Memahami diri sendiri secara utuh sebelum memahami orang lain, tidak dipungkiri lagi sudah menjadi bagian dari karakter sukses seseorang. Selain itu ada faktor keberhasilan lainnya yang harus kita pahami betul yaitu memahami mimpi di masa depan dan  kesalahan di masa lalu.  Lalu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah membenahi diri sendiri.

Pembenahan diri ini lebih dikenal sebagai intropeksi. Dimana kita mencari waktu tersendiri untuk merenung secara panjang dan dalam tentang apa yang sudah kita lakukan dan memikirkan langkah ke depannya. Apa yang sudah kita lakukan termasuk kesalahan yang sudah pernah kita jalani dan efek ke depan yang akan kita hadapi.

Lebih dalam lagi, sesungguhnya intropeksi bukan sekedar perenungan. Ini lebih ke arah perbaikan diri hingga menemukan titik kerusakan yang telah membuat kita tidak bisa maju. Titik kerusakan ini mungkin tidak dirasakan sekilas oleh diri kita dan orang lain. Tapi kita bisa merasakan ada sesuatu yang salah yang menghambat jalan kita ke depan.

Bila kita merasa bahwa kita sudah melakukan banyak  hal, tapi selalu saja merasa bahwa kita tidak pernah bisa melesat maju karena ada luka dan kepahitan yang tidak bisa juga lepas dan mematahkan keinginan kita, mungkin beberapa hal ini harus kita lakukan :

    Memilah Masalah

Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang-orang yang tidak bisa beranjak untuk maju adalah ketidakmampuan untuk memilah masalah.

Masalah yang satu dan yang lainnya dijadikan satu hingga serasa bahwa masalah hidupnya terlalu berat dan bertumpuk-tumpuk. Padahal ketika masalah itu ditulis satu persatu akan terlihat dengan jelas mana masalah yang bisa diselesaikan dengan segera dan mana masalah yang bisa diselesaikan berikutnya. Dengan begini masalah akan selesai satu persatu hingga tidak ada lagi namanya terbelit dalam masalah.

    Memandang Dari Sisi Lain

Seringkali, ketika kita bermasalah dan masalah itu datangnya dari orang lain, kita selalu berada dan memandang dengan teropong yang kita miliki. Kita tidak mencoba untuk memandang masalah dari sudut orang yang bermasalah.

Misal, seorang begitu  menjengkelkan kita sehingga setiap kali bertemu dengannya kita akan merasa sebal. Lalu kita membayangkan dia adalah seseorang di masa lalu kita yang kita benci hingga bertumpuklah kebencian kita terhadapnya. Padahal jika kita mau menjernihkan sedikit apa yang ada di kepala kita tentangnya maka cara pandang kita terhadapanya akan lebih mudah dan lebih menyenangkan.

    Ubah Cara Pandang.

 Memandang dari sisi lain juga berkaitan dengan cara pandang kita ketika seseorang melakukan kesalahan pada kita.

Orang yang suka melontarkan kritik pada kita, bukan harus dibenci. Sekali dua kali kritik bisa membangun karakter kita tapi kalau kritik itu terus-menerus dilakukannya pada kita, coba perhatikan dengan baik. Apakah kritik itu hanya disampaikan pada kita atau kepada orang lain dengan intensitas yang sama dengan kita? Kalau sudah begitu harusnya kita harusnya kasihan pada si pemberi kritik itu, karena bisa jadi ia tidak punya bahasa komunikasi lain yang bisa diucapkannya selain hanya  kritik dan kritik.

Bantulah orang itu untuk berubah kalau kita benar-benar kasihan padanya. Atau tegurlah ia karena jangan-jangan ia melakukan kritik sebagai bentuk pelampiasan di masa lalu ketika orang-orang suka mengkritiknya.

    Salah Siapa?

Untuk setiap kesalahan yang orang lakukan kepada kita dan kita anggap itu adalah suatu kesalahan, sebaiknya mulai dipikirkan lebih dalam lagi. Apakah orang itu benar-benar salah atau memang kita yang harus benar-benar melakukan pembenahan secara total pada diri kita sendiri?

Bila orang itu memanfaatkan kita, coba pikir baik-baik. Ia memanfaatkan kita atau memang kita menyediakan diri kita untuk terus menerus dimanfaatkan olehnya sehingga hal itu menjadi suatu kebiasaan untuknya? Kalau hasil intropeksi kita menunjukkan bahwa kita bukan orang yang mudah dimanfaatkan maka mulailah menghindar dari teman seperti itu, bila kita tidak mampu lagi menolaknya.

Bila ada orang yang merendahkan kita, memburukkan kita atau menjelekkan kita baik di belakang atau di depan kita, coba  pikirkan masak-masak. Kita yang memang kelihatan pantas untuk direndahkan, atau memang seseorang itu iri dengan prestasi kita? Kasihani orang yang melakukan hal itu dan teruslah berprestasi.

    Balas Dengan Kebaikan

Membalas keburukan orang lain dengan kebaikan bukan hanya bisa dilakukan oleh malaikat saja. Kita sebagai manusia bisa melakukannya sebagai bagian dari pembenahan diri kita sendiri.

Ketika kita memaafkan orang yang menyakiti kita itu artinya adalah bahwa kita menyediakan ruang yang lebar untuk sebuah maaf. Itu juga artinya kita tidak menimbun sampah bernama luka sebab tumpukan luka  hanya akan merusak diri kita ke depannya.

    Hidup Ini Indah

Hidup ini indah bila kita melihatnya dari sisi yang indah. Tapi ketika kita melihatnya dari sisi sakit hati dan trauma kita maka keindahan itu akan terhapus dengan seketika.

Sadari itu sepenuhnya hingga kita benar-benar bergerak untuk melakukan pembenahan pada diri kita sendiri.

Selamat mencoba.

Sumber: https://andriewongso.com