Pasar alat berat nasional perlahan mulai pulih seiring membaiknya permintaan produk dari para pelanggan. Walau begitu, pihak produsen masih mengalami kendala impor komponen alat berat.
Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Giri Kus Anggoro menyebut, produksi alat berat nasional tercatat sebesar 5.138 unit pada Januari-September 2024 atau berkurang sekitar 18% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 6.248 unit.
Walau begitu, Hinabi menyebut produksi alat berat nasional ada kenaikan 10% sepanjang kuartal III-2024 dibandingkan kuartal II-2024.
"Ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan alat berat untuk operasi pertambangan batubara dan nikel serta perkebunan," ujar dia, Senin (28/10).
Berkaca dari hasil di kuartal ketiga, Hinabi tetap optimistis target produksi alat berat nasional sebesar 8.000 unit dapat tercapai pada akhir tahun nanti. Mayoritas hasil produksi alat berat di Indonesia masih terserap untuk sektor pertambangan, perkebunan, dan konstruksi.
Persaingan pasar alat berat pun makin ketat seiring banyaknya merek-merek baru yang hadir di Indonesia, terutama alat berat asal China. Hal ini membuat para pelanggan memiliki lebih banyak opsi untuk membeli alat berat yang cocok untuk kebutuhan bisnisnya.
Di sisi lain, Hinabi mengaku masih ada beberapa perusahaan manufaktur alat berat yang kesulitan mengimpor bahan baku dan komponen alat berat. Padahal, pasokan bahan baku atau komponen alat berat di pasar global mulai membaik.
Kesulitan ini disebabkan kuota impor yang disetujui pemerintah ternyata belum sesuai dengan kebutuhan produsen alat berat yang bersangkutan. "Selain itu, proses pengajuan pertimbangan teknis (Pertek) untuk keperluan persetujuan impor dari kementerian terkait masih membutuhkan waktu relatif lama," ungkap Giri.
Sementara itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan penjualan alat berat merek Komatsu sebanyak 2.950 unit hingga Agustus 2024 atau menyusut 25,33% secara tahunan. Kendati demikian, UNTR tetap menargetkan penjualan alat berat tahun ini dapat mencapai 4.500 unit seiring pemulihan permintaan pasar.
"Sementara ini kami masih berupaya mencapai proyeksi tersebut," imbuh Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis, Jumat (25/10).
Pihak UNTR mengutamakan layanan optimal kepada para pelanggan, termasuk dalam lingkup layanan purnajual. Hal ini demi memastikan alat berat yang dioperasikan pelanggan memiliki produktivitas yang andal dan umur pakai yang optimal.
Sumber: https://industri.kontan.co.id