Saat ini, banyak orang yang mendambakan sukses. Tetapi, sayangnya, banyak juga yang ingin sukses secara instan dan melakukan segala cara untuk mencapai impian yang didamba. Akibatnya, sukses yang didapat pun tak cukup kokoh saat menghadapi terjangan badai kehidupan.

Sejatinya, semua pasti berproses dan perlu waktu. Layaknya manusia yang lahir tidak bisa langsung jalan. Dan, saat bisa jalan, tidak bisa pula langsung berlari. Ini sejalan dengan pengertian yang terdapat dalam judul artikel ini.

Jika ada suatu prestasi yang sepertinya didapat secepat kilat, saya yakin pasti di balik itu ada proses dan perjuangan berat, yang barangkali tidak kita ketahui. Seperti kisah miliarder muda dari usaha dunia maya—yang belakangan sering jadi inspirasi untuk mencapai kesuksesan banyak orang—mereka pun tak sehari dua hari membangun bisnisnya.

Seperti juga pepatah barat yang menyebut Rome was not built in one day, Romawi tidak dibangun hanya dalam sehari. Kejayaan bangsa Romawi yang begitu kuat pada zamannya itu pun mengalami proses panjang sehingga mereka menjadi legenda bangsa zaman dahulu kala.

Untuk memahami lebih jauh tentang kekuatan proses, kita bisa coba belajar dari fabel yang telah diadaptasi berikut ini:

Alkisah ada tiga ekor anak kelinci yang siap mandiri. Saat akan pergi, sang ibu berpesan agar berhati-hati dengan serigala jahat. Beliau berpesan agar ketiga anaknya membangun rumah yang kokoh dan bagus agar bisa terbebas dari ancaman musuh. Setelah mendapat wejangan itu, pergilah ketiga kelinci tersebut mencari jalan kehidupannya masing-masing. Hingga, sampailah mereka di sebuah hutan yang akan dijadikan tempat hunian.

Kelinci pertama langsung membuat rumahnya dari tumpukan jerami yang ia dapatkan dengan mudah di sekitar lokasi ia berada. Karena mudah mendapatkan bahan, rumah jeraminya pun segera selesai.

Kelinci kedua juga cepat-cepat membangun rumahnya. Ia membangun sebuah rumah dari ranting yang berjatuhan di sekitar lahan tersebut. Karena tinggal mengambili ranting kering yang tersebar, ia pun dengan cepat menyelesaikan rumahnya.

Kelinci ketiga, mengingat pesan ibunya, memilih untuk bekerja lebih keras. Maka ia menebang kayu untuk membangun rumahnya. Lalu, karena memikul kayu yang cukup banyak, ia pun tak bisa selesai dengan cepat seperti kedua saudaranya. Oleh mereka, ia dianggap lamban dan tak bisa bekerja cekatan. Namun, kelinci ketiga ini tak mendengarkan ejekan kedua saudaranya. Ia terus bekerja agar mampu membangun rumah yang kohoh.

Beberapa bulan kemudian, hutan itu kedatangan serigala yang kelaparan. Dan, seperti pesan sang ibu, ketiga kelinci itu pun bersembunyi ke rumah masing-masing. Namun serigala dengan mudahnya merobohkan rumah dari jalinan jerami, maupun rumah dari ranting. Beruntung, kedua kelinci berhasil lari dari pintu belakang dan berlindung ke rumah kelinci ketiga. Serigala pun segera calon mangsanya ke rumah terakhir. Namun, karena kayu yang dijadikan dinding adalah kayu berat pilihan, dan dibuat dengan proses yang sangat cermat, rumah itu sangat kuat.

Serigala tak berhasil masuk, terlalu lelah, dan akhirnya memutuskan mencari mangsa lain. Maka, ketiga kelinci itu pun terselamatkan. Kelinci pertama dan kedua pun meminta maaf karena pernah mengejek saudaranya itu. Mereka berjanji, akan bekerja lebih keras untuk membangun rumah yang lebih kokoh.

The Cup of Wisdom

Kisah tersebut memang hanya ilustrasi yang pernah saya baca. Tetapi, dari sanalah, kita bisa memahami bahwa semua ada proses, selalu ada yang harus diperjuangkan dalam kehidupan kita. Pengertian ini juga sangat pas dibagikan kepada anak-anak kita, juga generasi muda yang sedang berjuang membangun masa depannya.

Mari, kita camkan baik-baik, setiap sukses perlu proses. Setiap perjalanan panjang, pasti dimulai dari langkah kecil. Dan, setiap ujian kehidupan, adalah “vitamin” yang menguatkan proses perjuangan. Semoga dengan pengertian tersebut, kita akan mampu menikmati setiap proses untuk meraih sukses yang sejati.

Salam sukses, luar biasa!

SUmber: http://www.andriewongso.com