Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjadikan hidup lebih baik. Selagi masih di awal tahun, kita perlu selalu diingatkan, jika rencana tak segera diikuti dengan tindakan, bisa jadi selamanya hanya akan berujung pada khayalan. Bagaimana jika keadaan masih belum sesuai dengan harapan? Yakinlah dengan usaha yang konsisten, pelan tapi pasti, impian akan jadi kenyataan.

Berikut enam hal yang menurut Stephen Covey, penulis buku megabestseller, 7 Habits of Highly Effective People, akan membuat bulan-bulan ke depan akan semakin cemerlang dan menjadikan hidup lebih terarah. 1. Jadilah lebih proaktif
Yang dimaksud di sini bukan sekadar selalu mengambil inisiatif untuk setiap yang menjadi tanggung jawab di bidang yang kita jalani. Namun, kita benar-benar harus bisa memberdayakan diri sendiri dan sekitar kita dengan apa pun profesi yang dijalankan. Sehingga, tanggung jawab yang kita emban akan menjadikan kita jauh lebih bermanfaat bagi diri dan lingkungan.

Kadang, kita sering kali malah meng-underestimate peran kita dalam posisi yang sedang dijalani saat ini. Padahal, setiap profesi sebenarnya pasti punya manfaatnya tersendiri. Karena itu, proaktif dalam konteks di sini bisa kita maknai sebagai upaya untuk menjadikan peran kita benar-benar menjadi satu bagian yang mampu menjadi “pelengkap” satu sama lain. Misalnya, seorang sopir akan jadi “kekuatan” bagi “bos” yang disopirinya, saat ia mampu mengemudi dengan profesional dan selalu mengantarkan sang bos ke tempat yang dituju dengan selamat. Tanpa disadari, profesionalitasnya ini barangkali akan menjadikan banyak deal-deal besar bisa termaksimalkan karena peran sang sopir yang bisa mengantarkan bos tepat waktu.

2. Tajamkan “kapak”
Ada banyak hal penting dalam hidup. Dan, bisa jadi semua terasa penting. Namun, kita tetap harus bisa menentukan mana prioritas yang harus kita pertajam fokusnya untuk diselesaikan segera. Menajamkan “kapak” ini bisa diartikan sebagai memilih dan memilah mana proses kerja yang harus dimaksimalkan, sehingga semua urusan bisa terselesaikan dengan baik.

Ada rumusan yang sering kita kenal dengan hukum pareto 20:80. Di sini, saat kita berhasil memprioritaskan 20% hal terpenting, maka sisanya yang 80% akan lebih mudah terselesaikan—dengan sendirinya. Jadi, mari pertajam fokus di mana “kapak” kita akan diayunkan, sehingga benar-benar bisa menjadikan waktu demi waktu berjalan lebih efektif dan efisien.

3. Coba untuk mengerti, sebelum ingin dimengerti
Dalam percakapan yang terjadi sehari-hari, sering kali kita cenderung saling berinteraksi dengan lebih banyak mendominasi omongan. Padahal, kita sejatinya tercipta dengan dua telinga dan hanya satu mulut. Ini bisa diartikan bahwa sejatinya kita harus lebih banyak mendengar dibanding berbicara.

Karena itu, untuk lebih sukses ke depan, ada baiknya kita lebih mengutamakan mendengar terlebih dahulu, sebelum minta untuk didengar. Kita lebih mengutamakan memahami dulu, sebelum minta dipahami. Dengan cara ini, menurut Covey, kita sebenarnya sedang “berinvestasi” untuk menjadikan partner bicara sebagai bagian yang akan “ikut” menyukseskan setiap langkah yang akan kita tempuh ke depan. Ibaratnya seorang sales yang baik, ia akan lebih mendengar dulu kebutuhan orang yang akan ditawari produknya, dibanding langsung menawarkan tanpa tahu apa yang diinginkan sang calon konsumen. Dengan pendekatan “memahami” lebih dulu, akan menjadikan sang sales justru bisa menawarkan banyak solusi bagi konsumen sehingga ia mau memakai produknya.

4. Mulailah dengan visi akan seperti apa kita ke depan
Kadang, kita hidup hanya sekadar menjalani hidup. Padahal, saat kita menentukan arah ke mana akan melangkah, kita pasti akan lebih mudah mengarahkan jalan kita menuju impian. Bahkan, bagi orang yang sering menyebut bahwa hidup hanya laksana air mengalir alias apa adanya—pun sebenarnya punya tujuan—disadari atau tidak. Bukankah air selalu mengalir menuju tempat yang lebih rendah? Air juga selalu menuju pada muara yang akhirnya terus menuju ke sungai dan berujung di laut?

Dengan benar-benar tahu apa yang hendak kita tuju, target besar dan menantang apa yang hendak kita selesaikan, kita akan jauh lebih bisa mengarahkan kaki dan tangan—serta tubuh dan jiwa—pada tujuan demi tujuan. Sehingga, tanpa disadari, saat menengok ke belakang, sudah banyak “jejak” sukses yang telah kita raih. Jadi, sudahkah kita menentukan hendak melangkah ke mana dengan visi yang telah kita canangkan sebagai sebuah resolusi di awal tahun lalu?

5. Bangun misi hidup yang jelas
Disadari atau tidak, kita hidup dengan nilai dan keyakinan yang mengarahkan kita pada sikap dan perilaku tertentu. Di sanalah, sebenarnya identitas kita akan terbentuk. Si A dikenal sebagai orang yang baik, si B dikenal orang yang cekatan, si C disebut sebagai orang yang tekun, semuanya sebenarnya dikenal karena nilai hidup yang dianutnya.

Karena itu, dengan mengetahui persis misi hidup kita, tujuan yang hendak dicapai, dan nilai seperti apa yang akan kita kembangkan dalam hidup, kita akan lebih mudah mengarahkan diri pada pencapaian-pencapaian yang hendak kita wujudkan. Jadi, menurut Anda, apa yang paling penting dalam hidup Anda saat ini untuk diperjuangkan? Bisa jadi, itulah misi hidup yang Anda cari selama ini.

6. Berpikir menang-menang
Ada kalanya kita hidup ada yang menang dan kalah, ada saat gagal dan sukses. Kita harus menerima itu, apa pun posisi yang kita dapat. Namun, dengan berpikir menang-menang, apa pun hasil yang kita capai, sebenarnya kita telah jadi “pemenang” sesungguhnya. Saat berada di atas, kita menghargai yang sedang ada di bawah—bahkan bisa menantingnya untuk ikut naik ke atas. Saat sedang di bawah, kita pun tak akan merasa sangat terpuruk karena sadar bahwa suatu saat, kita pun berhak berada di atas.

Mari, kita sadari potensi dan terus gali hal positif di sekitar kita. Masih ada cukup banyak waktu ke depan yang bisa kita maksimalkan. Namun yang terpenting, apa yang bisa kita lakukan hari ini—apa pun profesi dan peran kita—agar bisa mencapai hasil terbaik sesuai yang kita harapkan.

Sumber: http://www.andriewongso.com