Di sebuah desa terdapat jembatan yang rusak. Kepala desa sepakat untuk memperbaikinya. Mereka mempekerjakan satu orang tukang untuk itu.

Ketika dalam rapat dibahas, bahwa perlu ada satu orang karyawan untuk membeli kebutuhan sang tukang. Direkrutlah orang untuk belanja.

Karena butuh orang yang memastikan agar pekerja di lapangan bekerja dengan baik direkrutlah seorang petugas pengawas lapangan.

Kemudian dikatakan bahwa untuk keperluan administrasi disepakati bahwa perlu ada seorang akuntan. Ditambahkanlah satu orang akuntan.

Kemudian karena berbicara mengenai akuntabilitas maka diperlukan auditor untuk mengawasi akuntan. Masuklah sang auditor baru.

Karena jumlah timnya cukup banyak dan antar divisi, maka dikatakan perlu tambahan seorang manajer untuk membawahi semuanya.

Setelah proyek berjalan, ternyata budget yang diperlukan membengkak. Dana tidak cukup. Karena itu kepala desa dan jajarannya sepakat untuk memecat sang tukang untuk mengurangi biaya.

Mungkin Anda tertawa, loh, kalau tukangnya dipecat terus yang benerin jembatannya siapa?

Kadang kita juga suka terjerumus dengan hal-hal seperti itu. Kita harus memisahkan mana yang benar-benar penting. Mana yang benar-benar perlu kita prioritaskan. Jangan sampai kita sibuk sekali dengan semua embel-embel ini itu, tapi lupa mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan.

Sumber: https://iphincow.com