pertumbuhan konsumsi semen yang masih negatif berada di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, atau minus 2,1 persen menjadi sekitar 289.000 ton.

Pertumbuhan terbesar terjadi di Pulau Sulawesi atau sebesar 14,8 persen secara tahunan menjadi sekitar 515.000 ton. Adapun, pertumbuhan sebesar 14 persen terjadi di Pulau Kalimantan dan wilayah Maluku dan Papua.

Walakin, volume konsumsi terbesar masih terpusat di Sumatra dan Jawa yang mencapai 54,16 persen konsumsi semen nasional. Adapun, konsumsi semen di Jawa naik 11,4 persen menjadi 2,82 juta ton, sedangkan di Sumatra tumbuh 13,1 persen menjadi 1,79 juta ton.

Alhasil, konsumsi semen nasional per Maret 2021 mencapai 5,33 juta ton atau tumbuh 11,4 persen secara tahunan. Adapun, produksi semen pada akhir kuartal I/2021 tumbuh 23 persen menjadi 6,62 juta ton.

Kinerja positif tersebut membuat konsumsi semen nasional pada kuartal I/2021 tumbuh 2,2 persen menjadi 14,87 juta ton. Dengan demikian, produksi semen nasional selama 3 bulan pertama 2021 tumbuh 14,1 persen menjadi 18,19 persen.

"Semoga perkembangan positif ini bisa berlanjut sampai dengan akhir 2021 sehingga utilisasi industri semen tidak terpuruk seperti 2020," katanya.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com