Bicara mengenai keberanian, mengingatkan saya pada Chinese proverb 一不怕苦, 二不怕死 Yī bù pà kǔ, èr bù pà sǐ (jangankan namanya penderitaan, kematian pun berani dihadapi). Pepatah ini digunakan untuk menggambarkan orang yang berani bertindak.

Mengapa keberanian untuk bertindak begitu penting? Karena tanpa keberanian bertindak maka tidak ada action. Tanpa action, tidak ada langkah awal. Tanpa langkah awal, maka tidak ada pula langkah menuju titik akhir.

Sebenarnya, setiap orang mempunyai kesempatan dan peluang untuk sukses. Tetapi karena takut maka mereka tidak bergerak sama sekali. Alasan klasik selalu menjadi hambatan, seperti: takut gagal, takut kecewa, takut tantangan, takut rugi, takut kerja keras, takut menghadapi persaingan dan segudang takut yang tidak berkesudahan.

Perlu diingat:
Peluang dan kesempatan menjadi sia-sia, jika tidak didukung keberanian untuk mewujudkannya.

Sebaliknya, sikap mental berani bertindak pasti dimiliki orang-orang sukses. Mereka berani bertindak, berani mengambil risiko dan berani berada di garis depan menerobos kegelapan dan ketidakpastian. Bagi mereka, segala macam ancaman, tantangan, dan rintangan menjadi “nutrisi” yang memperkuat semangat dan gairah untuk selalu bergerak, bergerak, dan bergerak ke depan.

Namun sadari: keberanian yang dimaksud tidak sama dengan 有勇无谋 yǒu yǒng wú móu (hanya berani tanpa mempunyai kebijaksanaan, perhitungan, dan strategi) apalagi nekad, sembrono, dan ugal-ugalan.

Coba simak kisah di bawah ini yang menggambarkan kolerasi antara keberanian dan kesuksesan, serta membangkitkan semangat dan keberanian untuk bertindak:

Untuk mengetahui pengaruh kesuksesan dengan keberanian mengambil risiko, seorang psikolog melakukan penelitian dengan melibatkan sekelompok orang dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang relatif sama. Mereka ditempatkan di suatu gedung untuk mengikuti serangkaian percobaan.

Setelah semua relawan terkumpul, mereka dibawa ke ruang yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Di dalam ruangan yang remang-remang, ketua tim peneliti menberitahukan kepada seluruh peserta bahwa di seberang kolam ada sebuah medali yang terbuat dari emas murni. Untuk mendapatkannya setiap orang harus melewati jembatan gantung. Jika gagal dan jatuh, ada risiko cedera, namun tim medis siap memberikan pertolongan.

”Siapa yang berani mencoba...?” tanya ketua tim peneliti menantang.
Ternyata lebih banyak di antara mereka yang berbisik-bisik dan hanya berdiskusi tentang risiko yang akan dihadapi.

”Ayo, siapa yang berani...?” tanya ketua tim peneliti lagi.
Dari sekumpulan orang yang ragu-ragu, tiba-tiba muncul seorang pria yang siap mengambil tantangan. Setelah berada di depan jembatan gantung, ia tarik nafas dalam-dalam, setelah itu dengan hati-hati melewatinya.

”Yeah... aku berhasil!!” terdengar suara teriakan kegembiraan di seberang sana.

Setelah itu, ketua tim peneliti menghidupkan beberapa bola lampu dan membawa peserta lebih dekat ke jembatan. Ternyata, di bawahnya telah dipasang jaring pengaman.

Ketua tim bertanya lagi, ”Siapa yang berani mencoba...?” Kali ini, hanya ada tiga orang yang maju dan mereka semuanya berhasil melewati tantangan tersebut.

Kemudian sisanya bertanya, ”Pak, apakah jaringannya kuat menahan beban orang...?”
Jawab ketua tim, ”Jaring ini cukup kuat menahan beban sampai lima puluh orang sekaligus, tetapi sayangnya kesempatan sudah tidak ada lagi.”

Pembaca yang bijaksana,

Ketika Anda dihadapkan dengan peluang dan kesempatan emas tetapi tidak mempunyai nyali untuk melangkah, selalu khawatir untuk bertindak, bimbang untuk mengambil keputusan, maka sia-sialah hidup ini, karena kesempatan yang sama tidak datang dua kali.

Lalu bagaimana mendapatkan keberanian itu? Perlu diingat, keberanian tidak bisa dibeli. Ia
berasal dari dalam diri Anda sendiri dan dari apa yang Anda percaya
. Percayalah bahwa Sang Pencipta tidak pernah memberikan tantangan dan cobaan di luar kemampuan Anda. Percayalah setiap kegagalan pasti ada jalan keluarnya. Jika pintu kanan tertutup, masih ada pintu kiri. Serta yang tidak kalah penting, percayalah bahwa Anda unik, Anda mampu, Anda seorang pemenang, dan bukan pecundang.

Salam sukses untuk Anda!

Sumber: http://www.andriewongso.com