Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan implementasi Making Indonesia 4.0, menjadi strategi kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai negara 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.

"Kinerja sektor manufaktur yang baik ini, tentunya dipacu dengan penerapan Making Indonesia 4.0 yang merupakan strategi kunci bagi Indonesia untuk menjadi negara 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030," kata Menperin Agus dalam acara penguatan industri melalui optimalisasi teknologi, penghargaan rintisan teknologi industri, dan penghargaan indi 4.0 tahun 2024 di Jakarta, Selasa.

Akselerasi itu bisa dilakukan, mengingat laporan 76 pelaku industri yang tergabung dalam Champion Indi 4.0 menyatakan adanya penurunan konsumsi energi yang mencapai 4--40 persen, peningkatan produktivitas 5--22 persen, dan penurunan harga produksi 3--78 persen.

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan keberhasilan implementasi pemajuan industri tersebut, tidak lepas dari adanya kemajuan ekosistem inovasi yang semakin baik. Menurut dia, hal itu ditandai dengan naiknya peringkat Global Innovation Index Indonesia pada tahun ini ke peringkat 54.

"Sejak 2013 sampai 2021, Global Innovation Index Indonesia berada di peringkat 83, 85, dan 87. Baru pada 2022 naik ke peringkat 75, kemudian 2023 naik lagi ke peringkat 61, dan 2024 ini naik ke peringkat 54," kata dia.

Selain itu, Menperin menyampaikan, International Institute for Management Development (IMD) turut merilis World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 yang berisi peringkat daya saing berbagai negara di dunia.

Saat ini Indonesia telah berada di peringkat 27 dari 67 negara, yang menjadikan RI berada pada posisi tiga besar di wilayah Asia Tenggara, yakni di bawah Singapura yang menempati peringkat satu.

"Dalam rilisnya tersebut, IMD menggunakan parameter inovasi dan teknologi sebagai bagian dari beberapa parameter yang berperan dalam kriteria pembobotan dan pemeringkatan daya saing negara-negara di dunia," ujarnya.

Kemenperin mencatat, sektor industri manufaktur Indonesia tetap menjadi prime mover perekonomian nasional dan mencatatkan capaian yang positif.

Hal ini dapat dilihat dari kontribusi industri pengolahan nonmigas pada PDB nasional triwulan II 2024 yang tetap menjadi penyumbang terbesar, yaitu 16,70 persen dengan pertumbuhannya yang mencapai 4,63 persen.

Selanjutnya, nilai investasi industri pengolahan nonmigas pada triwulan II 2024 yang mencapai Rp169,18 triliun, atau setara dengan 39,49 persen dari total investasi nasional.

Sumber: https://www.antaranews.com